Sate, Gule dan Tengkleng Daging Kelinci, Pasti Masih Asing Kan Bagi Anda? Yuk Cicipi!
Sate, gule dan tengkleng kelinci tentu masih asing bagi Anda, karena kebanyakan dari kambing. Dapatkan di Warung Mbah Ganis di Sleman.
Editor: Agung Budi Santoso
Menyantap sate, gule dan tengkleng kambing barangkali sudah biasa. Yang luar biasa kalau bahannya daging kelinci! Wow, sedapnya!
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Kaliurang adalah satu diantara obyek wisata yang cukup terkenal di daerah Yogyakarta, khususnya Kabupaten Sleman.
Berada di kaki gunung Merapi, Kaliurang menawarkan keindahan alam khas pegunungan beserta udara berhawa sejuk.
Selain menawarkan wisata alam, kawasan Kaliurang juga menawarkan beragam kuliner yang khas, dan salah satunya adalah sate kelinci. Bersama jadah tempe, sate kelinci telah menjadi ikon kuliner kawasan tersebut.
Anda akan dengan mudah menemukan penjual makanan tersebut di area wisata Kaliurang, dari sekian banyak penjual sate kelinci, di komplek Wisata Tlogo Putri Kaliurang terdapat sebuah warung makan yang menjual sate kelinci dan cukup terkenal, yakni Warung Makan Mbah Ganis.
Sate dan tengkleng kelinci di warung Mbah Ganis, kawasan Kaliurang, Yogyakarta.
Di warung makan ini anda bisa menikmati beragam olahan berbahan dasar daging kelinci.
Sate kelinci, tongseng kelinci, gulai kelinci, dan tengkleng kelinci adalah beberapa menu yang dapat anda pesan di warung makan ini.
Sekilas, sate kelinci tampak mirip sate ayam. Irisan dagingnya tidak jauh beda. Ukurannya dan ternyata rasanya juga mirip.
Sate ini bisa dibumbui kecap yang isinya kecap, bawang merah, dan irisan cabai rawit merah.
Daging kelinci sedikit lebih liat dibanding daging ayam.
Tapi lebih empuk daripada daging kambing, dan daging kelinci tidak berbau seperti daging kambing.
Meskipun hanya disajikan dengan sambal kecap, tetapi rasa dan aroma rempah cukup terasa dalam tiap potong sate kelinci Mbah Ganis.
Diungkapkan Ganis Ristanto (44) pemilik Warung Makan Mbah Ganis, rasa rempah di sate tersebut karena penggunaan beragam rempah yang dioleskan selama proses pembakaran.
"Rempah-rempah seperti kayu manis, cengkeh, asam jawa, jinten, dan beberapa rempah lainnya kami gunakan untuk bumbu kocor dalam proses pambakaran," ujar pria yang akrab disapa Mbah Ganis tersebut.
Lebih lanjut dia mengtakan, sengaja menggunakan sambal kecap daripada sambal kacang, karena dengan menggunakan sambal kecap rasa dan tekstur daging kelinci akan lebih terasa.
Jika menggunakan sambal kacang, rasa daging tidak akan terlalu beda jauh dengan daging ayam.
Menu andalan lain dari warung ini dan tidak ada di tempat lain adalah tongseng kopyok dan tongseng awul-awul.
Untuk tonseng kopyok adalah daging kelinci yang dimasak dengan bumbu rempah khas tonseng, tetapi ada tambahan "kopyokan" telur dalam masakan ini.
Sedang untuk tongseng awul-awul adalah masakan tongseng daging kelinci yang mendapat tambahan kwitaw.
Tengkleng kelinci juga jangan anda lewatkan saat mampir ke warung makan ini.
Tulang kelinci dimasak menggunakan santan dan bumbu-bumbu rempah. Bumbu rempah yang nendang dan santan yang kental yang gurih menjadikan olahan yang satu ini begitu spesial.
Warung makan Mbah Ganis sendiri telah berdiri lebih dari 15 tahun.
"Awalnya saya adalah orang yang suka makan dan jajan. Akhirnya saya berpikiran untuk membuka usaha kuliner berdasar pengalaman saya makan di beberapa tempat," cerita Mbah Ganis.
Setiap harinya warung makan ini buka dari pukul 08.00 pagi hingga 02.00 pagi.
Untuk satu porsi sate kelinci dapat anda nikmati dengan harga Rp. Rp.13.500, sedang untuk tengkleng harganya Rp. 15 ribu, tonseng kopyok dan awul-awul harganya Rp.16.500.
Selain menyediakan beragam olahan dari daging kelinci, warung makan ini juga menyediakan olahan dari daging ayam dan kambing.