Erupsi Gunung Bromo "The Best Attractive Smoke in The Word"
Boleh saja dunia mengklaim gunung berasap terbaik ada di Tiongkok, tapi banyak wisatawan manca negara mengakui Erupsi Gunung Bromo
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, BROMO - Boleh saja dunia mengklaim gunung berasap terbaik ada di Tiongkok, tapi banyak wisatawan manca negara mengakui Erupsi Gunung Bromo "The Best Attractive Smoke in the World".
Kalimat itu muncul dari sesepuh masyarakat Gunung Bromo, Digdayo Djamaluddin P yang juga Ketua Badan Pengurus Cabang Persatuan Hotel dan Restoran (BPC PHRI) Kabupaten Bromo saat menerima kunjungan 32 awak media dari Jakarta di Hotel Yosich, Desa Ngadisari, Probolinggi, Jumat (25/12).
Mengapa sampai Digdoyo menyebut demikian. Menurutnya, erupsi Gunung Bromo yang siklusnya berlangsung selama lima tahun sekali ini tidak berbahaya. Bahkan, saat erupsi inilah yang paling indah dinikmati. Berbagai siluet bentuk yang muncul dari kepulan asap.
"Saat erupsi inilah yang paling indah dan hanya bisa dinikmati saat jam-jam tertentu. Contohnya, pada pagi hari lalu menggambarkan tokoh perwayangan dan bunga api," katanya.
Sayangnya, erupsi yang tidak berbahaya itu digambarkan cukup berbaha. Akibatnya, terjadi penurunan wisata mencapai 80 persen dari jumlah yang sebelumnya.
"Erupsi Gunung Bromo itu tidak berbahaya seperti yang dibayangkan. Harusnya musibah erupsi itu jadi berkah bagi masyarakat Bromo yang lebih banyak menggantungkan hidup dari pariwisata," katanya.
"Jujur saja, seharusnya kami mendapatkan banyak pemasukan di Natal dan Tahun Baru. Namun, pendapatan kami sangat melorot karena banyak tamu membatalkan kunjungannya. Bahkan, ada beberapa hotel yang terpaksa memutuskan hubungan kerja dengan karyawan kontraknya ," ujarnya.
Untuk itu, Digdoyo minta semua pihak untuk sama-sama mendukung dan memastikan bahwa mengunjungi Bromo adalah aman.
"Harus disosialisasikan bahwa erupsi Gunung Bromo tidak berbahaya. Memang dampak erupsi itu banyak menjadikan hujan pasir vulkanik, tapi itu bisa diantisipasi dengan masker atau membawa payung," katanya.
"Pasir ini sangat berguna sebagai pencuci piring dan bermanfaat untuk mengkilatkan batu akik," tambahnya.
Digdoyo berharap dengan adanya sosialisasi bahwa erupsi gunung Bromo tidak berbahaya dan adanya lokasi yang aman dengan radius 2,5km yang bisa dijadikan tempat menikmati akan mengembalikan kepercayaan wisatawan untuk datang.
"Kami berharap dengan adanya sosialisasi ini kunjungan wisatawan lokal dan manca negara bisa kembali pada saat menyambut Tahun Baru," katanya.