Air terjun Batu Silangit, Sebenarnya Air Mengucur Indah Dari Bendungan
Air Terjun Batu Silangit di Pematangsiantar ini sebenarnya kucuran air dari bendungan yang memang tampak memesona.
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribun Medan, Silfa Humairah
TRIBUNNEWS.COM - Air terjun Batu Silangit di desa Batu Silangit, Pematangsiantar, Sumatera Utara kini sedang naik daun dibicarakan di media sosial.
Walaupun airnya terjun dari bendungan, batu ukir di bawahnya cukup unik seperti dipahat.
Wisatawan tidak perlu tracking alias susah-susah masuk hutan dan lewati tebing segala, karena air terjunnya berada di sekitaran kebun sawit penduduk atau hanya sekitar 10 menit jalan kaki dari tempat penitipan kendaraan di Desa Batu Silangit.
Sebelumnya, tidak ada yang menganggap air terjun tersebut layak jadi destinasi wisata karena sekilas mirip bendungan dari atas.
Air Terjun Batu Silangit di Pemantangsiantar.
Tapi setelah beberapa wisatawan menyambangi dan mensharenya di media sosial, penduduk sekitarpun kini menyadari keunikan air terjunnya yang kini juga banyak dikunjungi para remaja yang menggandrungi traveling.
Addini Syahfitri, pengunjung, menuturkan, banyak juga yang belum tahu keberadaan tempat ini. Padahal lumayan dekat dari pusat kota Siantar, hanya sekitar 45 menit.
"Naik sepeda motor atau mobil pun bisa karena akses jalannya lumayan bagus. Cocok juga bawa rombongan atau keluarga," katanya.
Selain keindahan pada batu alamnya yang seperti diukir, air terjunnya juga jernih dan dingin sehingga wisatawan bersantai sambil main air di bawah air terjun, atau merasakan pijatan guyuran air terjun yang lembut.
Menurut Addini, wisatawan juga bisa sepuasnya berfoto ria tanpa harus berbasah-basah karena aliran kolamnya yang dangkal.
"Aliran air ke kolam dangkal, jadi bisa lewat untuk menaiki batu besar di dekat air terjun agar bisa berfoto ria," katanya.
Untuk menjangkaunya pun tidak ada pungutan alias gratis. Karen belum ada pengelolaan dari penduduk setempat atau pemerintah. Wisatawan yang datang bisa sepuasnya mandi dan berfoto, apalagi kalau membawa bekal sendiri dan makan di sana.
Karena tidak ada warung atau pondok untuk bersantai, wisatawan direkomendasikan bawa bekal dan alas sendiri.
Untuk parkir, wisatawan bisa menitipkannya di rumah penduduk desa sekitar dengan hanya biaya Rp 2 ribu hingga Rp 5 ribu.