Sate Kere, Kuliner Unik di Yogyakarta, Aroma dari Kepulan Asapnya Saja Bisa Menggoda Selera
Saat dibakar aroma sate ini yang khas membuat banyak orang penasaran dan menggoda selera makan.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Menempati emperan pasar Beringahrjo sisi selatan, seorang perempuan paruh baya tampak dengan ramah melayani setiap orang yang membeli dagangannya.
Kepulan asap yang mampu menggugah selera, menjadi pemandangan khas dari lokasi berjualan perempuan bernama Ponijah ini.
Ponijah membakar sate kere. (Tribun Jogja/Hamim)
Kepulan asap tersebut berasal dari proses pembakaran sate kere, dagangan yang setiap harinya dijual perempuan berumur 48 tahun ini.
Sate kere ini menjadi salah satu panganan khas Beringharjo yang banyak diburu pengunjung pasar.
Sate kere sendiri adalah sate yang terbuat dari gajih atau lemak sapi.
Karena berbahan baku gajih, maka saat dibakar sate ini mengahasilkan asap yang begitu banyak dan aromanya yang khas membuat banyak orang penasaran dengan panganan yang satu ini.
Dikatakan Ponijah, sebalum dibakar, gajih terlebih dahulu diberi bumbu.
"Setelah koyor dipotong, terus diberi bumbu. Bumbu yang digunakan adalah bumbu dendeng yang terbuat dari bawang putih, ketumbar, merica, gula jawa, dan beberapa bumbu lainya," ujarnya.
Proses pemberian bumbu ini dilakukan Ponijah di rumah, sehingga saat sampai di Beringharjo dirinya tinggal membakar sate jika ada pesanan dari pembeli.
Sate kere. (Tribun Jogja/Hamim)
Setelah dibakar, sate koyor ini memiliki warna kuning keemasan yang benar-benar menggoda selera.
Penggunaan bumbu dendeng, menciptakan sate dengan citarasa gurih dan cenderung manis.
Meskipun bahan utamanya adalah koyor, tetapi rasanya tidak ngendal di tenggorokan saat dinikmati.
Selain menyediakan sate koyor, Ponijah juga menyediakan sate dari daging sapi, hati, dan ginjal sapi.
Bumbu yang digunakan untuk sate ini juga bumbu dendeng.
Untuk sate dagingnya pun rasanya juga tidak kalah nikmat, dengan tektur daging yang empuk.
"Kebanyakan orang yang beli sate ini dimakan begitu saja. Tetapi saya juga menyediakan lontong dan tambahan sambal kacang bagi yang menginginkannya," kata Ponijah.
Setiap harinya anda bisa menemukan Ponijah berjualan di sisi selatan pasar Beringharjo, samping pintu masuk yang paling barat.
Dia mengatakan biasa mulai melayani pembeli dari jam 08.00 hingga sekitar pukul 15.00.
Untuk harga, satu tusuk sate koyor dapat anda nikmati cukup dengan harga Rp.2 ribu.
Sedang untuk sate daging dan jeroan sapi harganya Rp.3 ribu per tusuk. Bagi ingin yang menikmati sate dengan tambahan lontong, cukup tambah Rp.2 ribu tiap satu lontongnya.
Jadi jika anda berkunjung ke Beringharjo, tidak ada salahnya merasakan sensasi yang berbeda saat mencicipi sate yang tidak banyak ada di tempat lain ini.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.