Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bunga Bangkai Raksasa di Bekasi Ini Bikin Warga Penasaran dan Berdatangan

Bunga bangkai raksasa atau Amorphophallus titanum ini berbeda dengan bunga Rafflesia arnoldii.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Bunga Bangkai Raksasa di Bekasi Ini Bikin Warga Penasaran dan Berdatangan
Kompas/Harry Susilo
Pengunjung melihat bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanum) yang tumbuh di Rumah Perubahan, di Jatimurni, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Selasa (2/2/2016). Bunga bangkai yang merupakan bunga endemik Sumatera tersebut dibudidayakan di Rumah Perubahan sebagai bagian dari edukasi kepada masyarakat. Rumah Perubahan merupakan pusat pelatihan dan pendidikan bagi masyarakat ataupun lembaga usaha yang didirikan Guru Besar Manajemen Universitas Indonesia Rhenald Kasali. 

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Mata Azka Nadhif berbinar memandang bunga bangkai raksasa yang sudah tumbuh menjulang sekitar 1,2 meter di sebuah pot besar di pekarangan Rumah Perubahan, Selasa (2/2/2016).

Bocah lelaki berusia 4,5 tahun itu begitu takjub. ”Bagus banget, ya.”

Azka kembali memandang bunga itu dari berbagai sisi.

Dia terdiam sesaat lalu menyatakan rasa penasaran.

A photo posted by Rhiannon (@rhiannonflowers) on


”Kok, yang aku lihat di Youtube bunganya kecil, tetapi di sini besar sekali,” kata anak yang masih duduk di taman kanak-kanak itu. Tak tercium bau bangkai dari bunga itu.

Sang pemandu dari Rumah Perubahan pun menjelaskan, jika bunga bangkai raksasa atau Amorphophallus titanum ini berbeda dengan bunga Rafflesia arnoldii.

Berita Rekomendasi

Bunga Amorphophallus ini bisa tumbuh hingga setinggi 3,5 meter.

Bunga bangkai tersebut telah ditanam 10 tahun silam di Rumah Perubahan yang terletak di Kelurahan Jatimurni, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi.

Bunga itu dibudidayakan oleh sang pendiri Rumah Perubahan, Rhenald Kasali.

Azka pun menyempatkan diri berfoto dengan latar belakang bunga tersebut sebelum pergi.

”Abang.. coba menghadap ke sini, ya..,” ucap Nurul (13), kakak perempuan Azka, sambil membidikkan kamera sakunya.

Azka dan Nurul berkunjung ke Rumah Perubahan bersama ibu mereka, Trifana Usye (41) dan sang nenek, Lidia (66).

”Saya ikut ke sini demi Azka, cucu saya. Dia dari kecil memang senang sekali dengan bunga,” kata Lidia.

Warga Depok, Jawa Barat, itu mendapatkan informasi mengenai keberadaan bunga bangkai di Rumah Perubahan dari media sosial dan berita daring di internet.

”Setelah Azka pulang sekolah, kami kesini. Dia sudah lama ingin lihat bunga bangkai secara langsung,” ucap Trifana.

Edukasi masyarakat

Rhenald Kasali mengaku mendapatkan bibit bunga bangkai itu dari warga yang membudidayakannya di Sumatera.

”Saya membawa dua umbi bunga tersebut ke Rumah Perubahan, 10 tahun lalu, dan baru sekarang tanaman ini mulai berbunga,” ujar Rhenald.

Rhenald berharap keberadaan bunga bangkai di Rumah Perubahan dapat mengedukasi anak-anak dan masyarakat mengenai tanaman endemik asal Indonesia.

”Dengan adanya bunga ini, kita berharap anak-anak jadi mengenal tumbuhan asli Indonesia yang sangat indah. Mereka juga tahu bagaimana cara melestarikannya,” kata Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu.

Pengelola Rumah Perubahan, Afifa Anistia, mengatakan, bunga bangkai di Rumah Perubahan diperkirakan akan mekar secara sempurna pada 7-10 hari mendatang.

Mekarnya bunga tersebut hanya akan bertahan antara 8 jam-48 jam. Saat mekar itulah bau bangkai akan keluar dari bunga itu.

Setiap pengunjung yang ingin menyaksikan bunga bangkai di Rumah Perubahan akan dikenai biaya Rp 50.000 per orang sebagai biaya konservasi.

Bunga bangkai tersebut dirawat oleh tim konservasi dan dibatasi dengan pagar yang berjarak sekitar 1 meter.

Tujuannya agar bunga tak rusak oleh pengunjung yang penasaran ingin memegang bunga langka itu.

Selain bunga bangkai, Rumah Perubahan juga memiliki beragam koleksi tanaman langka lain sebagai bagian dari edukasi.

”Kami juga memiliki Rafflesia arnoldii, tetapi masih berukuran 5 sentimeter. Bunga ini sangat sensitif jadi belum bisa dibuka untuk umum,” kata Rhenald.

Yuzammi, peneliti bunga bangkai dari Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, mengatakan, selama ini masyarakat kerap salah persepsi mengenai bunga bangkai.

Bunga bangkai kerap diasosiasikan dengan Rafflesia arnoldii yang nyatanya sangat berbeda.

”Kedua bunga tersebut berasal dari suku berbeda dan bentuknya juga beda. Selain itu, bunga Rafflesia itu jenis bunga parasit, sedangkan bunga bangkai merupakan tanaman yang mandiri,” ucap Yuzammi.

Sumber: KOMPAS
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas