Ayam Geprek dari Sleman, Paling Pedas, Pakai 20 Cabe, Disebut Dangdut Koplo
Tingkat kepedasan Ayam Geprek dari Jogja ini dibedakan dalam istilah genre musik. Paling pedas disebut dangdut koplo!
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Bagi masyarakat Yogyakarta yang sebagian besar adalah pelajar dan mahasiswa, kuliner ayam geprek saat ini tengah menjadi primadona.
Maka tak heran penjual ayam geprek akan dengan mudah ditemukan di Kota Pelajar ini.
Dari sekian banyak ayam geprek, ada beberapa tempat yang patut dicoba dan salah satunya adalah Ayam Geprek Jekardah/ JKRDH.
Nama Jekardah yang tersemat di tempat makan tersebut bukanlah karena menu yang ada di sana berasal dari Jakarta, melainkan singkatan dari Jelas Membakar Lidah.
Lokasi Ayam Geprek Jekardah di Pandega Marta No.102B Pogung Baru, Sleman, Yogyakarta.
Sesuai dengan namanya, Ayam Geprek Jekardah menawarkan menu dengan cita rasa pedas yang siap membakar lidah anda.
Tetapi anda bisa menentukan tingkat kepedasan dari ayam geprek yang anda pesan.
Untuk menentukan tingkat kepedasan, digunakan nama-nama genre musik, seperti acoustic, pop, jazz, rock, dan dangdut koplo agar unik dan beda dari tempat laiinya.
Dijelaskan Rully selaku pengelola Ayam Geprek Jekardah, acoustic adalah ayam geprek dengan tingkat kepedasan paling rendah, sedangkan yang paling pedas adalah dangdut koplo.
"Untuk acoustica hanya menggunakan 1 buah cabai, sedang untuk dangdut koplo hingga 20 cabai rawait. Di tempat kami ini, menu ayam geprek juga kami beri nama yang unik, yakni Hot Bully Chicken," ujar Rully menjelaskan.
Lebih lanjut dia menjelaskan, meskipun saat ini di Yogyakarta banyak tempat menjual ayam geprek, Rully memastikan ayam gepreknya berbeda dengan tempat lain.
Sebelum ayam digoreng terlebih dahulu dimarinade dengan bumbu yang didatangkan dari luar negri. "Bumbu tersebut memang tidak ada di Indonesia," tambahnya.
Dengan bumbu tersebut ayamnya memiliki rasa yang lebih gurih. Setelah digoreng dengan balutan tepung yang tipis, kemudian ayam digeprek/ dimemarkan bersama dengan cabai dan bawang putih. Selain gurih, daging ayamnya pun juga empuk.
Selain menyajikan Hot Bully Chicken, tempat makan terletak di Pandega Marta No.102B Pogung Baru, Sleman, Yogyakarta juga menyediakan ayam goreng sambal kosek.
Ayam yang digunakan sama dengan menu gepreknya, yang membedakan adalah di menu ini, sambalnya dipisah. Sambal kosek adalah sambal yang terbuat dari cabai rawit dan bawang putih kemudian disiram dengan minyak goreng panas.
"Kami juga punya menu ayam kremes, dimana ayam tersebut kami sajikan dengan kremes yang kami goreng sendiri tidak bersama ayamnya. Untuk ketiga menu ayam ini pembeli bisa memilih bagian paha, dada, sayap, atau pun ati ampela," kata Rully.
Ayam geprek Jekardah (Jelas Membakar Lidah) dari Jogja. Tingkat kepedasannya dibedakan dalam nama-nama genre musik.
Beberapa menu pendamping juga tersedia, seperti terong goreng, tempe, tahu, telur, cah kangkung, dan sop ayam.
Tempat makan yang setiap harinya buka dari jam 11.00 siang hingga 10.00 malam ini juga memiliki menu spesial yakni Sweewee, crizpee mushroom, brocco mushroom, dan fried soy.
Sweewee adalah sajian berupa chicken wing dan potato wedges, sedang crizpee mushroom adalah jamur crispy, untuk brocco mushroom adalah cah brokoli dan jamur, dan fied soy adalah tempe mendoan.
Beragam menu tersebut harganya cukup terjangkau. Hot Bully Chicken dapat anda nikamti mulai dari harga Rp. 5 ribu hingga Rp. 9 ribu. Harga yang sama juga berlaku untuk ayam sambal kosek, dan ayam kremes.
"Setiap harinya kami juga menyediakan promo Happy Hours, dimana dari jam 11.00 siang hingga 03.00 sore kami menyediakan paket makan yang terdiri dari nasi putih, sayap, dan es teh dengan harga hanya. 10 ribu. Tempat makan kami ini juga kami lengkapi degan WIFI, dan bisa digunakan untuk menggelar acara seperti ulang tahun maupun acara lainnya," pungkas Rully.