Misteri Cerita Sebongkah Emas Segede Kepala Kerbau di Balik Air Terjun Silaklak di Tapanuli
Cerita sebongkah emas segede kepala kerbau di balik Air Terjun Silaklak di Tapanuli Tengah yang belum terjawab kebenarannya sampai sekarang.
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan wartawan Tribun Medan, Silfa Humairah
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Air Terjun Silaklak yang berada di Kecamatan Sorkam, Tapanuli Tengah, punya cerita unik di balik keindahannya.
Ada emas sebesar kepala kerbau tersembunyi di balik lubuk batu tebing aliran airnya.
Konon, air terjun tersebut sempat mau dibendung oleh penjajah Belanda untuk penggalian emas tersebut.
Namun, sekeras apapun usaha penjajah tidak berhasil. Air terjun terus mengalir dan menutup galian tambang penjajah.
Wisatawan bermain-main di Air Terjun Silaklak di Tapanuli Tengah.
Aman Simatupang, 50, penduduk yang sudah seumur hidupnya tinggal sekitar Silaklak menuturkan, entah sudah berapa kali Air Terjun Silaklak sempat mau dibendung oleh penjajah Belanda di zaman penjajahan dulu tapi tidak berhasil.
Katanya ada "penghuninya" di sana yang menggagalkan niat penjajah mengambil emas.
"Bahkan dulunya penduduk tidak berani pakai baju warna merah jika mau ke ladang sekitaran Air Terjun Silaklak, karena setiap yang baju merah melewatinya pasti pulang dengan kondisi sakit, badannya jadi lemah. Gak tau juga kenapa "penghuninya" suka mengganggu yang hanya menggunakan baju merah," katanya.
Tapi itu dulu, katanya. Sejak seorang warga marga Simanullang berhasil meminta kepada "penghuni" tersebut untuk pergi.
Dan emas yang katanya ada di balik lubuk batu aliran air terjun pun tidak ditemukan.
"Warga menyakini ada penghuni penjaga Silaklak di pohon besar samping aliran air terjun. Belakangan ada warga Simanullang minta pada penghuninya untuk pergi, entah apa doanya, keesokannya pohon besar itu pun sudah hilang tanpa jejak akar atau apapun, tidak tinggalkan bekas seperti memang tidak pohon di sana sebelumnya," jelasnya.
Ia menuturkan pohon itu tadinya berdiri dekat jatuhan air Silaklak. Tapi karena berhasil disuruh pergi oleh, tidak ada pohon tumbuh lagi di dekat jatuhan air. Manullang dan kerabatnya pun berladang dan bermukim di sana pada saat itu.
Menurut Aman, kisah tersebut telah turun temurun dituturkan dan cukup terkenal di Purba Tua.
Setiap wisatawan yang datang dan bertanya kisah di balik Silaklak, cerita yang sama akan diceritakan.
Tapi beberapa tahun belakangan, air terjun dikelola oleh pemerintah setempat untuk dijadikan tempat wisata.
Air terjun setinggi 25 meter ini pun tetap memiliki daya pikatnya sendiri selain hal mistis yang menjadi buah bibir warga setempat.
Keindahannya terletak pada tebing tinggi batu granitnya yang bertingkat. Air terjunnya juga berada di sekitar hutan dengan pohon beringin menjulang tinggi.
Menuju Air Terjun Silaklak, tidak sulit. Karena dari Kota Sibolga hanya berjarak 16 kilometer atau 15 menit perjalanan dengan akses jalan aspal tergolong bagus.
Tiba di Desa Unte Mungkur III, bisa menumpang parkir kendaraan di rumah-rumah warga.
Kemudian berjalan kaki sekitar 100 meter hingga mendapati tangga semen di jalan selebar 1,5 meter. Berjalan mendaki sekitar 40 meter, tangga pun habis.
Dulu sempat ada tangga semen yang memudahkan pengunjung untuk menjangkau air terjun, tapi sekarang tangganya sudah rusak dan tidak terawat.
Sepanjang perjalanan tracking anda sudah bisa melihat pemandangan tebing dan air terjunnya di balik pohon-pohon sekitar hutan.
Pemandangan masih sangat hijau karena memang berada di tengah hutan.
Elfa Nanda, pengunjung, menuturkan pemandangan sekitar sangat asri dan hijau.
"Suasananya asri dan nyaman. Trackingnya gak terlalu ekstrim dna airnya jernih," tambahnya.