Singgah ke Dusun Keprekan, Pusat Kerajinan Sapu Rayung Di Magelang
Di Kabupaten Magelang ada sebuah kerajinan tangan yang cukup banyak diburu wisatawan atau orang yang datang ke Magelang, yakni sapu rayung.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Selain makanan, kerajinan sering kali diburu oleh wisatawan atau orang yang berkunjung ke suatu daerah.
Di Kabupaten Magelang ada sebuah kerajinan tangan yang cukup banyak diburu wisatawan atau orang yang datang ke Magelang, yakni sapu rayung.
Selain kerajinan pahat batu, sapu rayung menjadi produk andalan dan khas Magelang.
Proses pembuatan sapu rayung di Magelang. (Tribun Jogja/Hamim)
Maka tak heran kita akan dengan mudah menemukan penjual sapu rayung di tempat-tempat wisata maupun di sepanjang jalan Raya Yogya-Magelang.
Salah satu tempat di Magelang yang menjadi sentra kerajinan sapu rayung adalah Dusun Keprekan, Desa Bojong, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.
Di sini setidaknya terdapat 40 Kepala Keluarga yang menggeluti usaha pembuatan sapu rayung.
Sapu rayung merupakan jenis sapu yang memiliki warna kuning kecokelatan dengan pegangan sapu terbuat dari bambu.
Rayung merupakan tangkai pelepah rumput gelagah. Jenis sapu ini memiliki kesan tradisional sehingga mempu menarik minat penggunanya.
Suyono (55), salah satu pengarajin sapu rayung di dusun Keprekan mengatakan dia telah menggeluti usaha pembuatan sapu rayung sejak tahun 1996.
Proses pembuatan sapu rayung. (Tribun Jogja/Hamim)
Untuk membuat sapu rayung, tangkai pelepah tanaman gelagah di datangkan dari daerah Banjarnegara.
Sedang untuk gagangnya yang menggunakan jenis bambu cendani didatangkan dari daerah Dieng, Wonosobo.
Di katakan Suyono, sapu rayung memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sapu berbahan baku lainya, yakni sapu rayung lebih bersih saat untuk menyapu lantai.
"Sapu rayung ini sangat bagus untuk menyapu lantai. Karena bahanya yang lebih lembut daripada sapu ijuk, sehingga hasilnya lebih bersih," ujarnya.
Dengan dibantu beberapa karyawan, dalam sehari Suyono setidaknya mampu mengahasilkan 100 buah sapu rayung.
Terdapat beberap proses dalam pembuatan sapu ini, mulai dari rayung yang diikatkan di gagang bambu, kemudian rayung dijahit agar mengembang, hingga tangkai rayung dipotong seseuai dengan ukuran agar bisa digunakan untuk menyapu.
Sapu Rayung. (Tribun Jogja/Hamim)
Terdapat dua jenis sapu rayung, yakni jenis ceblok/ bonggol dan jenis sapu jari.
Untuk jenis ceblok ukuran sapunya lebih besar. Karena ukurannya yang berbeda tersebut harganyapun juga berbeda.
Untuk jenis ceblok harganya mulai dari Rp. 11 ribu hingga 25 ribu. Sedangkan untuk jenis jari harganya mulai Rp. 9 ribu hingga 20 ribu.
Untuk terus menarik menita pembeli, beragam variasi produk terus dilakukan para pengrajin, seperti mewarnai tangkai rayung dengan beragam warna.
Dalam sebulan Suyono mendapatkan kiriman sebanyak dua kali, dengan masing-masing pengiriman sebanyak 2 ton.
"Dalam sebulan kami bisa menjual hingga 10 ribu buah sapu rayung. Jika libur lebaran ataupun libur panjang lainya jumlah akan semakin banyak," jelas Suyono.
Selama ini penjualan sapu rayung dilakukan melalui pengepul, dititipakan ke sejumlah toko, maupun melayani pemesan dari luar kota.
Produk sapu rayung ini telah sampai ke seluruh wilayah Indonesia, mulai dari wilayah Papua hingga Sumatra.(*)