Suasana Mistis dan Tengkorak Berserakan Sambut Kedatangan 13 Dubes di Pemakaman Toraja
Saat mereka berada di kawasan pemakaman Kete Kesu, rombongan duta besar diperlihatkan berbagai bentuk jenis pemakaman.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, TORAJA - Terik matahari tak menghalangi langkah rombongan duta besar yang terdiri dari 16 orang untuk mengunjungi kawasan wisata di Toraja Utara, Minggu (8/11).
Sebanyak 13 duta besar hadir.
Ada juga perwakilan duta besar Republik Cheko dan Lebanon.
Tongkonan, rumah adat Toraja. (Tribun Timur)
Ada pula duta besar yang membawa istri dan anaknya untuk menikmati suasana kampung adat di Sulsel tersebut.
Kedatangan mereka kali ini untuk menjawab rasa penasaran terhadap tempat yang selama ini hanya mereka ketahui dari cerita dan bacaan di situs internet.
Hampir sebagian besar duta besar maupun perwakilannya baru menginjak Toraja Utara.
Rombongan duta besar mengawali perjalanan dengan mengunjungi kampung adat Kete, Kecamatan Kesu.
Di kampung tersebut, rombongan duta besar diperlihatkan deretan rumah adat suku Toraja yang disebut Tongkonan.
Bentuk bangunan dan ukiran pada dinding rumah membuat pengunjung kawasan tersebut tak pernah bosan untuk datang.
Berfoto ria dengan latar belakang tongkonan menjadi aktifitas duta besar di kawasan tersebut.
Pandangan penuh takjub tak hanya sampai di situ saja.
Saat mereka berada di kawasan pemakaman Kete Kesu, rombongan duta besar diperlihatkan berbagai bentuk jenis pemakaman.
Kawasan pemakaman adat Toraja. (Tribun Timur)
Tulang belulang yang berserakan di atas peti tua dan tengkorak yang bertumpuk di atas bebatuan menyelimuti perjalanan duta besar dengan mistis dan rasa ingin tau secara mendalam proses pemakaman.
Sayangnya, saat berada di Toraja Utara, rombongan duta besar tidak diberikan agenda proses pemakaman.
Rombongan duta besar juga digiring ke kawasan pemakaman Londa.
Bukti tinggi menjulang tinggi dengan dua goa yang dijadikan pemakaman menghipnotis rombongan duta besar.
Tak jauh berbeda dengan suasana pemakaman Kete Mesu, tumpukan peti dan suasana goa mengobati rasa letih rombongan duta besar.
Di kawasan ini, para duta besar tidak diperkenankan untuk menelusuri keadaan goa lebih jauh.
Selain karena waktu, lampu petromaks yang dijadikan penerang selama di dalam goa juga terbatas.
Sebagian duta besar memilih untuk duduk diluar menunggu rekannya menghilangkan dagaha penasaran kondisi goa.
Makan siang di Resthouse, Desa Batutomonga menjadi pilihan penyelenggara wisata duta besar.
Tempat peristirahatan yang letaknya 1.400 di atas permukaan laut tersebut membuat para duta besar enggan meninggalkan tempat duduknya.
Panorama pegunungan dan angin lembut yang bertiup memanja duta besar. Kota Rantepao, ibu kabupaten Toraja Utara tampak dari lokasi ini.
Kepala Seksi Ekonomi Direktorat Diplomasi Kementrian Luar Negeri Widya Airlangga menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan agenda tahunan Kementrian Luar Negeri untuk memperkenalkan potensi ekonomi, wisata dan investasi Indonesia kepada duta besar negara sahabat.
"Kegiatan ini melibatkan 13 duta besar. Mereka kami ajak ke Toraja untuk memperkenalkan potensi yang dimiliki setiap daerah di Indonesia. Toraja merupakan daerah ketiga yang kami datangi di tahun ini," unar Widya.