Museum Kretek Kudus, Mengisahkan Awal Promo Rokok dengan Mobil Hias hingga Helikopter
Di museum ini juga tersimpan dokumen sejarah keberadaan awal pabrik rokok di Kudus hingga dekade 1990-an.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Mamdukh Adi Priyanto
TRIBUNNEWS.COM, JEPARA - "Tidak ada kebun tembakau kok Kudus bisa jadi Kota Kretek? Akhirnya, saya tahu dan menemukan jawaban di Museum Kretek Kudus ini," kata Yanto, warga Pecangaan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Rokok kretek memang menjadi sumber penghidupan masyarakat Kudus. Banyak pabrik rokok kretek yang tumbuh dan berkembang di kabupaten ini.
Mengajak istri dan anak, Yanto terlihat antusias memutari seisi ruangan Museum Kretek Kudus.
Dia memerhatikan secara seksama alat tradisional pembuat rokok kretek dan produk kretek zaman dahulu yang memenuhi ruang pamer museum.
Bukan untuk mengenalkan rokok jika Yanto mengajak turut serta buah hati.
Dia ingin, sang anak mengetahui sejarah dan perkembangan industri yang ada.
Museum Kretek Kudus, di Desa Getaspejaten, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. (Foto-foto Tribun Jateng/Mamdukh Adi Priyanto)
Di museum ini juga tersimpan dokumen sejarah keberadaan awal pabrik rokok di Kudus hingga dekade 1990-an, dilengkapi contoh perlengkapan yang digunakan.
Termasuk di antaranya, dokumentasi kiprah Nitisemito, pendiri Pabrik Rokok Bal Tiga.
Nitisemito termasuk pengusaha rokok sukses di eranya.
Mendirikan pabrik rokok tahun 1917, dia memanfaatkan mobil hias bahkan helikopter sebagai sarana promosi.
Hadiah mobil bagi penukar longsong rokok menjadi strategi menggenjot penjualan.
Diorama yang menggambarkan proses produksi dan suasana pabrik rokok kretek ditempatkan di beberapa sudut museum.
Ada juga mini bioskop, yang bisa menampung hingga 20 orang, yang memutar film dokumenter terkait industri rokok kretek.
Pengunjung harus membayar Rp 20.000 untuk menikmatinya.
Replika pabrik rokok Kudus.
Museum ini dibangun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus yang menggelontor dana Rp 4 miliar dari pos bagi hasil cukai dan tembakau, serta para pengusaha rokok yang tergabung dalam Persatuan Pengusaha Rokok Kudus (PPRK) tahun 1985
Museum yang digagas Gubernur Jawa Tengah era 1980, Supardjo Rustam, itu memiliki 1.195 koleksi.
Termasuk di antaranya, benda-benda promosi rokok di masa lalu hingga masa kini.
Museum yang menempati lahan seluas 2,5 hektar di Desa Getaspejaten, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, itu tak hanya memiliki ruang pamer.
Ada pula bangunan rumah adat kudus ukuran 8x10 meter buatan abad 17.
Rumah adat Kudus.
Sementara di belakang bangunan mesuem, terdapat wahana bermain anak berupa papan luncur dan ayunan, serta arena bermain air.
Museum Kretek merupakan satu-satunya museum rokok di Indonesia.
Museum yang buka setiap hari pukul 07.30 WIB-16.00 WIB ini dilengkapi gerai souvenir, musala, tempat parkir dan kios kuliner yang luas.
Untuk mengetahui sejarah perkembangan industri rokok di Kudus ini, anda cukup merogoh kocek Rp 1.500 saat berkunjung Senin-Sabtu.
Sementara, tiket masuk naik menjadi Rp 2.000 per orang di hari Minggu atau hari libur nasional.
Dari Kota Semarang, Museum Kretek bisa dicapai menggunakan kendaraan umum.
Anda bisa naik bus jurusan Semarang-Kudus dan turun di Terminal Kudus.
Tarif bus sekitar Rp 8.000-Rp 10.000 per Juni 2016. Perjalanan dilanjutkan naik angkutan dengan tarif sekitar Rp 5.000.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.