Ngarai Uruek Meuh, Keindahan Tersembunyi Gugusan Bukit Barisan
Ngarai yang terbentuk dari batuan padat itu dialiri aliran sungai. Lengkap dengan air terjun yangn mengalir ke dalam ceruk serupa telaga.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Tak perlu mengurai panjang tentang keindahan ngarai yang oleh warga setempat disebut Uruek Meuh.
Ngarai yang terbentuk dari batuan padat itu dialiri aliran sungai.
Lengkap dengan air terjun yangn mengalir ke dalam ceruk serupa telaga.
Keberadaannya menelusup di balik hijaunya gugusan Bukit Barisan yang memeluk Kecamatan Padang Tiji, Kabupaten Pidie, Aceh.
Tak mudah menuju kemari lantaran kawasan yang disebut-sebut sebagai grand canyon-nya Aceh itu masih perawan.
Kawasan Ngarai Uruek Meuh, Kecamatan Padang Tiji, Kabupaten Pidie, Aceh.
Lokasi
Pun begitu, Herli Nurdiansyah bersama dua orang kawannya nekad menjajal medan yang jalur transportasinya belum terjamah pembangunan.
Padang Tiji berjarak sekitar 98 Km dari Kota Banda Aceh.
Kecamatan ini berada di jalur utara-timur pesisir Aceh, melintasi jalan nasional Banda Aceh-Medan.
Dari ibu kota provinsi, membutuhkan waktu sekitar 2 jam berkendara.
Pasar Padang Tiji menjadi pintu masuk ke ngarai. Dari situ petualangan sesungguhnya baru saja dimulai.
Herli Nurdiansyah bersama dua orang kawannya menggunakan dua sepeda motor jenis trail.
Pemuda yang akrab disapa Ayi ini mengaku tertantang menjelajah ke ngarai tersebut Menaklukkan medan yang terbilang ekstrem.
Ia hanya membawa bekal seadanya berupa nasi bungkus, air mineral, kopi, dan rokok.
Logistik alakadar itu diperkirakan cukup.
Niatnya tiga sekawan ini hanya ingin datang dan membuktikan sendiri keindahan ngarai Uruek Meuh yang selama ini santer terdengar.
Tak ketinggalan mengabadikan keindahan maha karya ciptaan Tuhan tersebut tentu saja. Namun kenyataan tak semulus rencana.
Dari pasar Padang Tiji perjalanan diawali dengan kondisi jalan yang mulus teraspal, selanjutnya berturut-turut jalan berbatu, tanah liat, hingga akhirnya mendekati puncak bukit menyisakan jalan setapak dengan kondisi yang terang saja terlihat jarang dilalui manusia.
Uruek Meuh sendiri terdapat di lereng bukit di baliknya. Ayi mengaku tak mendapat alamat lengkap keberadaan Uruek Meuh.
Dari kawan yang sudah lebih dulu menjajal lingkok kuwing, ia dan kedua temannya hanya mendapat petunjuk arah yang bersifat umum.
Tentu ini bukan soal besar bagi seorang traveller sejati.
Kawasan Ngarai Uruek Meuh, Kecamatan Padang Tiji, Kabupaten Pidie, Aceh.
Keindahan Ngarai Ureuk Meuh
Batuan alam dengan tekstur padat berlapis-lapis menjulang setinggi beberapa meter.
Dari celah batuan mengalir air ke dalam ceruk serupa telaga. Seperti halnya air terjun dengan ketinggian sekitar 2 meter.
Air tersebut mengalir ke anak sungai atau merembesi batuan yang merupakan satu kesatuan yang menghampar di bawahnya.
Bertingkat-tingkat dengan ketinggian air yang terbilang rendah. Pepohonan lebat memeluk sekeliling ngarai. Keindahan persembahan dari alam.
Namun kondisi cuaca yang tidak bersabahat membuat kawasan tersebut rentan licin atau longsor.
Inilah yang memaksa Ayi dan kawan-kawan memilih menginap di tengah ngarai.
Mereka kehabisan bekal. Beruntung ada warga setempat yang sedang memancing dan menawarinya makanan dan tempat untuk berteduh.
Keesokan harinya ketika sore menjelang, rombongan kecil itu bergesas pulang.
Namun lagi-lagi perjalanan pulang menguji kesabaran.
Ayi dan kedua rekannya terjebak hujan dan membuat kendaraan roda dua yang mereka pakai lumpuh.
“Waktu itu kami sudah pasrah, kami sudah lemas lantaran tidak ada lagi yang bisa dimakan. Untuk melepas dahaga saja akhinya terpaksa minum dengan membenamkan wajah ke dalam sungai sumber irigasi,” cerita Ayi.
Waktu dari pukul 17.00-20.00 WIB terasa panjang lantaran terjebak hujan.
Ban sepeda motor menggelinding seperti bola salju.
Tak ada pilihan lain kecuali menunggu kondisi cuaca membaik.
Ayi dan kedua kawannya kembali dengan membawas pulang kisah perjalanan mereka menjajal lingkok ngarai.
Keindahan tersembunyi di balik gugusan Bukit Barisan.