Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mencicipi Dimsum Polwan, Hakim dan Jaksa di Kedai Mie Rampok, Bandar Lampung

Tempat ini berjuluk Kedai Mie Rampok yang lokasi di Jalan Raden Intan 144/88 Tanjungkarang, Bandar Lampung.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Mencicipi Dimsum Polwan, Hakim dan Jaksa di Kedai Mie Rampok, Bandar Lampung
Tribun Lampung/Heru Prasetyo
Aneka dimsum di Kedai Rampok. 

Laporan Reporter Tribun Lampung, Heru Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Kedai Mie Rampok bisa dikatakan adalah satu dari sekian tempat nongkrong yang berani menghadrikan suasana unik bagi pengunjung.

Selain disuguhkan interior yang tidak biasa, menu pun dibuat dengan istimewa.


Booth selfie yang kerap digunakan berfoto sebagai bukti pengunjung pernah datang sebagai tahanan mie rampok. (Tribun Lampung/Heru)

Tidak hanya menampilkan Mie Rampok dengan lima level pedasnya, Kedai Mie Rampok juga memberi alternatif pada konsumen untuk menikmati varian dimsum favorit.

Makanan ringan atau camilan berupa gorengan ini dibanderol hanya Rp 3.500 per buahnya.

Sama seperti menu sebelumnya, kata Alfian, Dimsum Goreng ini juga punya sebutan unik dan tidak biasa.

Di antara sebutan kuliner khas oriental ini adalah Polisi, Polwan, Pampres, Jaksa, Hakim, Satpol, Kamra, dan sebagainya.

Berita Rekomendasi

"Pasti banyak yang nanya dan penasaran kenapa disebut dengan istilah itu? Sebenernya cuma sebatas penamaan dan istilah saja. Tapi intinya, dimsum ini diolah goreng dengan isian yang tentunya lezat ketika berjumpa di lidah," kata Alfian.

"Kalau isian dimsum, ada yang isi ayam, sayur, nori (rumput laut), udang, dan sejenisnya. Tapi yang paling favorit adalah cemilan benama Hakim dan Pampres. Alasannya karena lebih chrunchy, gurih, dan lezat. Nggak percaya buktikan sendiri," sambungnya berpromosi.


Pegawai kedai berpakaian seperti napi. (Tribun Lampung/Heru)

Alfian menambahkan, menu makanan ringan ini biasanya dipilih untuk pendamping kuliner wajib Mie Rampok. Meski begitu, tak jarang dimsum goreng ini dipilih sebagai camilan untuk nongkrong. Di mana biasanya dimsum dicocol dengan saos sambal.

Selain bisa dinikmati di lokasi, lanjut dia, pengunjung bisa meminta camilan ini untuk dibawa pulang.

Di mana biasanya rata-rata mereka membeli 4-5 dimsum berbeda untuk dinikmati bersama keluarganya.

"Intinya kalau mampir ke sini jangan sampai lupa icip-icip kudapan lezat berupa dimsum goreng kami. Pokoknya sekali nyoba dijamin nagih. Apalagi camilan ini dibanderol dengan harga murah-meriah," katanya.

Sebagai tempat makan yang memiliki ciri khas tampilan interior yang unik, makanan di penjara sel tahanan, atau hotel prodeo adalah sebutan tempat bagi para penjahat di negeri ini.

Teralis besi dengan ukuran ruangan seadanya yang disesaki para narapidana merupakan gambaran umum sekaligus ciri dari tempat paling menyeramkan ini.

Bagi kita yang pernah berkunjung ke tempat itu, pastinya tak pernah terpikir apalagi bercita-cita untuk masuk ke situ.

Tapi, tidak demikian dengan tempat yang satu ini, penjara ini justru diserbu banyak kalangan.

Mulai dari para remaja, dewasa, hingga orangtua rela membawa keluarganya turut serta.

Tempat ini berjuluk Kedai Mie Rampok yang lokasi di Jalan Raden Intan 144/88 Tanjungkarang, Bandar Lampung.

Bila melaju dari arah Jalan Raden Intan, lokasi kedai persis di sisi kanan Tugu Adipura Bandar Lampung.

Mengusung konsep sel tahanan, tempat kuliner dua lantai ini sangat identik dengan tampilan penjara pada umumnya.

Di mana ruang makannya di konsep blok per blok yang pada tiap sisi dindingnya dibuat menyerupai teralis besi dengan satu pintu masuk saja.

Tak hanya itu, di bagian atas tiap pintu blok ruangan ditandai dengan nama-nama tahanan yang menghuninya. Sebut saja tiga blok tahanan di lantai satu ada blok tahanan kasus kekerasan, penipuan, dan pencurian.

Sedangkan di lantai dua terdapat empat blok (ruangan) khusus, yakni ruang isolasi, tahanan VIP, tahanan korupsi, hingga blok tahanan kasus narkoba.

Konsep penjara tak sebatas pada ruangan dan pernak-perniknya saja, karena seluruh waitress yang melayani tamu diwajibkan memakai seragam garis-garis (hitam dan putih) dengan nomor seri di bagian depan, layaknya para tahanan.

Tak berbeda dengan tempat aslinya, wadah makanan dan minuman yang disediakan bagi pengunjung juga terbuat dari seng/alumunium.

Meski tidak 100 persen, tapi konsep ini mewakili suasana makan ala para tahanan.

Tujuannya untuk memberikan nuansa berbeda, unik, dan tentu saja ekslusif dari tempat lainnya.

"Untuk menyapa tamu yang baru datang, biasanya kami menyebutnya tahanan baru, mereka wajib memesan menu dan menunggu di blok masing-masing. Ketika menu selesai dibuat, baru mereka dipanggil sesuai nama dan ditambahkan sebutan tahanan di depan namanya itu," ungkap Alfian.

"Untuk informasi, konsumen bisa telepon 082376220056 atau BBM ke 28892689. Sedangkan untuk sosial media kami, bisa dilihat di Instagram dengan alamat IG mierampok-lampung. Kedai ini adalah cabang kedua dari Surabaya," Jelas Alfian. (*)

Sumber: Tribun Lampung
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas