Santai Minum Jamu, Makan Bubur Kacang Ijo di Kedai Suwe Ora Jamu di Bentara Budaya Jakarta
Yuk, curhat sembari minum jamu, makan bubur ketan item, dan bubur kacang ijo di Kedai Suwe Ora Jamu di Bentara Budaya Jakarta.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribunnews.con, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suwe Ora Jamu, sebuah kedai berlokasi di Jalan Palmerah Selatan No. 17 tepatnya di Bentara Budaya, Palmerah, Jakarta Pusat menghadirkan satu keistimewaan.
Sebagai menu utama yaitu jamu-jamuan Anda dapat menemukan beragam jenis di sini dengan ramuan khusus dari Jamu Iboe Jaya.
Kasiat yang diperoleh dengan mengonsumsi jamu memang sejak jaman dahulu kala telah dipercaya bisa mengobati atau meredakan gejala sakit.
Misalnya melancarkan peredaran darah, menurunkan kolesterol, mengobati gangguan pada pencernaan, dan iritasi usus.
Jenis satu di antara pegawai Suwe Ora Jamu membeberkan kelebihan penting dari jamu ialah mengandung antioksidan yang mampu meredam perkembangan sel-sel kanker.
"Kualitas jamu yang ditawarkan tidak diragukan yaitu diproduksi dari Jamu Iboe Jaya salah satu perusahaan jamu tertua di Indonesia dengan kasiat terjamin," terang Jeni kepada Tribun Travel, Rabu (30/9/2015).
Suasana di Kedai Suwe Ora Jamu di Bentara Budaya Jakarta.
Jeni mengatakan pemilik Suwe Ora Jamu yaitu Nova Dewi dan Uwi M Mantovani, dua orang berasal dari Surabaya yang sukses mendirikan beberapa outlet di Jakarta dan Bali.
"Outlet-outletnya sudah mendapat kepercayaan terbukti berdirinya cabang-cabang," katanya.
Ada beberapa jenis jamu alami untuk menyembuhkan penyakit antara lain sekalor, silokarang, batuk sesak, kemanden, sariawan usus, mejen buang-buang air, wasir, anyangen, dan lainnya
Anda pun dapat menambahkan atau ekstra ramuan seperti telur dan madu yang dipercaya mampu menambah percepatan penyembuhan.
Untuk minuman jamu segar juga dapat disantap semisal tamarin slushy, temulawak, bloody tamarind, sari anggur sehat, kunyit asam, sapta sari, tumeric honey.
Harganya dipatok relatif terjangkau mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 28.000-an.
Kedai yang baru buka lebih kurang sebulan lalu ini beroperasi mulai pukul 07.00 WIB hingga 19.00 WIB.
Selain itu juga ada kopi dari nusantara serta menu makanan pendamping seperti roti bakar sampai bubur ketan hitam dan bubur kacang ijo bisa dinikmati.
Sejarah Jamu
Jamu adalah sebutan orang Jawa terhadap obat hasil ramuan tumbuh-tumbuhan asli dari alam yang tidak menggunakan bahan kimia sebagai zat tambahan.
Jamu telah dikenal sejak zaman nenek moyang sebelum farmakologi modern masuk ke Indonesia.
Karenanya banyak resep racikan jamu sudah berumur ratusan tahun dan digunakansecara turun temurun.
Menurut ahli bahasa Jawa Kuno istilah jamu berasal dari bahasa tersebut yakni Jampi atau Usudo yang berarti penyembuhan.
Kedai Suwe Ora Jamu di Bentara Budaya Jakarta.
Pada abad pertengahan (15-16 M) istilah usudo jarang dipakai sebaliknya jampi semakin popular di antara kalangan keraton.
Kemudian sebutan jamu mulai diperkenalkan pada publik oleh dukun atau tabib pengobatan tradisional.
Tradisi jamu di negara lain pada dasarnya serupa dengan tradisi jamu di Indonesia yaitu merupakan warisan sejarah dari nenek moyang.
Namun Indonesia memiliki keistimewaan tersendiri karena Indonesia memiliki tanah yang subur sehingga kaya akan berbagai jenis tanaman obat.