Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejarah Masjid Perak Kotagede, Yogyakarta, Dibangun dari Sumbangan Saudagar Perak

Masjid Perak merupakan salah satu masjid tertua di kawasan Kotagede selain Masjid Gedhe Mataram Kotagede.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Sejarah Masjid Perak Kotagede, Yogyakarta, Dibangun dari Sumbangan Saudagar Perak
Tribun Jogja/Hamim Thohari
Masjid Perak Kotagede di Yogyakarta. 

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Masjid Perak merupakan salah satu masjid tertua di kawasan Kotagede selain Masjid Gedhe Mataram Kotagede.

Masjid Perak terletak di Jalan Mandarakan No 51 Kampung Trunojayan, Kelurahan Prenggan, Kecamatan Kotagede, Yogyakarta.

Nama Perak diberikan karena saat pembangunan masjid tersebut industri perak Kotagede sedang dalam puncak kejayaan, selain itu dana pembangunan Masjid Perak berasal dari sumbangan para saudagar perak Kotagede.

 masjid perak
Masjid ini dulu dibangun dengan bantuan sejumlah saudagar perak di Kotagede.  (Tribun Jogja/Hamim)

Dijelaskan Kamali Anwar selaku ketua takmir masjid Perak Kotagede, berdirinya Masjid Perak tidak lepas dari semakin pesatnya perkembangan agama Islam di kawasan Kotagede.

Saat itu Masjid Gedhe Kotagede tidak mampu lagi menampung jumlah jamaah yang semakin banyak.

Berita Rekomendasi

Pengelolaan masjid yang berada di bawah Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Solo atas Masjid Gedhe juga sering menimbulkan berbagai kesulitan, terutama perizinan jika akan menggunakan masjid tersebut.

“Munculnya gerakan reformasi Muhammadiyah pada masa itu juga menjadi salah satu hal yang melatar belakangi didirikanya masjid Perak Kotagede. Masih bercampurnya tradisi dengan peribadatan Islam membuat banyak orang merasa kurang nyaman beribadah di Masjid Gedhe,” terang Kamali Anwar.

Pendirian Masjid Perak dipelopori oleh Kyai Haji Amir, Haji Mashudi, dan Haji Mudzakir. Proses pembangunan dilakukan pada tahun 1938-1939, dan mulai digunakan pada tahun 1940.

Bangunan utama Masjid Perak berbentuk bujur sangkar dengan luas 100 meter persegi, bagian atap berbentuk joglo dengan 4 tiang penyangga (soko guru) besar berbentuk bulat.

Atap ini dilapisi dengan plat perak bertuliskan tanggal dan tahun berdirinya. Sedangkan atap serambi masjid berbentuk limasan.

Mimbar utama Masjid Perak yang hingga kini masih digunakan sendiri sudah ada lebih dahulu sebelum masjid dibangun.

Mulanya mimbar ini untuk digunakan di Masjid Gedhe Mataram Kotagede pada pelaksanaan ibadah shalat Jumat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas