Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gua Perak di Deli Serdang dan Cerita Mistis yang Bikin Penasaran Wisatawan

Walau mengandung butiran perak di dinding batunya, gua ini dianggap sedikit mistis karena pernah menjadi tempat penyimpanan mayat.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Gua Perak di Deli Serdang dan Cerita Mistis yang Bikin Penasaran Wisatawan
Tribun Medan/Silfa Humairah
Sejumlah larangan yang dikaitkan dengan kemistisan gua ini semakin membuat wisatawan penasaran. 

Laporan Wartawan Tribun Medan, Silfa Humairah

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Kekayaan alam di kawasan Desa Juhar, Deli Serdang Sumatera Utara tidak hanya terhenti pada Gua Emas saja, ada juga Gua Perak yang juga tidak jauh dari Gua Emas, hanya sekitar 10 meter.

Wisatawan harus jeli untuk melihat butiran perak di stalagtit dan stalagmit gua tersebut. Karena kilauannya tidak seterang butiran emas di Gua Emas.

gua perak
Selain berwisata, pengunjung juga melakukan pengobatan di Mata Air Kolam Delapan Putri, karena dipercayai air yang terdapat di dalam goa dan kolam delapan putri ini dapat menyembuhkan penyakit.  (Tribun Medan/Silfa)

Saat memasuki gua, wisatawan harus menunduk dan pegangan untuk turun ke dasar gua. Setelah turun, wisatawan akan terkejut, melihat area gua yang cukup besar, jauh dari ukuran pintu gua yang kecil.

Lantainya juga tanah liat yang licin, dan jika musim hujan bisa becek dan bertambah licin. Wisatawan direkomendasikan memakai sandal atau sepatu yang kuat.

Di dalam, wisatawan akan mendapat gua yang gelap tanpa cahaya sedikit pun masuk. Sehingga harus membawa senter atau menghidupkan cahaya handphone.

Selain butiran perak, gua ini juga masih dihuni banyak kelelawar. Sehingga, saat di dalam wisatawan dilarang ribut atau mengganggu kegiatan kelelawar agar kelelawar tidak beterbangan di sekitar gua saat ada wisatawan.

Berita Rekomendasi

Walau mengandung butiran perak di dinding batunya, gua ini dianggap sedikit mistis karena pernah menjadi tempat penyimpanan mayat.

Belum diketahui pasti, mayat tersebut merupakan orang yang meninggal saat pertapaan atau persembunyian, atau mayat yang disimpan agar tidak diketahui orang.

Namun, kemistisannya membuat gua ini semakin menarik perhatian wisatawan, khususnya mereka yang ingin melihat keaslian atau kemilauan perak di dalam gua tersebut.

Ajin, pemandu, menuturkan lorong Gua Perak cukup panjang dibandingkan Gua Emas. Namun akses lebih sulit dibandingkan masuk ke Gua Emas.

"Saat masuk, wisatawan harus berhati-hati pada pijakan karena sangat licin. Kemudian, untuk melihatstalagtit dan stalagmit berbutir perak harus merangkak ke area gua yang lebih dalam," katanya.

Ajin juga menuturkan, setelah puas melihat butiran perak dalam gua, wisatawan juga dapat menikmati pemandangan unik depan bibir goa. Yaitu delapan kolam sumber air panas, yang dipercaya masyarakat setempat sebagai mata air kolam delapan putri.

"Orang-orang yang berkunjung ke gua ini, selain berwisata juga melakukan perobatan di Mata Air Kolam Delapan Putri, karena dipercayai air yang terdapat di dalam goa dan kolam delapan putri ini dapat menyembuhkan penyakit," jelasnya.

Mata air tersebut diberi nama Mata Air Kolam Putri Laut, Putri Hijau, Putri Kasih, Beru Sembiring, Beru Ginting, Beru Karo, Beru Perangin-angin, dan Beru Tarigan.

Menuju gua dan mata air tersebut, wisatawan harus menempuh jarak yang cukup jauh atau sekitar 70 kilometer dari Medan.

Sekitar dua jam perjalanan dari Medan melalui Delitua dan Patumbak, Deli Serdang.

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas