Kemenpar Gelar Lomba Penulisan Pariwisata Bagi Wartawan
Keindahan Pariwisata Indonesia dengan media seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keindahan Pariwisata Indonesia dengan media seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Semakin gencar promosi maka semakin menarik destinasi Pariwisata daerah tersebut.
Nah, untuk menjaga harmonisasi hal tersebut, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) kembali bekerjasama dengan Forum Wartawan Pariwisata (Forwarpar) kembali menggelar Lomba Menulis Wisata Bahari 2016.
Lomba yang diperuntukkan khusus untuk wartawan di seluruh Indonesia ini merebutkan Piala Menteri Pariwisata “Anugerah Pesona Bahari” dengan total hadiah sebesar Rp 500 juta.
Ketua Forum Wartawan Pariwisata (Forwarpar) Tri Wibowo mengatakan, Lomba Menulis Wisata Bahari ini menjadi momentum untuk membangkitkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, salah satu pilarnya pengembangan wisata bahari.
“Peran serta wartawan menjadi ujung tombak dalam mempromosikan potensi wisata bahari Indonesia, mari kita sama-sama mencintai Pariwisata Indonesia dan terus meningkatkan kedatangan wisatawan dan sama-sama membantu merealisasikan target kementerian Pariwisata, ” ujar Tri Wibowo.
Lebih lanjut pria berkepala plontos itu mengatakan, secara teknis, peserta diperbolehkan mengirim lebih dari satu tulisan dengan menyertakan bukti tayang di media masing-masing.
Pendaftaran ditutup 1 Agustus 2016, dan pengumuman pemenang lomba pada 20 Agustus 2016. Artikel yang dikirimkan ke dewan juri diwajibkan tayang dulu di media masing-masing, dengan rentang waktu tayang dari 1 Januari 2016 s/d 1 Agustus 2016.
”Nanti artikelnya dikirimkan ke email: lombamenulisbahari@gmail.com,” jelas pria yang akrab disapa Bowo itu.
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuty mengatakan, wisata bahari ditetapkan oleh Kemenpar sebagai salah satu program unggulan dalam pembangunan kepariwisataan nasional yang tahun ini mentargetkan 12 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan 260 juta perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) di Tanah Air.
Esthy Reko Astuty mengatakan, melalui lomba menulis wisata bahari antar wartawan se-Indonesia akan menjadi sarana promosi wisata yang efektif.
“Promosi melalui tulisan ini sangat efektif untuk mengenalkan potensi wisata bahari Indonesia yang sedemikian besar. Melalui lomba ini daerah tujuan wisata bahari yang tersebar di seluruh pelosok Tanah Air akan lebih dikenal masyarakat,” kata Esthy dalam jumpa pers di Gedung Sapta Pesona Jakarta.
Dikatakan, sisi lain dari kegiatan ini akan memberikan apresiasi kepada para wartawan atas tulisannya dalam mempromosikan wisata bahari (marine tourism) .
“Sebagai apresiasi terhadap karya tulisan wartawan yang telah mendukung pariwisata Indonesia khususnya wisata bahari, kita perlu memberikan penghargaan,” kata Esthy Reko Astuty.
Esthy mengatakan, pembangunan pariwisata nasional melibatkan peran seluruh pemangku kepentingan (stakeholder); pemerintah, pelaku bisnis/industri pariwisata, akademisi, asosiasi atau kamunitas dan media (penta helix) yang dicetuskan Menpar Arief Yahya itu.
“Kegiatan ini sebagai wujud dari peran wartawan media massa nasional maupun daerah secara berkesinambungan dalam memberikan informasi pariwisata melalui rubrik atau tuisan yang selalu dinanti oleh masyarakat Indonesia dan dunia internasional,” katanya.
Peran dan fungsi wartawan yang berkesinambungan dalam mempromosikan wisata bahari, kata Esthy, akan mendongkrak kunjugan wisman marine tourism hingga 4 kali lipat dari capaian tahun lalu yang mencapai 1 juta wisman per tahun.
Lomba ini melibatkan Dewan Juri dari berbagai kalangan, antara lain Didien Junaedy (Ketua Gahawisri/Ketua GIPI); Raymond T. Lesmana (Praktisi Bahari); Prof. Krishna Nur Pribadi (Dosen ITB); Arifin Hutabarat (Media); dan Esthy Reko Astuty (Pemerintah/Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar).
Itu juga implementasi teori yang digagas Arief Yahya, soal semua undur pentahelix itu.
Menurut data Forwapar, kategori Pemenang “Anugerah Pesona Bahari 2016 yakni, Kategori Juara Terbaik (Best of the Best) : Rp 100 juta, Media Online (Juara I, II, III, harapan I, II) : Rp 40 juta, Rp 30 juta, Rp 20 juta, Rp 10 juta, Rp 5 juta, Media Cetak Surat Kabar (Juara I, II, III, harapan I, II) : Rp 40 jt, Rp 30 jt, Rp 20 jt, Rp 10 jt, Rp 5 jt, Media Cetak Majalah (Juara I, II, III, harapan I, II) : Rp 40 juta, Rp 30 juta, Rp 20 juta, Rp 10 juta, Rp 5 juta
Sementara untuk ketentuan lomba meliputi; diperuntukan khusus bagi kalangan wartawan se-Indonesia; untuk kategori media: cetak koran, cetak majalah, dan online.
Selain itu, tulisan merupakan karya asli, dan panitia berhak menggugurkan pemenang apabila di kemudian hari tulisan terbukti bukan karya asli. Tulisan dimuat pada media massa cetak umum (bukan media internal) yang terbit di Indonesia antara tanggal 1 Januari 2016 s/d 1 Agustus 2016.
Tulisan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pendaftaran lomba mulai dari tanggal 4 Mei 2016 dan ditutup tanggal 1 Agustus 2016.
Selanjutnya peserta menyertakan bukti pemuatan dan fotokopi indentitas penulis atau ID pers ke alamat email :lombamenulisbahari@gmail.com; setiap penulis dapat mengirimkan lebih dari satu naskah tulisan.
"Hasil lomba akan diumumkan melalui :www.indonesia.travel; alamat panitia lomba: Forum Wartawan Pariwisata. Gedung Sapta Pesona Lantai 2, Jalan Medan Merdeka Barat No. 17 Jakarta Pusat 1011," jelas Tri Wibowo.