Inilah Perbedaan "Tipis" antara Mobil-mobil yang Merayap di Jakarta dan Tokyo
Bentuk, fitur dan teknologinya sama persis dengan mobil-mobil yang merayap di jalanan negeri Sakura. Tapi setelah diperhatikan, inilah perbedaannya.
Penulis: Agung Budi Santoso
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Agung Budi Santoso Dari Nagoya
TRIBUNNEWS.COM, NAGOYA - Di Jakarta dan Tokyo sama-sama banyak beredar mobil-mobil Toyota, Daihatsu, Honda dan merek-merek produk Jepang lainnya.
Bentuknya, fitur-fitur dan teknologinya sama persis dengan mobil-mobil yang merayap di jalanan negeri Sakura.
Tapi setelah diperhatikan, ada sedikit perbedaan pada bagian kaca mobil depan pengemudi.
Lalu lintas di Tokyo. (Panoramio.com)
Di Jakarta dengan alasan menahan silau terik matahari, banyak mobil dengan kaca depan gelap.
Tapi di semua kota di Jepang, penggunaan kaca gelap di depan pengemudi amat dilarang.
Entah mobil pribadi, mobil pemerintah, mobilnya diplomat sampai mobil milik kaisar Jepang, semua menggunakan kaca bening.
Hukumnya wajib. Mengapa?
Rupanya ini terkait erat dengan kebiasaan orang minum sake.
Sake adalah minuman tradisional Jepang beralkohol yang amat digemari.
Begitu minum, badan terasa hangat.
Cuaca dingin Jepang bisa dilawan dengan sake.
Penggunaan kaca film pada mobil-mobil warga Jakarta.
Tapi yang namanya minuman beralkohol, tetap saja risiko bikin mabuk tetap besar.
Karena itu amat berisiko mengemudi kalau seseorang minum sake.
Lebih berisiko lagi kalau kaca mobilnya gelap.
Bukan hanya nyawa diri sendiri, nyawa orang lain juga terancam.
Karena itu kaca mobil gelap dilarang sekali.
Meski demikian, orang Jepang juga tahu diri.
"Begitu habis minum sake, mereka taruh mobil di kantor. Lalu naik kereta atau bus. Tinggal duduk manis. Hindari risiko, " kata Triana Suharna, orang Jakarta yang sudah menetap di Jepang sejak 1999 dalam perjalanan mendampingi Tribunnews.com dan rombongan dari PT Toyota Astra Motor di kota Nagoya, Jepang, Selasa 27 Oktober 2015.