Pemandangan Mengagumkan Sepanjang Gayo Lues, Pesona Alam dari Dataran Tinggi Aceh
Siapa pun akan dibuat kagut oleh pesona pemandangan sepanjang Gayo Lues, hamparan pesona alam dari Dataran Tinggi Aceh.
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Membentang di wilayah tengah Aceh, Dataran Tinggi Gayo (DTG) merupakan ‘tiga bersaudara’ yang dipisahkan secara administratif.
Tanah Gayo merupakan daerah yang melingkupi tiga kabupaten yaitu Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues.
Ketiga kabupaten ini, merupakan daerah bersaudara lantaran memiliki kesamaan tradisi, adat, serta bahasa.
Dipagari pegunungan serta Danau Lut Tawar yang membentang luas di bagian timur, Kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, membuat panorama di daerah berhawa sejuk berketinggian rata-rata 1.200 hingga 1.800 Meter Dari Permukaan Laut (MDPL) memikat hati siapa saja yang datang.
Siamang (Symphalangus syndactylus) di kawasan hutan Ekosistem Leuser, Aceh.
Panorama alam yang membentang sepanjang lintasan Gayo Lues menawarkan keindahan yang menakjubkan.
Sepanjang mata memandang, hamparan perbukitan yang dipenuhi pepohonan nan hijau, aneka satwa yang terlihat selintas membuat perjalanan tak membosankan.
Pun walau jalanan dipenuhi tanjakan dan kelokan tajam.
Kabupaten yang dikenal dengan nama Negeri Seribu Bukit ini masuk dalam Kawasan Ekositem Leuser (KEL) dan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) menyimpan sejuta pesona.
Aneka satwa dilindungi, air terjun yang membelah bebatuan atau para petani yang menanam serai wangi, jagung atau lainnya yang digalakkan oleh pemerintah setempat terlihat jelas di sepanjang sisi jalan.
Kawasan ini yang sebagian masih perawan sebenarnya dapat berkembang pesat, jika 14 jalur lintas tengah rampung dibangun.
Para wisatawan lokal dari wilayah pesisir, baik timur, barat-selatan atau juga Banda Aceh akan beramai-ramai datang untuk menikmati keindahan alam, atau manisnya jagung yang dipetik para petani.
Kabupaten yang mayoritas didiami Suku Gayo ini sedang berbenah diri untuk mengejar ketertinggalannya dalam pembangunan.
Potensi pertanian menjadi prioritas utama pengembangan.
Beberapa komoditas potensial yang dimiliki kabupaten ini adalalah cabai merah besar di kecamatan Blang Pegayon dan Puteri Betung, serai wangi, yang dikembangkan di sela-sela pepohonan pinus di hampir seluruh wilayah Gayo Lues, nilam yang banyak ditanam di daerah Terangun, tembakau virginia di Kecamatan Pantan Cuaca, kakao di kecamatan Puteri Betung, kopi Gayo di Kecamatan Pantan Cuaca, durian di Kecamatan Pining, dan jagung di Kecamatan Blang Kejeren.
Pemandangan alam di lintasan Takengon menuju Blangkejeren.
Sementara pertambangannya mengandalkan timah di Kecamatan Pining, emas di Kecamatan Putri Betung dan Kecamatan Pantan Cuaca, dan tambang pasir keramik di Kecamatan Rikit Gaib.
Nah! Bagi anda pelancong yang tertarik menjajal ‘Negeri Seribu Bukit’ itu jangan lewatkan petualangan menyambangi pintu utama pendakian Gunung Leuser di Kedah, Penosan, Kecamatan Blang Jerango, pemandian air panas di Kecamatan Puteri Betung, air terjun Akang Siwah di Kecamatan Blang Pegayon, wisata Ekosistem Leuser di Kecamatan Puteri Betung, Genting di Kecamatan Pining, dan air terjun Rerebe di Kecamatan Terangon.
Selain dikenal dengan panoramanya yang indah, Gayo Lues merupakan daerah asal Tari Saman yang pada Desember 2012 telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia tak benda oleh UNESCO.
Bersama dua ‘saudara’ se-Dataran Tinggi Aceh lainnya Kabupaten Bener Meriah dan Kota Takengon, Gayo Lues rutin menghelat atraksi pacuan kuda tradisional untuk memeriahkan hari jadi daerah tersebut serta HUT RI.
Lokasi
Gayo Lues adalah salah satu kabupaten di Aceh, hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Tenggara pada 2002.
Kabupaten ini berada di gugusan pegunungan Bukit Barisan, sebagian besar wilayahnya merupakan areal Taman Nasional Gunung Leuser yang telah dicanangkan sebagai warisan dunia.
Kabupaten dengan ibukota Blangkejeren ini merupakan salah satu kabupaten yang paling terisolasi di Aceh.
Daerah Gayo Lues dibagi menjadi 11 kecamatan yaitu Blang Kejeren, Rikit Gaib, Blang Pegayon, Tripe Jaya, Kuta Panjang, Pining, Terangon, Putri Betung, Debun Gelang, Blang Jerango, Pantan Cuaca.
Rencana pembangunan Jalur Ladia Galaska (Samudera Indonesia, Gayo, Alas, dan Selat Malaka) yang menghubungkan Samudera Indonesia dengan Selat Malaka sangat diharapkan dapat memperbaiki tingkat perekonomian masyarakat Gayo Lues.
Saat in, lalu lintas dari Blangkejeren, pusat pemerintahan kabupaten, ke Banda Aceh harus melalui Medan, Sumatera Utara.
Meskipun demikian, rencana ini banyak ditentang oleh kalangan pelestari lingkungan hidup karena memotong zona utama taman nasional.
Semoga mimpi indah warga lintas tengah Aceh segera terwujud, seperti halnya jalanan mulus di belahan Aceh lainnya.
Seperti indahnya pesona yang disuguhkan alam dataran tinggi Aceh, Gayo Lues ‘Negeri Seribu Bukit’.