Tips Berbusana Untuk Hijabers Agar Nyaman Saat Traveling
Kaum hijabers tetap bisa nyaman dalam hal berbusana ketika jalan-jalan. Ini tipsnya.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Jalan-jalan ke berbagai tempat wisata bisa dilakukan siapa saja, termasuk para perempuan.
Di kalangan perempuan pun ada beragam gaya berpakaian yang mereka sukai.
Di antaranya adalah mereka yang senang berpakaian muslimah yang lebih suka memakai rok atau gamis dan jilbab lebar di segala suasana.
Mereka merasa lebih nyaman memakai gamis atau rok dengan jilbab yang lebar jika travelling dengan alasan busana seperti itu lebih aman untuk menutup aurat perempuan dibandingkan dengan celana ketat atau kulot yang longgar.
Marlina Ayu Prasiwi yang hobi travelling lebih senang memilih busana muslimah seperti itu.
Rok atau gamis yang dipakainya tak menghalangi gerak dan langkahnya saat jalan-jalan.
Bahkan dia sudah pernah ke luar negeri seperti Thailand.
Hijab travel ala Marlina Ayu Prasiwi.
Nah, dia memiliki beberapa trik khusus bagi para muslimah yang senang berpakaian demikian agar bisa tetap nyaman selama jalan-jalan.
Sebab, banyak juga kalangan yang berpendapat busana seperti itu akan membuat aktifitas jalan-jalan tak nyaman alias ribet.
"Semua tergantung kita juga, bagaimana caranya agar busana kita tetap sesuai syariat Islam namun jalan-jalannya tetap enjoy," ujar gadis yang akrab disapa Lina ini.
Agar jalan-jalannya bisa tetap nyaman, memang ada beberapa hal yang harus diperhatikan soal busana.
Usahakan baju yang dipakai berbahan nyaman saat kita kenakan.
Satu hal yang pasti, ketika muslimah jalan-jalan, baju dan jilbabnya harus yang panjang, longgar dan syar'i, menutup lekuk tubuh.
Selain itu, upayakan juga agar tidak menyusahkan pada saat berwudhu jika kita mau salat di perjalanan.
"Yang simple aja jilbabnya. Mudah dikenakan dan dilepas saat berwudhu," paparnya.
Saat jalan-jalan, dia menyarankan jangan membawa barang terlalu banyak di dalam tas.
"Yang penting-penting saja buat cewek yang sekiranya tidak merepotkan. Kalau saya biasanya senang membawa Al Quran, dompet, HP, charger, power bank, kaca kecil dan peralatan make up yang simple saja," katanya lagi.
Dia juga senang membawa penyegar wajah semprot agar bisa disemprotkan ke wajah saat jalan-jalan dan udara sedang panas supaya wajah tetap segar.
"Jangan lupa juga bawa mukena berbahan tipis yang mudah dilipat di tas buat salat," tambahnya.
Kemana-mana, apalagi jika keluar rumah, dia senang memakai kaus kaki guna menutup kaki karena tergolong aurat yang wajib ditutupi.
Jika sedang bepergian, biasanya dia membawa beberapa pasang kaus kaki.
Dia juga kerap membawa manset tangan guna menutupi pergelangan tangannya karena khawatir auratnya di bagian itu akan terlihat.
Untuk kaus kaki dan manset, dia biasanya membawa sekitar empat atau lima pasang karena gampang sekali kotor.
"Kalau perginya lama, misalnya seminggu biasanya bawa banyak karena itu kan mudah kotor," bebernya.
Diakuinya, untuk muslimah sepertinya soal pakaian memang lebih ribet.
Banyak yang harus dibawa agar auratnya bisa tetap tertutup dengan rapat.
Misalnya, untuk pakaian dalam selain underwear dan celana dalam, juga harus membawa celana panjang dalaman.
Kemudian kaus kaki, manset, jilbab, rok, gamis, baju atasan lengan panjang hingga dalaman jilbab.
Akan sangat merepotkan jika barang yang dibawa banyak, apalagi jika perginya lama.
Oleh sebab itu, biasanya pakaiannya akan diseleksinya dulu.
"Dilihat dulu perginya mau berapa hari. Pakaian harus disesuaikan dengan lamanya bepergian. Biasanya, kalau saya harus dipaskan dan antara jilbab dan baju harus serasi warnanya biar penampilan tampak bagus," sebut alumnus STIEI ini.
Soal bahan pakaian tentunya juga penting.
Apalagi muslimah berhijab dilarang memakai pakaian yang bahannya tipis dan menerawang.
Sebaiknya pilihlah bahan yang mudah menyerap keringat dan tidak panas.
Misalnya kaus atau bahan jersey yang lembut dan dingin di kulit.
"Kalau ke gunung atau pantai, jangan lupa bawa krim sunblock dan kacamata hitam agar kulit tak mudah terbakar dan mata tak silau," pungkasnya. (Yayu Fathilal)