Es Krim Berbentuk Hantu Pocong Lengkap Dengan Miniatur Peti Mati
Es krim ini didesain serba seram. Bentuknya seperti pocong. Bingkainya mirip peti mati. Karyawan yang menyajikan pun berpakaian seram!
Editor: Agung Budi Santoso
Es krim ini didesain serba seram. Bentuknya seperti pocong. Bingkainya mirip peti mati. Karyawan yang menyajikan pun berpakaian seram!
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Seiring dengan perkembangan zaman, berkembang pula jenis kuliner yang ada di tengah masyarakat.
Di Yogyakarta pada tanggal 23 hingga 27 Oktober 2015 diselenggarakan sebuh festival yang menampilkan beragam jenis jajanan kreasi baru yang saat ini sedang menjadi trend.
Festival tersebut bertajuk Festival Jajanan Kekinian dan berlangsung di Jogja Expo Center (JEC). Lebih dari 240 jajanan hadir dalam festival ini, seperti beragam varian es krim, kue cubit, takoyaki, beragam kue, dan jajanan lainya.
Salah satu jenis jajanan yang cukup banyak menarik perhatian digelaran ini adalah Es Pocong.
Jajanan ini berupa es krim yang ditaburi dengan remahan oreo hitam di atasnya dan roti tawar yang dibentuk sedemikian rupa seperti hantu pocong di atasnya.
Untuk menambah kesan seram, es pocong diwadahi dalam miniatur peti mati.
Bentuk jajanan lucu-lucu di Festival Jajan Kekinian di Jogja.
Awalnya, Veranita Devita Sari, atau biasa dipanggil Pinto, sang pembuat makanan unik ini, terinspirasi dari ketakutannya akan hantu pocong.
Sosok hantu ini cukup populer dikalangan masyarakat.
Dari situ, Pinto berfikir untuk membuat kuliner unik yang berbentuk seperti pocong.
Pada mulanya, ia memutar otak makanan apa yang bisa dibuat menyerupai pocong.
Sepintas, ia terfikir untuk menggunakan roti tawar dengan isian selai yang ternyata mudah dibentuk.
Ia pun menambah hiasan agar, kuliner pocong ini dapat persis seperti aslinya.
Akhirnya, Pinto menggunakan es krim sebagai dasaran, dan taburan oreo hitam agar menyerupai tanah kuburan.
Ia pun mendesain wadah kuliner pocong tersebut dengan miniatur peti mati, untuk menambah kesan menyeramkan.
"Saya itu penakut sekali mas, apalagi sama pocong. Nah disitu saya kepikiran, kan pocong banyak dikenal orang ya mas, saya buat aja kuliner unik es pocong ini. Selain unik, orang-orang kan familiar dengan hantu satu ini," ujar Pinto.
Tak hanya Es Pocong, Pinto, yang tak lain adalah pemilik dari kedai kuliner Hor_Or_In ini juga mengembangkan kuliner horor lainnya, seperti kuliner Sikil Setan.
Kuliner berupa ceker ayam yang diolesi sambal merah pedas, ditambah buntelan berisi sambal teri yang berbentuk seperti pocong dan nasi putih.
Bukan hanya makanannya saja yang kelihatan menyeramkan, namun karyawan yang melayani pelanggan pun berpakaian menyeramkan, lengkap dengan topeng dan kostum hitam-hitam.
"Semuanya kami buat sendiri, mulai dari bahan-bahan makanan, wadah berupa peti mati, sampai kostum-kostum buat sendiri. Kenapa dengan semua berbau horor, untuk menarik pelanggan saja," ujarnya.
Kuliner yang dijajakan cukup terjangkau, untuk atu porsi Es Pocong buatannya dijualnya seharga Rp. 17.000 per porsi, sedangkan Sikil Setan dibanderol seharga Rp. 12.000 per porsi, untuk kuliner Daging Setan dibanderol Rp 15.000 per porsi.
Respon masyarakat pada awal peluncuran Es Pocong ini cukup bagus.
Sekitar 200 porsi es pocong pada hari pertama di Festival Jajanan Kekinian Indonesia 2015 berhasil terjual.
Paska dua bulan penjualan, sekitar 1.000 buah Es Pocong telah terjual.
Berkat Es Pocong, kedai Hor_Or_ In milik Pinto kebanjiran order dari pelanggan.
Kini, ia telah punya kedai sendiri di Kota Gede, Yogya, dan memiliki 17 karyawan. Bisnis yang menguntungkan ini, mendorongnya untuk resign dari pekerjaannya sebagai pegawai Bank.
Pedagang di Festival Jajan Kekinian.
"Dulu itu saya pegawai Bank, namun semakin kesini saya semakin bosan, saya memutuskan membuka usaha sendiri. Sekarang, bisnis es pocong semakin berkembang, dan saya telah punya 17 karyawan," ujar Pinto.
Nabilla, Mahasiswa, merasa tertarik dengan kuliner pocong ini. Menurutnya, kuliner Es Pocong ini sangat menarik.
Kreatif, tak hanya dari segi makanannya saja, namun juga pengemasan, dan penjualannya.
"Menarik sekali. Tak hanya makanannya yang unik, seram seperti pocong, namun juga karyawannya berpakaian seram. Sangat kreatif," tutur Nabilla.(*)