Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Teh Hitam Khas Pagaralam Sumsel Tersohor hingga Timur Tengah dan Eropa

Setiap tahun, Pagaralam harus menyiapkan ribuan ton teh hitam untuk memenuhi permintaan luar negeri.

Editor: Mohamad Yoenus
zoom-in Teh Hitam Khas Pagaralam Sumsel Tersohor hingga Timur Tengah dan Eropa
Sriwijaya Post/Wawan Septiawan
Seorang karyawan PTPN VII Pagaralam memproduksi teh berkualitas ekspor yang dipetik dari perkebunan teh di sekitar Gung Dempo, Pagaralam, Sumsel. 

Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Wawan Septiawan

TRIBUNNEWS.COM, PAGARALAM - Banyak yang tidak tahu kalau Kota Pagaralam, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) punya oleh-oleh khas berupa produk teh yang diakui dunia.

Teh Hitam namanya. Meski tidak begitu populer di Indonesia, teh jenis ini sangat terkenal di Asia, Timur Tengah bahankan Eropa.

Setiap tahun, Pagaralam harus menyiapkan ribuan ton teh hitam untuk memenuhi permintaan luar negeri.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, teh hitam Gunung Dempo ini terbuat dari 100 persen bahan alami tanpa bahan pengawet.

Daun teh dipetik langsung secara manual dari kebun teh di kaki Gunung Dempo, Kota Pagaralam.

Produk teh hitam asli Pagaralam diklaim mampu mendongkrak posisi Indonesia ke peringkat lima sebagai negara penghasil teh terbaik di dunia setelah Kenya, Srilangka, India, dan Tiongkok.

Teh HItam
Seorang karyawan PTPN VII Pagaralam memproduksi teh berkualitas ekspor yang dipetik dari perkebunan teh di sekitar Gung Dempo, Pagaralam, Sumsel. (Foto-foto Sriwijaya Post/Wawan Septiawan)
Berita Rekomendasi

Menurut sejumlah pemilik situs online yang memasarkan produk ini, teh hitam Pagaralam terkenal unggul kualitasnya.

Ini disebabkan letak geografis perkebunan teh yang dibangun perusahaan Belanda pada 1929 ini, berada pada ketinggian 1.000-1.900 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata antara 2.500-3.000 mm.

Kemudian didukung suhu berkisar 15-26 derajat celsius dan kelembaban udara antara 60-80 persen.

"Semakin tinggi teh itu ditanam, maka semakin tinggi pula kandungan catechins antioxidants-nya. Hanya perkebunan teh Gunung Dempo yang memiliki ketinggian tersebut". Demikian ditulis Afriyatni di situs jual beli online tersebut.

Teh Hitam
Seorang warga bermain paralayang di atas hamparan kebun teh milik PTPN VII di Kota Pagaralam, Sumsel.

Di beberapa situs komunitas pencinta teh dunia juga banyak memuat tentang khasiat dari teh hitam asal Pagaralam ini.

Antara lain, mencegah atau mengurangi penyakit jantung, mengurangi risiko darah tinggi, mencegah asam urat, mengurangi kolesterol atau gula darah, memperbaiki pencernaan, melangsingkan tubuh, memperlambat proses penuaan dan menghaluskan kulit.

Dengan berbagai khasiat dan keistimewaannya, tidak heran kalau teh asli Pagaralam diminati negara-negara besar di Timur Tengah dan Eropa sejak lama.

Bahkan belum lama ini, Jepang meminta PTPN VII yang mengelola perkebunan teh ini mengirim 1.000 ton per tahun ke negeri "Matahari Terbit" itu.

Teh HItam
Teh Hitam Pagalaram, Sumsel.

Manajer PTPN VII Perkebunan Teh Gunung Dempo, Daniel Solihin didampingi Humas PTPN VII Sugianto mengatakan pihak Jepang memang sudah lama menginginkan teh hitam hasil produksi PTPN VII di Pagaralam.

Namun karena pengelolaan masih menggunakan mesin ortodok peninggalan Belanda, permintaan itu belum bisa dipenuhi.

"Sekarang kita sudah siap. Kita sudah punya mesin baru, Curling Tiring Cuting (CTC) yang bisa memproduksi teh lebih cepat," kata Daniel.

Menurut dia, PTPN VII satu-satunya perusahaan yang memiliki mesin CTC di Indonesia.

Dengan mesin ini, proses pembuatan teh lebih terjamin kualitas dan kebersihannya.

Selain itu, lebih hemat tenaga karena cuma butuh enam pekerja saja.

Menggunakan mesin CTC, dalam satu kilogram daun teh bisa menghasilkan 400 gelas.

Sementara mesin ortodok hanya mampu 100 gelas.

Untuk Jepang saja, PTPN VII harus menyiapkan setidaknya tiga ton per hari. Belum melayani permintaan dari negara-negara lain.

Teh Hitam
Seorang karyawan PTPN VII Pagaralam menunjukkan contoh beberapa jenis teh yang dihasilkan dari perkebunan teh di Kota Pagaralam

Ia menjelaskan, dari lima jenis teh Gunung Dempo yang dihasilkan, Jepang minta dua jenis dengan kualitas terbaik.

"Sebenarnya harga teh tidak bisa bersaing karena teh luar juga masuk ke Indonesia seperti Srilangka dan India yang merupakan saingan terbesar. Tapi dengan kerjasama ini, mudah-mudahan harga teh kita lebih baik," ujar Daniel.

Harga jual teh hasil produksi PTPN VII bervariasi.

Teh yang diolah menggunakan mesin CTC dibandrol US 3 dolar dan Jepang berani membeli 6 dolar per kilogram.

Sementara teh yang diproduksi dengan mesin ortodok, hanya dihargai 1 dolar.

"Untuk penjualan teh Gunung Dempo ini melalui sistem lelang di KPP Jakarta. Sebelum dikirim ada kualiti kontrol dan pengecekan aroma dan cita rasa teh itu sendiri agar bisa bersaing," katanya.

Manis Tanpa Gula

Ada puluhan macam jenis teh yang diproduksi PTPN VII di Kota Pagaralam.

Antara lain, teh hitam jenis premium, CTC dan teh hitam ortodok.

Dari berbagai jenis tersebut, teh hitam CTC dianggal memiliki kualitas paling tinggi.

Jenis teh hitam CTC bentuk dan rasanya sangat berbeda dengan teh hitam yang biasa dikonsumsi.

Teh jenis ini bentuknya bulat kecil, sedangkan rasanya terasa manis meskipun tanpa menggunakan gula.

Teh Hitam
Jenis-jenis teh hitam.

Menejer Humas PTPN VII, Sugianto mengatakan semua jenis teh hitam yang diproduksi PTPN VII di Pagaralam memiliki kualitas baik.

Namun jenis teh hitam CTC yang banyak disukai konsumen dari luar negeri.

"Kita memang memproduksi beberapa jenis teh, baik itu teh hitam, teh hijau dan teh lainnya. Namun teh hitam yang menjadi produk andalan kita," kata Sugianto.

Menurut dia, konsumen teh hitam tidak hanya datang dari dalam negeri tapi juga Asia dan Eropa.

Teh CTC memang diproduksi berbeda dengan teh hitam lainnya.

Daun teh dipetik secara manual dengan tangan untuk memastikan kualitas daun yang bagus.

"Untuk teh hitam jenis CTC memang pemetikannya berbeda, kita masih menggunakan pemetikan tradisional dengan tangan. Selian itu pemetikannya juga harus pagi hari agar kualitas daun teh terjamin," ujarnya.

Pihak PTPN VII hanya memproduksi 2-3 ton teh jenis CTC per hari.

Sedangkan untuk jenis lain pihaknya mampu memproduksi lebih dari 40 ton.

Sugianto mengatakan, teh jenis CTC tidak terlalu banyak diproduksi, karena hasil petikan pekerja tidak terlalu banyak.

Berbeda dengan teh jenis lain seperti teh hitam premium dan ortodok yang jumlah produksinya cukup banyak.

Namun, kata Sugianto, pihaknya hanya memproduk teh saja, sedangkan untuk pemasaran semua diatur pihak PTPN VII pusat.

"Kita kurang tahu berapa jumlah teh yang dikirim ke sejumlah negara luar. Namun yang kita tahu hanya pihak Jepang yang meminta 1.000 ton per tahun teh jenis CTC," katanya.

Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas