Rumah Adat Lampung, Nuwo Sesat: Bangunan Ini Hanya Rusak Ringan saat Krakatau Meletus
Tiap daerah di Indonesia memiliki rumah adat yang menjadi ciri khas dan kebanggaan masyarakat. Begitu pun dengan Lampung yang memiliki Nuwo Sesat.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Reporter Tribun Lampung, Heru Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Tiap daerah di Indonesia tentu memiliki rumah adat yang menjadi ciri khas dan kebanggaan masyarakat.
Begitu pun dengan Lampung yang memiliki Nuwo Sesat.
Tak sulit menemukan bentuk rumah adat masyarakat Lampung yang berada dalam keadaan baik di Kota Bandar Lampung.
Bagian teras untuk bersantai. (Tribun Lampung/Heru Prasetyo)
Salah satunya adalah Rumah Adat Lamban Dalom Marga Balak yang terletak di Jalan Dr Setia Budi, Kelurahan Negeri Olok Gading, Kecamatan Teluk Betung Barat, Bandar Lampung.
Saat Tribun mengunjungi rumah ini, terdapat beberapa material bangunan berserakan di halaman rumah.
Pasir, batu bata, batu muka tergeletak mengisi beberapa sudut halam rumah. Yah, rumah adat Lamban Dalom Marga Balak tersebut sedang dalam tahap renovasi.
Belum lama ini, Pemerintah Kota Bandar Lampung telah memberikan sejumlah bantuan dana guna melakukan perbaikan.
Pemerintah menilai, keberadaan rumah adat tersebut memiliki nilai amat baik di masyarakat seperti tempat urun rembug, hingga sebagai daya tarik wisata.
Bagi anda yang belum mengenal rumah adat Lampung, bangunan ini tidak jauh berbeda dengan rumah adat daerah Sumatera.
Bagian bawah rumah. (Tribun Lampung/Heru Prasetyo)
Ciri khas tersebut yaitu struktur bangunan berbentuk rumah panggung dengan material kayu sebagai material konstruksinya.
Rumah panggung konon dibangun sebagai solusi atas kondisi alam Sumatera.
Rumah panggung membuat warga aman dari ancaman banjir bahkan hewam buas yang sewaktu waktu menyerang.
Khusus untuk Lamban Dalom Marga Balak yang merupakan saah satu rumah adat Lampung, terdiri dari dua bagian bangunan.
Bagian bawah rumah yang didominasi pasak kayu berukuran besar disulap menjadi ruangan pertemuan.
Bemtuk bangunan ini merupakan modifikasi di era modern.
Sebab pada zaman dahulu bagian bawah rumah lebih banyak digunakan sebagai tempat menumpuk kayu bakar, kandang ternak, lumbung padi atau fungsi lainnya.
Sememtara pada bagian atas, yang diakses melalui dua buah anak tangga yang saling berhadapan merupakan bangunan utama rumah.
Teras, ruang tamu hingga kamar berada di bagian utama ini.
Sebagai informasi rumah adat yang ditemui Kampung Negeri Olok Gading ini usianya sudah sangat tua.
Tahukah Anda bahwa Nuwo Sesat ini usianya sudah mencapai 130 tahun? Dulunya, bangunan ini digunakan sebagai tempat pertemuan atau balai para warga sekitar.
Rumah Adat Lamban Dalom Marga Balak yang merupakan tempat kebandaran tertinggi bagi adat Lampung Pesisir Saibatin yang ada di Kota Bandar Lampung.
Lamban Dalom tersebut diperkirakan sudah berdiri sebelum abad ke 19.
Pemilik Lamban Dalom sekaligus keturunan ke 17 dari Minak Pati Penjurit gelar Datuk Panglima Muda (Buai Runjung), M Yusuf Erdiansyah gelar Gusti Pangeran Igama Ratu menuturkan, rumah tersebut sebagian besar konstruksinya masih asli.
"Pada saat Gunung Krakatau meletus abad 19, lamban ini beruntung hanya mengalami kerusakan kecil, padahal rumah-rumah penduduk lainnya rata dengan tanah,"ujarnya.
"Alhamdulillah, Pak Herman (Wali Kota Bandar Lampung) kemarin memberikan bantuan untuk merenovasi rumah," lanjut dia.
Di dalam Lamban, M Yusuf menunjukan beberapa barang-barang kuno peninggalan berupa tombak (payan), parang,singgasana/tempat pelaminan, tampan/wadah, serta alat musik gong.
Perkakas tersebut, pada masanya merupakan perlengkapan kebandaran yang digunakan dalam upacara adat atau kegiatan sehari-hari.
Jadi dengan kata lain, barang tadi menyimpan nilai historis yang berharga di masyarakat sebagai pengetahuan akan budaya setempat.
"Semuanya merupakan peninggalan kuno,sebenarnya banyak peninggalan lainnya seperti Al Quran tulisan tangan dan siger perak kuno yang sekarang entah tercecer kemana ketika adanya renovasi lamban pada tahun 90an," ujar Yusuf.
Sekretaris Lamban Dalom (isi Lamban) M Ali gelar Khadin Imbang mengatakan, di Bandar Lampung ada tiga kebandaran Lampung Pesisir, yaitu kebandaran Marga Balak, kebandaran Marga Lunik, dan kebandaran Marga Bumi Waras.
Kebandaran Marga Balak membawahi dua kebandaran tersebut, dan menaungi 13 belas Penyimbang, yang meliputi wilayah Tanjungkarang-Simpur, Srengsem (Panjang) dan Lempasing (Telukbetung).
Selain Lamban Dalom Marga Balak, di Kota Bandar Lampung juga masih ada dua rumah adat lainnya yang bisa dikunjungi.
Tiga rumah adat itu yakni Rumah Adat Bathin Tihang Pemuka di Jalan Indra Bangsawan Kecamatan Rajabasa dan Rumah Adat Sesat Agung di Jalan Beringin Kecamatan Labuhan Ratu.