Lesehan Morokangen, Bantul: Kualitas Masakan Bebek di Warung Kaki 5 Ini Setara Hotel Berbintang
Di Kabupaten Bantul ini terdapat sebuah warung kaki lima yang memiliki kualitas rasa layaknya hotel berbintang.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Ketika senja berganti malam, layaknya kota besar lainya, Yogyakarta akan dipenuhi pedagang kaki lima yang menjajakan beragam jenis makanan.
Mulai dari makanan tradisional hingga modern bisa anda temukan.
Meskipun kaki lima, banyak di antara tempat makan tersebut memiliki kualitas rasa layaknya hidangan hotel berbintang.
Di bilangan Janti, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul terdapat sebuah warung kaki lima yang memiliki kualitas rasa layaknya hotel berbintang.
Bebek bumbu Bali. (Tribun Jogja/Hamim)
Adalah Lesehan Morokangen yang menyediakan beragam jenis masakan dari daging bebek, ayam, dan entok.
Pengunjung lesehan yang berada di bawah jembatan layang Janti ini bisa memilih ketiga unggas tersebut dimasak rica-rica, bumbu bali, bumbu rujak, bacem, dan digoreng.
Pengalaman kerja dari pemilik lesehan Morokangen ini yang menjadikan masakannya begitu istimewa.
"Dari tahun 1990 hingga 1997 saya menjadi juru masak di Hotel Shantika, kemudaian dari tahun 1997 hingga 2005 saya pindah ke Hotel Ibis. Setelah itu saya beberapa kali menjadi juru masak di beberapa resto di Yogyakarta," ujar Suparno (54), pemilik lesehan Morokangen.
Dengan pengalaman menjadi Cheef di beberapa hotel berbintang dan restoran, menjadikan Suparno menjaga kualitas rasa dari hidangannya.
Ketika anda memesan hidangan di tempat makan ini, anda akan merasakan bumbu yang benar-benar terasa.
Lesehan Morokangen. (Tribun Jogja/Hamim)
Bebek atau ayam bumbu bali adalah salah satu menu andalan di lesehan ini.
Untuk menu bebek bumbu bali, bebek yang sebelumnya telah diolah dimasak menggunakan beragam bumbu rempah.
Rempah-rempah seperti serai, kunyit, daun jeruk dipotong kasar dimasak bersama daging bebek.
Rasa dari hidangan ini pedas berpadu dengan gurihnya daging bebek. Untuk rasa pedas berasal dari cabai rawit yang diulek.
Sedang untuk bebek rica-rica juga dimasak menggunakan beragam bumbu rempah, tetapi ada sentuhan rasa manis.
Jika bebek bumbu bali menggunakan kunyit, untuk masakan rica menggunakan jahe, dan cabainya tidak diulek melainkan dipotong-potong.
"Sedang untuk bumbu rujak, semua bumbu rempah digunakan, termasuk kunyit, jahe, serta ada tambahan miri, dan menggunakan santan," ujar Suparno.
Satu porsi olahan bebek di lesehan Morokangen cukup besar, karena satu ekor bebek dipotong hanya menjadi empat bagian.
Yang juga membuat istimewa bebek di sini adalah dagingnya yang empuk dan tidak bau amis.
Empuknya daging bebek tersebut karena bebek dimasak selama dua jam menggunakan beragam bumbu rempah seperti serai, jahe, bawang merah, bawang putih, daun jeruk, kunyit, serta daun salam.
Untuk ayam, waktu memasaknya lebih sebentar, yakni setengah jam.
Dalam sehari Suparno menghabiskan sekitar 10 ekor bebek, dan 15 ekor ayam. Untuk entok tidak setiap hari Suparno menyediakannya.
Satu porsi olahan bebeka dihargai Rp.30 ribu, sedang untuk ayam harga seporsinya Rp.13 ribu.
"Setiap harinya saya mulai buka dari jam 05.00 sore, dan biasanya tutup jam 11.00 malam," pungkas Suparno.(*)