Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Buah Mentega, Bentuknya Mirip Apel, Tapi Aroma, Rasa dan Teksturnya Berbeda, Khas Kalsel

Buah mentega ini barangkali cuma ada di pedalaman Kalsel. Bentuknya mirip apel, aroma dan rasanya beda banget.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Buah Mentega, Bentuknya Mirip Apel, Tapi Aroma, Rasa dan Teksturnya Berbeda, Khas Kalsel
FOTO-FOTO: BANJARMASIN POST/ YAYU FATHILAL
Buah mentega dari Kalimantan Selatan. Mirip apel, tapi beda rasa. 

TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN- Buah yang satu ini tergolong unik dan langka, sebab sudah sangat jarang ditemui.

Terlebih lagi munculnya musiman, hanya sekali dalam setahun dan di bulan-bulan tertentu saja.

Buah ini banyak tumbuh di beberapa daerah di Indonesia, termasuk di Kalimantan Selatan.

Di Kalimantan Selatan pun, tak semua daerahnya ditumbuhi pohon buah ini.

Biasanya mudah ditemui di hutan-hutan dan perkampungan Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Namun sayangnya, karena keberadaannya yang musiman dan sekali berbuah tak sebanyak buah-buah lainnya semacam jeruk atau jambu yang bisa berjumlah banyak sekali dan bisa dijual secara massal serta jenisnya beragam sehingga buah mentega ini tak terlalu banyak dikenal.

Buah ini tak dibudidayakan karena hasilnya yang lebih sedikit dibandingkan buah-buah lainnya yang mudah ditemui dan dijual di pasar.

BERITA REKOMENDASI

Biasanya hanya tumbuh liar di pekarangan rumah warga atau di hutan-hutan.

Buah ini tergolong unik juga karena kulitnya yang ditumbuhi bulu-bulu halus dan permukaannya tebal bak kain beludru.

Namun tentu saja tak setebal kain beludru.

Jika masih mentah warna kulitnya hijau.


Kalau sudah matang berwarna merah gelap, terkadang ada juga yang merah agak kekuningan.

Daging buahnya sekilas mirip apel.

Jika sudah dikupas dan dibiarkan sebentar di alam terbuka, warna dagingnya yang putih akan berubah menjadi agak kuning atau coklat muda, sama seperti apel juga.

Namun jangan dikira ini masih satu keluarga dengan apel.

Ternyata buah ini masih saudaranya kesemek.

Tak heran jika kemudian tekstur dagingnya, aromanya, rasanya sangat jauh berbeda dengan apel.

Hanya penampakan dagingnya yang sangat mirip apel.

Walau masih sekeluarga dengan kesemek, tetap jauh berbeda juga dengan buah tersebut.

Tak heran jika kemudian banyak kalangan yang menatap aneh ke buah ini.

Jemari mereka tampak memegang-megang buah tersebut sambil bertanya-tanya buah apakah ini ke penjualnya, kecuali mereka yang hidup di perkampungan yang sudah tak asing lagi dengan buah ini.

Di antaranya adalah Yudi yang tampak bertanya-tanya ke seorang penjualnya di Pasar Terapung di Siring Tendean, Jalan Kapten Pierre Tendean, Banjarmasin.

"Buah apa ini? tanya Yudi.

"Mentega," jawab penjualnya.


Buah mentega dari Kalimantan Selatan. Mirip apel, tapi beda rasa.

Yudi tampak memperhatikan dengan seksama penampakan buah yang diakuinya baru pertama dilihatnya dalam seumur hidupnya.

Dia lantas membeli sebuah berukuran besar yang berharga Rp 10 ribu dan meminta dikupaskan untuk langsung dimakan di tempat.

"Baru tahu ada buah ini, baru pertama ketemu. Lumayan sih rasanya," ujarnya kepada BPost Online.

Pembeli lainnya, Hani dan Herni juga tampak sibuk memilih-milih buah mentega di lapak penjual lainnya.

Hani yang memang asli Banjarmasin mengaku sudah sering memakan buah ini.

"Kalau pas musimnya biasanya sering beli. Rasanya enak, manis. Dagingnya mirip apel tetapi rasanya, baunya, tekstur dagingnya nggak seperti apel," akunya.

Temannya, Herni yang berasal dari Semarang, Jawa Tengah baru sekali ini bertemu buah tersebut.

"Di Jawa nggak ada soalnya. Jadi, pas ke sini pengen icip-icip. Penasaran rasanya," ujarnya sambil memakan buah tersebut.

Penjualnya, Husna, menjual buah ini sebuahnya Rp 10 ribu yang berukuran besar, sementara yang kecil Rp 2 ribu.

"Ini banyak tumbuh di perkampungan di Kabupaten Banjar. Kalau yang saya jual ini dari Desa Sungai Tuan," ungkapnya.

Penjual buah mentega lainnya, Mardiana, menambahkan kalau buah ini cukup digemari pembeli, khususnya bagi mereka yang belum pernah melihatnya.

"Mereka penasaran karena dagingnya seperti apel tetapi lembek dan lembut seperti mentega. Mungkin itu sebabnya orang-orang zaman dulu menyebutnya buah mentega," terangnya.

Uniknya lagi, ternyata buah ini dulu cukup terkenal di kalangan para pejuang kemerdekaan di Bumi Lambung Mangkurat ini.

Hal itu diungkapkan oleh penjual buah mentega lainnya, Juwairiyah.

"Konon, menurut cerita orang-orang tua dulu, buah ini biasa dijadikan camilan oleh para pejuang. Mereka kan dulu sering bergerilya di hutan-hutan. Nah, di hutan kan banyak tumbuh buah ini. Di waktu senggang, mereka mengisi perut mereka dengan buah ini," sebutnya.

Uniknya lagi, buah ini tak bisa diperam atau dimatangkan di tempat lain selain di pohonnya.

Untuk menciptakan cita rasanya yang nyaman dan melembutkan dagingnya, buah ini harus dimatangkan di pohon.

Kalau masih mentah lalu dipetik atau mungkin masih mentah lantas jatuh ke tanah kemudian diperam di rumah, selama apa pun tetap tak akan matang.

"Dagingnya tak mau lembut. Rasanya pun akan tetap mentah dan pahit," ujarnya.

Buah mentega ini ternyata juga memiliki beberapa khasiat, yaitu bagus untuk kesehatan jantung, menurunkan kolesterol, menjaga sirkulasi darah, memperlancar pencernaan, meredakan batuk, mengobati asma dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

"Kalau yang sering kesemutan badannya, bagus juga makan buah ini. Bisa dimakan langsung atau dibuat jus," tambahnya.

Buah ini, sekarang sudah mulai banyak ditemui di pasar-pasar.

Para penjualnya ini memperkirakan, April nanti buah ini akan makin banyak hingga beberapa waktu ke depan, sebelum kemudian akan menghilang lagi dari peredaran dan Anda harus menunggunya muncul lagi tahun depan.

Jika sedang tak musim biasanya juga ada dijual, namun harganya mahal bisa mencapai Rp 15 ribu sebiji.


Buah mentega dari Kalimantan Selatan. Mirip apel, tapi beda rasa.

Jika sedang musimnya, buah ini akan lebih mudah ditemui di pasar-pasar di Kabupaten Banjar, karena memang banyak tumbuh di sana.

"Biasanya banyak ditemui di Pasar Terapung Lokbaintan dan Pasar Astambul, Kabupaten Banjar. Kalau di Lokbaintan karena memang banyak tumbuhnya di hutan-hutan dekat situ. Kalau yang dijual di Pasar Astambul itu biasanya buahnya dari Desa Sungai Tuan, di sana juga banyak ditumbuhi buah ini," ungkapnya.

Kalau di pasar terapung di Siring Tendean ini, hanya ada tiap Sabtu sore dan Minggu pagi, selama masih musimnya saja, tentunya. (Yayu Fathilal)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas