Bongo, Desa Terpencil di Gorontalo dengan Pemandangan Indah bak Negeri dari Serpihan Mimpi
Bongo adalah keajaiban perubahan sebuah desa terpencil, wilayah miskin terisolir menjadi desa mandiri yang mempesona.
Editor: Malvyandie Haryadi
Uniknya, di puncak bukit kapur ini air berlimpah, meluberi kolam yang bisa digunakan siapa saja tanpa dipungut biaya.
Bahkan Masjid Walima Emas pun sekelilingnya adalah kolam yang sejuk!
Air mengalir sepanjang tahun memenuhi kolam yang berada di punggung bukit kapur yang gersang di Gorontalo. Tanaman tumbuh subur hanya di sekitar kolam. (KOMPAS.COM/ROSYID A AZHAR)
Sungguh aneh pada puncak bukit kapur yang gersang terdapat kolam yang airnya mengalir sepanjang tahun.
Inilah berkat Tuhan bagi Bongo yang ramah dan taat.
Jauh sebelum Indonesia ada, di Bongo inilah pusat Linula Bubohu.
Linula adalah kawasan otonom berdasar ikatan klan.
Bubohu adalah salah satu nama Linula di antara seratusan Linula di Kerajaan Hulondalo (Gorontalo) yang mulai sejak 1750 dengan Olongia (pemimpin) pertama Hilalumo Amay.
Pada 17 April 1889, Pemerintah Kolonial Belanda mengeluarkan Beslit tentang penghapusan kekuasaan raja dan membagi Bubohu dalam beberapa kampung.
Raja terakhir yang memimpin Bubohu adalah Botutihe yang memerintah antara tahun 1884-1902. Selamat berlibur!