Pernah Merasakan Sensasi di Tengah Kumpulan Kupu-kupu? Datang ke Taman Gita Persada Lampung
Taman Kupu-kupu Gita Persada memiliki lebih kurang 180 spesies kupu-kupu.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Reporter Tribun Lampung, Heru Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BANDA LAMPUNG - Bagi anda yang bingung menghabiskan hari jelang berbuka puasa, ada satu tempat di Bandar Lampung yang menarik untuk dikunjungi.
Di lokasi ini, selain anda bisa berwisata juga belajar mengenai kehidupan kupu-kupu di Taman Kupu-Kupu Gita Persada.
Taman kupu-kupu ini merupakan satu dari sekian obyek wisata andalan yang ada di Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung.
Di lokasi ini terdapat areal penangkaran kupu-kupu yang beridir di atas lahan seluas lima hektare.
Taman Kupu-kupu Gita Persada Bandar Lampung. (Tribun Lampung/Okta Kusuma Jatha)
Lahan tersebut terdapat di Kaki Gunung Betung yang secara administratif menjadi bagian dari Kelurahan Seumber Agung, Kecamatan Kemiling.
Keberadaan taman suaka kupu-kupu ini berawal dari upaya pelestarian kupu-kupu di Gunung Betung yang dipelopori oleh Dr Herawati Sorkardi.
Ia adalah salah satu ahli kupu-kupu dari Universitas Lampung.
Pada awalnya lokasi yang digunakan sebagai penangkaran kupu-kupu merupakan lahan kritis.
Dengan semangat membara, sang ahli kupu-kupu tersebut merekayasa lahan sehingga mampu menghadirkan banyak kupu-kupu.
Taman Kupu-kupu Gita Persada memiliki lebih kurang 180 spesies kupu-kupu.
Antara lain Troides helena, perut merah, limau balak, limau halom, limau tutul, kupu hijau, sirsak biru, sirsak hijau, ekor pedang, cacapuri, johar kuning, kertas, buntar, daun cokelat, widuri, dan kepompong emas.
Kupu-kupu di Taman Kupu-kupu Gita Persada Bandar Lampung. (Tribun Lampung/Okta Kusuma Jatha)
Berbeda dengan taman kupu-kupu di daerah lain yang hanya mengumpulkan kepompong lalu dilepas, Taman Kupu-kupu Gita Persada merupakan hasil rekayasa habitat alami menjadi sebuah lingkungan yang benar-benar cocok untuk kehidupan kupu-kupu.
Namun di antara spesies tadi, kupu-kupu dari spesies Troides Helena menjadi primadona koleksi Taman Kupu-kupu Gita Persada.
Kupu-kupu ini memiliki tampilan yang mencolok.
Bentang sayapnya mencapai 17 sentimeter, dengan dominan warna hitam dan corak kekuningan pada bagian tubuhnya.
Spesies kupu-kupu langka lainnya yakni Graphium Agamemnon.
"Pegang saja. Ulat yang akan menjadi kupu-kupu tidak akan membuat gatal. Ini yang membedakan dengan ulat lain," ungkap Herawati Soekardi pendiri Taman Kupu-kupu Gita Persada.
Ia menambahkan, kupu-kupu di taman ini akan terlihat banyak pada bulan Januari hingga Maret.
Meski begitu bulan lainnya masih ada kupu-kupu yang bisa dinikmati keindahan kepaknya.
Untuk dapat masuk ke wisata alam ini, pengunjung akan dikenakan biaya masuk sebesar Rp 10.000 per orangnya.
Di lokasi ini, suasana begitu sejuk dari rindangnya berbagai pohon dan tanaman bunga yang indah yang ditanam.
Serta takjub melihat berbagai kupu-kupu beragam warna berterbangan di sekitar anda.
Oiya, ada satu area yang tidak boleh anda lewatkan saat bertandang ke sini.
Museum kupu-kupu. (Tribun Lampung/Okta Kusuma Jatha)
Tidak jauh dari gerbang pintu masuk Taman Kupu-kupu Gita Persada, terdapat rumah besar yang terbuat dari kayu.
Rumah ini disebut Museum Kupu-kupu, pengunjung dapat melihat ratusan kupu-kupu yang telah diawetkan sejak 2002 dan dilengkapi informasinya.
Selain itu dipajang lukisan kupu-kupu, serta ornamen meja, kursi dan patung yang terbuat dari kayu semakin menambah kesan klasik.
Berbagai aksesoris seperti kalung, cincin, gelang, gantungan, dan lainnya yang berbentuk kupu-kupu tersedia, serta dapat dibeli untuk menambah koleksi pengunjung.
Sementara pengunjung yang ingin mengetahui lebih banyak tentang kupu-kupu bisa masuk ke area penangkaran.
Pengunjung dapat mengetahui mengenai metamorfosis kupu.
Serta dapat melihat telur, ulat, kempong, dan kupu-kupu dari berbagai jenis, bahkan dapat menyentuhnya langsung.
Tea house merupakan area pengunjung yang ingin menikmati minuman atau makanan yang disediakan Taman Kupu Kupu Gita Persada.
Pengunjung tidak dilarang membawa makanan dari luar.
Sementara yang mungkin tidak membawa makanan, dapat memesan di area tea house dengan harga menu yang hanya berkisar Rp 5.000-10.000.