Simping, Pulau Terkecil di Dunia Tapi Betapa Susah Menjangkau karena Jembatan Runtuh
Pulau Simping, meski diakui sebagai pulau tekecil di dunia, tapi betapa tak mudah menjangkau. Jembatannya ke lokasi runtuh.
Editor: Agung Budi Santoso
Ada sedikit rasa kecewa, tapi tetap diputuskan masuk lokasi pulau yang dikawasan Sinka Island Park.
Pemberian nama kebarat-baratan itu menebarkan aroma sedap. All about money.
Beberapa saat kemudian, hamparan luasnya laut terbentang di depan mata, ada kenikmatan tersendiri memandang birunya laut, agak kontras dengan kenyataan sehari-hari yang lebih sering memang hijaunya hutan.
Desiran semilir angin, melahirkan rasa sejuk dan menerbangkan mumet yang memenuhi kepala.
Tatapan mata langsung terpusat pada sebuah pulau kecil yang ditumbuhi pepohonan yang berusia cukup tua.
Di sisi barat pulau, terdapat persembahyangan (kelenteng kecil) yang dimanfaatkan oleh masyarakat Tionghua setempat untuk bersembahyang.
Dari tempat saya berdiri, kira-kira disebelah barat laut, terlihat hamparan batu-batu alam dan pasir yang memenuhi sekitar pantai.
Panorama yang menyejukan semakin membuat betah, apalagi pengunjung pada pagi hari masih sepi, sejuk dan sunyi membuat suana semakin nyaman.
Mengalihkan padangan ke sisi Selatan, terlihat hamparan hijau pepohonan berjajar kokoh batu-batu alam sepanjang pantai.
Saat seperti ini terasa sekali, betapa besarnya kuasa alam dan betapa pongah mahluk yang menamakan dirinya manusia.
Walaupun tidak bisa mendatangi pulau karena runtuhnya jembatan, ada kepuasan tersendiri saat melepaskan penat dengan menyaksikan keindahan pantai bahkan saya tidak lagi perduli dengan status pulau Simping sebagai pulau terkecil didunia.
Dan sudah dapat diduga, sampah, ya sampah selalu menjadi penyakit kawasan wisata kita.
Ini juga yang terjadi di Pulau Simping, sampah dibiarkan bertebaran atau ditumpuk pada suatu tempat (yang pasti bukan tempat sampah), kesadaran pada pedagang makanan kecil masih rendah.