Eco Green Park, Pengunjung Juga Diajak Bermain Ketangkasan Menembak di Alam Liar
Tak hanya menampilkan berbagai jenis satwa dan tanaman, pengunjung EGP juga diajak untuk bermain ketangkasan menembak di alam liar.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Wisata edukasi di Kota Wisata Batu, Jawa Timur, yang tak kalah menarik adalah Eco Green Park (EGP).
Di dalam EGP, pengunjung diajak terjun langsung ke alam terbuka, berbagai jenis binatang hidup di tengah lingkungan alam dengan aneka tumbuh-tumbuhan.
Eco Green Park, Kota Wisata Batu, Jawa Timur
“Tujuan utamanya sederhana saja, yaitu bagaimana kita mengajak masyarakat, terutama anak-anak, agar tertanam kecintaan pada lingkungan. Selain itu, ribuan pohon di dalamnya juga bisa menjadi paru-paru kota Batu,” kata Lilia Jostinawati, Marketing EGP.
EGP memang hampir mirip kebun binatang, karena di dalamnya juga terdapat berbagai macam binatang. Akan tetapi, binatang yang ada sebagian besar adalah jenis satwa ternak yang kotorannya bisa didaur ulang.
Misalnya, berbagai jenis sapi dan kambing, juga ayam. Binatang-binatang ini kotorannya bisa didaur ulang dan diolah sebagai bahan sumber energi biogas untuk menghasilkan api.
“Api dari biogas ini bisa digunakan untuk memasak. Kalau ini diterapkan di lingkungan masyarakat umum, maka pengeluaran bahan bakar masyarakat pemilik ternak di pedesaan akan jauh berkurang,” jelas seorang mahasiswi yang tengah berpraktik di EGP.
Tak hanya menampilkan berbagai jenis satwa dan tanaman, pengunjung EGP juga diajak untuk bermain ketangkasan menembak di alam liar.
Pengunjung diajak berkeliling naik mobil bak terbuka dan masing-masing disediakan pistol elektrik.
Digambarkan, di dalam perjalanan keliling masuk “hutan” tersebut, pengunjung seolah-olah menjadi petugas penjaga hutan yang sedang melakukan patroli untuk mengamankan hutan dari pembalakan liar.
Sambil naik mobil berjalan, dari balik rerimbunan muncul boneka seukuran manusia lengkap dengan senjata yang digambarkan sebagai pembalak liar.
Saat itulah para pengunjung harus segera menembak bagian tubuh “pembalak” tersebut. Jika tepat pada sasaran, maka tubuh “pembalak” liar itu akan roboh.
Tak cuma itu, pelajar SD dan SMP yang datang secara rombongan akan mendapatkan “pelatihan” cara mengolah sampah menjadi kompos secara cuma-cuma.
“Kami juga menyediakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang bisa diisi,” papar Lilia.
Eco Green juga memiliki lokasi bernama Desain Center. Di dalam gedung ini terdapat berbagai penjelasan dan gambar tentang alam, eksploitasi alam, sampai jika musibah alam datang.
Dengan sebuah peranti khusus, pijakan pengunjung pun bisa bergerak sesuai kekuatan gempa dari 3 sampai 8 skala Richter.