Mencicipi Semanggi Suroboyo, Kuliner Khas Surabaya yang Kini Mulai Langka
Disajikan dengan sayuran seperti daun semanggi, tauge rebus, disiram bumbu dan krupuk puli diatasnya dijamin membuat lidah menari ketika menyantapnya.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Makanan khas Surabaya satu ini tidak mudah ditemukan, tidak seperti halnya kuliner khas Surabaya lain yang banyak dijual di pinggir jalan.
Seperti pada lirik lagu Semanggi Suroboyo, Lontong Balap Wonokromo, menandakan jika makanan khas ini asli dari Surabaya.
Mbah Murni, penjual semanggi suroboyo. (Surya/Wiwit Purwanto)
Kuliner Semanggi Suroboyo mirip dengan pecel.
Disajikan dengan sayuran seperti daun semanggi, tauge rebus, disiram bumbu dan krupuk puli diatasnya dijamin membuat lidah menari ketika menyantapnya.
Di Surabaya orang berjualan semanggi ini hanya pada tempat tempat tertentu saja. Misalnya di Taman Bungkul, di Taman Prestasi, dan di beberapa kampung lama di Surabaya.
Mbah Murni misalnya, yang berjualan Semanggi di sekitar Jalan Sulung di kawasan Tugu Pahlawan.
Setiap pagi Mbah Murni dengan gendongannya berisi Semanggi Suroboyo berjalan dan sesekali berhenti di bawah pohon.
"Sudah ada langganan ya kadang jalan kadang berhenti," katanya.
Semanggi Suroboyo. (Kompas/Raditya Helabumi)
Satu porsi Semanggi mbah Murni dijual Rp 5000 per pincuk bungkus daun pisang.
Menurutnya di Surabaya mencari daun semanggi saat musim kemarau seperti sekarang cukup sulit.
Namun ada beberapa kawasan seperti di Kecamatan Benowo Surabaya Barat yang membudidayakan semanggi di sana.
Nah bila ingin mencicipi Semanggi atau mencari penjual semanggi coba saja di sekitar Taman Bungkul, atau di dekat Masjid Al Falah Jalan Raya Darmo biasanya disana ada penjual Semanggi yang mangkal.