Menikmati Natinombur, Ikan Bakar yang Dimasak dengan Bumbu Batak di Danau Silalahi
Aroma dan rasa andaliman, rias, kemiri, menyatu dalam pulennya nasi putih serta lalapan.
Editor: Malvyandie Haryadi
Kembali di kiri jalan, kita akan melewati Pulau Paropo. Satu pulau kecil dan sendiri yang berada di Danau Toba. Ceritanya ini sebuah kampung. Satu waktu, saya akan menuliskan juga soal pulau unik ini.
Bagi yang baru datang ke daerah ini, lebih baik tak terlalu laju membawa kendaraan. Sebab jika tak hati-hati, tikungan yang tajam membuat kita tidak melihat kendaraan di depan.
Kalau tiba-tiba rem mendadak, bisa terpental jatuh langsung ke danau. Tak ada pembatas jalan atau tanda-tanda lalu lintas, satu lagi, tak ada bengkel dan tempel ban.
Dari Desa Tongging, perjalanan menuju Silalahisabungan ditempuh sekitar satu jam perjalanan.
Gelap baru saja turun, sebuah areal bekas dermaga kapal kami jadikan lokasi bertenda. Malamnya, sambil menikmati taburan bintang, mie instan dan kopi hangat, kami memancing.
Rupanya di sini merupakan salah satu lokasi memancing yang banyak didatangi orang. Umpannya bisa pelet, roti, cacing, tapi kebanyakan menggunakan lumut dari danau.
Sayang, malam ini kami kurang beruntung. Tak satu pun ikan tersangkut mata kail. Kami tidur lebih cepat, mungkin kelelahan karena hampir 7 jam menempuh perjalanan.
Sekitar pukul 22.00 WIB, hujan kembali membasahi bumi. Kami terbangun dengan suara Vesva dan canda tawa yang riuh. Rupanya serombongan anak muda menempuh perjalanan tengah malam dan tiba subuh di Silalahi.
Mereka berdiri dan tidur-tiduran di bekas dermaga sambil memandang danau yang masih berselimut kabut. "Gila, ini jam enam kurang. Masih sangat pagi. Tapi sudah ramai. Tak kedinginan orang itu," kata Ebil sambil melanjutkan tidurnya.
Tapi rupanya dia penasaran lalu membuka pintu tenda dan melihat danau di pelupuk matanya. "Subhanallah, cantiknya... Kabut lagi. Tengok itu, sudah ada yang mencari ikan dengan perahu sepagi ini. Wuih, mari kita memancing lagi," katanya sambil keluar dari tenda.
Makin naik matahari, makin ramai yang datang. Kebetulan hari ini bertepatan dengan hari Minggu.
Bahkan turis-turis lokal dan luar kota seperti Jakarta dan Pekan Baru banyak sudah menginap beberapa hari di penginapan-penginapan yang berjejer sepanjang danau.
Ternyata, selain liburan, pulang kampung, menikmati danau, mereka juga berburu ikan. Keramaian semakin menjadi karena satu, dua, puluhan pedagang mangga, bawang merah, durian, gorengan dan mie sop dadakan menambah sempit tepi jalan sepanjang danau.
Kami yang membutuhkan ketenangan merasa terusik. Tengah hari, kami menuju ujung danau, mencari tempat aman dari suara-suara yang biasa di dengar di kota.