Menengok Kampung Pecinan di Aceh, Jejak Laksamana Cheng Ho
Sekitar 1.000-an KK atau 4.000-an orang etnis Tionghoa dari empat suku yaitu Hakka, Hainan, Konghu, dan Tio-Ciu menjadi jejak sang laksamana.
Editor: Mohamad Yoenus
“Itu merupakan inisiatif dari Yayasan Hakka, Pemerintah Gampong Peunayong, dan Organisasi Pemuda setempat. Ide tersebut sudah lama kami wacanakan bersama Dinas Perhubungan dan Pariwisata (Disbudpar) kota Banda Aceh,” ujar Aky.
Gapura di Gang Pasar Jalan WR Supratman mencerminkan perkawinan budaya antara etnik Tionghoa dan Aceh.
Gambar naga dan payung khas Cina bersanding serasi dengan pintu dan kopiah khas Aceh.
Kesemuanya juga dalam sentuhan warna kuning keemasan berlatar merah menyala.
Simbol raja diraja dan kemakmuran dari dua budaya berbeda.
Tulisan latin berbahasa Indonesia dengan sentuhan nuansa huruf Kanji menampilkan wajah baru Peunayong.
Akulturasi budaya hingga perkawinan dengan penduduk lokal menjadi alasan dibalik lahirnya keberagaman tersebut.
Gapura ‘Cina Town, Peunayong Gampong Keberagaman’ menjadi ikon baru tempat itu. Darah baru sektor pariwisata.