Liburan ke Pulau Balabalagan, Kampung Nelayan di Mamuju yang Keindahannya Bikin Turis Terpana
Pulau ini merupakan satu dari ribuan pulau di Nusantara yang menawarkan keindahan alam dan kearifan masyarakat lokal yang penuh potensi budaya unik.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Yayu Fathilal
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Pulau Balabalagan merupakan bagian dari perbatasan Provinsi Kalimantan Timur dan Sulawesi Barat.
Secara geografis, pulau ini ada di wilayah Kalimantan Timur, namun secara administrasi masuk wilayah Sulawesi Barat.
Secara administratif, pulau ini terletak di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. (Heny Fari)
Letaknya di Kecamatan Simkep, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat.
Pulau ini disebut Balabalagan oleh orang Kalimantan Timur namun oleh orang Sulawesi Barat disebut Balabalakang.
Pulau ini merupakan satu dari ribuan pulau di Nusantara ini yang menawarkan keindahan alam dan kearifan masyarakat lokal yang penuh potensi budaya unik.
Perairan di sekitar pulau ini sangat bagus, terlebih lagi dunia bawah lautnya.
Warga Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Heny Farida mengaku masih terkenang pengalamannya jalan-jalan di pulau ini beberapa waktu lalu.
Banyak penyu di pesisir pantainya, menjadi hiburan tersendiri bagi wisatawan yang datang ke pulau ini. (Heny Fari)
"Pantainya indah, batu karangnya bagus, pasirnya putih dan halus. Warna airnya biru tosca dan jernih sekali. Banyak ikan badut atau clown fish hidup di sana," kenangnya.
Di sore hari, banyak penyu di pesisir pantainya, menjadi hiburan tersendiri bagi wisatawan yang datang ke pulau ini.
Jumlahnya bisa mencapai puluhan ekor.
Penduduknya ramah dan kekeluargaan mereka sangat tinggi.
Penduduknya kebanyakan adalah suku Bugis.
Karena dikeliling perairan, mata pencarian utama masyarakatnya adalah menjadi nelayan.
"Karena alamnya indah sekali, ketika tiba di sana tak terkesan sama sekali bahwa ini perkampungan nelayan. Jadi, pesona alamnya lebih menonjol. Kecuali kalau kita membaur dengan masyarakatnya barulah tahu kalau kebanyakan mereka adalah nelayan," sebutnya.
Snorkeling di Balabalagan. (Heny Fari)
Daerah ini juga penghasil lobster sehingga warganya ada juga yang menjadi petani lobster.
"Mereka memiliki tambak-tambak lobster yang dibudidayakan. Hasilnya dijual ke restoran-restoran di kota-kota besar di Kalimantan Timur," jelasnya.
Tiap Kamis dan Sabtu, ada pasar digelar di sana.
Uniknya lagi, mereka berjual beli secara barter.
"Mereka barter ikan dengan sembako, atau sebaliknya," papar PNS Polda Kalimantan Selatan yang memiliki hobi travelling ini.
Di sana tak ada penginapan seperti losmen atau bahkan hotel.
Jadi, wisatawan yang datang menginapnya di rumah warga setempat.
Mereka sangat terbuka dengan orang luar.
Dari segi pendidikan, di sana menurutnya masih sangat perlu perhatian pemerintah.
Sekolahnya berupa gubuk dan untuk sekian banyak pelajar di sana hanya ada empat guru yang bersedia mengajari mereka.
Keempat guru itu bukanlah warga setempat.
"Mereka itu mengajarnya bergantian lho. Sistemnya shift gitu karena muridnya banyak sedangkan gurunya cuma empat orang," katanya.
Selama di sana, dia dan teman-temannya menginap di rumah warga dan membawa bahan memasak sendiri dari Banjarmasin.
Perjalanan ke sana sangat lama.
Dimulai dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan ke Balikpapan, Kalimantan Timur menggunakan pesawat dengan waktu tempuh 55 menit.
Dari Balikpapan ke Kampung Baru, yaitu sebuah daerah di Balikpapan menggunakan angkutan kota.
"Sekitar 30 menit saja naik angkot, tarifnya Rp 4.500 per orang," ujarnya.
Nah, dari Kampung Baru barulah perjalanan dilanjutkan ke Pulau Balabalagan menggunakan kapal nelayan.
Tarifnya Rp 400.000 per orang dengan waktu tempuh antara 10-12 jam.
"Kami di sana selama empat hari tiga malam. Kalau ditotal semua biayanya Rp 850.000 saja per orang," jelasnya.