Pantai Penida, Bali, Dijuluki Crystal Bay karena Airnya Bercahaya bak Kristal, Dikagumi Turis Asing
Pantai tersebut bak oasis di tengah keringnya suasana Nusa Penida.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribun Bali, Eka Mita Suputra
TRIBUNNEWS.COM, SEMARAPURA – Berwisata ke Bali tidak hanya ada Pantai Kuta.
Nusa Penida saat ini semakin dilirik sebagai destinasi liburan di Bali.
Panas terik matahari terasa sangat menyengat ketika menginjakkan kaki di Pelabuhan Sampalan, Nusa Penida, Klungkung, Bali pada Jumat siang (13/11/2015).
Wisatawan menikmati suasana di Pantai Penida, Bali. (Tribun Bali/Eka Mita)
Meskipun beberapa hari terakhir daerah tersebut sudah mulai diguyur hujan, namun pemandangan di sana jelas menggambarkan jika daerah tersebut sempat menjadi imbas musim kemarau berkepanjangan.
Pemandangan perkebunan warga yang kering hampir mendominasi disepanjang ruas jalan utama di Nusa Penida, baik di sisi kanan maupun kiri jalan.
Hanya pohon kelapa, tumbuhan yang saat itu tampak berdiri kokoh sehingga batangnya menjadi tonggak untuk mengikat sapi peliharaan warga.
Tidak kalah miris, rata-rata kondisi sapi diwilayah tersebut sangat kurus.
Musim kemarau panjang memang membuat para peternak di Nusa Penida pusing, karena mereka mengalami krisis pakan.
Pemandangan tersebut nyaris tidak berubah sepanjang perjalanan.
Namun, ketika menelusuri jalan dari Desa Ped ke arah barat menuju Desa Sakti, mata sempat dimanjakan dengan pemandangan dataran tinggi Nusa Penida yang eksotis dengan akses jalan aspal yang sudah cukup baik.
Selama lima tahun terakhir, pantai yang terletak di Teluk Penida, Banjar Penida, Desa Sakti, Nusa Penida ini menjadi primadona bagi wisatawan. (Tribun Bali/Eka Mita)
Setengah jam perjalanan berlalu, atau sekitar 15 Km perjalanan dari Pelabuhan Sampalan ke arah Barat Daya, pemandangan kering tersebut tiba-tiba berganti suasana pantai yang eksotis yang dikenal dengan nama Cyristal Bay.
Pasir putih yang bersih dan mengkilap saat terpapar cahaya matahari, deburan ombak tenang, dan pemandangan sebuah pulau kecil di seberangnya.
Pantai tersebut bak oasis di tengah keringnya suasana Nusa Penida.
"Tempat ini luar biasa, saya sudah selama dua minggu menginap di Nusa Lembongan. Dan ini adalah tempat favorit saya," ungkap Raul (26), wisatawan asal Spanyol.
Pantai Crystal Bay oleh warga sebenarnya dikenal dengan pantai Penida.
Crystal Bay sendiri merupakan nama populer yang disematkan oleh para wisatawan asing karena pantai ini memiliki air mengkilap dan bening bak sebuah kristal.
Selama lima tahun terakhir, pantai yang terletak di Teluk Penida, Banjar Penida, Desa Sakti, Nusa Penida ini menjadi primadona bagi wisatawan.
Sementara itu, Kadisbudpar Kabupaten Klungkung, I Wayan Sujana menjelaskan jika Crystal Bay memang merupakan salah satu objek wisata andalan yang ada di Kabupaten Klungkung.
Saat ini pihaknya telah melakukan pengembangkan terhadap destinasi wisata tersebut dengan mendatangkan investor untuk pengembangan akomodasi pariwisata di pantai tersebut.
"Yang pasti kita akan terus berusaha kembangkan destinasi tersebut dengan promosi pariwisata," jelas Sujana dengan singkat.
Pariwisata Minim Kontribusi Ke Pura Penida
Selain menawarkan keindahan alamnya, Crystal Beach ternyata juga memiliki nilai spiritual karena letaknya yang berdampingan dengan salah satu pura tertua yang diyakini sebagai asal mula Nusa Penida yaitu Pura Penida.
Namun, kemajuan destinasi wisata tersebut ternyata masih minim kontribusi terhadap keberadaan Pura Penida.
"Dalam sehari kurang lebih ada 100 hingga 150 wisatawan yang hadir ke pantai ini. Namun, hingga saat ini kontribusinya ke Pura Penida tidak ada. Saya harap pemerintah melalui Bupati menyikapi hal ini," ungkap I Nyoman Sadar, tokoh masyarakat di Desa Sakti, sekaligus salah satu mandala karya di Pura Penida.
Saat itu (13/11/2015), Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, Wakil Bupati Klungkung, I Made Kasta, dan segenap SKPD di Pemkab Klungkung kebetulan sedang melakukan persembahyangan di Pura Penida.
Menurut I Nyoman Sadar, wilayah Pantai Crystal Bay masih tercatat sebagai aset Pemprov Bali dengan luas kurang lebih 24 hektar.
"Ya kami mohon setengah hektar saja diperbolehkan untuk laba pura kami yang bisa kami manfaatkan untuk membangun parkir saat karya. Saat ini Pura Penida diempon oleh kurang lebih 2.000 warga Penida," tambah Nyoman Sadar. (*)