100% Spot Menyelam Diserbu Wisatawan Selama Libur 5-8 Mei 2016
ampir 100% spot untuk menyelam atau diving yang tersebar dari Sabang sampai Merauke diserbu wisatawan
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Libur panjang 5-8 Mei 2016 ikut dinikmati industri diving nasional.
Hampir 100% spot untuk menyelam atau diving yang tersebar dari Sabang sampai Merauke diserbu wisatawan. Bahkan top 10 spot diving favorit sudah tak bisa lagi melayani pesanan sejak Kamis (5/5).
"Tiga hari terakhir seluruh dive site favorite di Indonesia penuh. Para pengelola spot diving sudah tak bisa lagi melayani lonjakan permintaan menyelam di spot-spot eksotis," terang tenaga Ahli Underwater Tourism Kemenpar, Cipto Aji Gunawan, Sabtu (7/5/2016).
Bagi Cipto, hal itu terbilang sangat wajar lantaran Indonesia punya garis pantai sepanjang hampir 100.000 kilometer dan puluhan ribu pulau.
Kuantitas dan kualitas lokasi penyelaman Indonesia sangat baik. Patokannya, bisa berkaca dari survei yang dilakukan majalah Scuba Diving. Pada survei itu, Indonesia seringkali berada pada top 5 ranking lokasi penyelaman terbaik di Asia-Pasifik.
"Di Kepulauan Banda, Maluku, 25 spot menyelam yang paling terkenal seperti Sonegat, Pulau Keraka, Pulau Syahrir Batu Kapal, Pulau Hatta, serta Pulau Ai, semuanya penuh," tambah Cipto.
Hal yang sama, juga terjadi di 20 titik penyelaman di Bunaken - Sulawesi Utara, Taman Nasional Wakatobi, 88 titik penyelaman di Selat Lembeh - Sulawesi Utara serta tiga spot diving di Pulau Weh - Aceh.
"Sejumlah titik penyelaman yang tersebar di Labuan Bajo, Pulau Komodo, dan Pulau Rinci -NTT, 50 titik menyelam laut Alor, 28 titik penyelaman di Derawan, spot diving di Teluk Cenderawasih dan Raja Ampat juga penuh sepenuhnya. Ini sukses besar bagi pariwisata Indonesia," urainya.
Pria yang pernah mendapatkan penghargaan Platinum Pro 5000 Diver, World Most Elite Water Explorer di DEMA –Diving Equipment and Marketing Association—Show, Las Vegas 2010 itu menyebut, ada banyak faktor yang menyebabkan wisata diving banyak diburu wisatawan.
Dari mulai kehadiran teknologi foto di dalam air, promosi gencar yang dilakukan Kemenpar, hingga pameran diving seperti Deep & Extreme Indonesia, ikut mempengaruhi minat wisatawan.
"Apalagi pekan ini cuaca sangat bersahabat. Dari BMKG, cuaca di kawasan penyelaman sangat bagus. Diving jadi nyaman," jelas Cipto.
Menpar Arief Yahya terharu dengan animo masyarakat yang mulai bangga dengan Wonderful Indonesia. Mereka lebih bergengsi menyelami eksotisme alam dan bawah laut negeri sendiri.
"Ini luar biasa. Wisnus kita sendiri sudah menjadi fundamen ekonomi berbasis pariwisata. Kita bangga dan cinta dengan alam dan budaya yang kita miliki sendiri. Sebuah kesadaran yang amat menyentuh," ucap Arief Yahya.
Itulah salah satu pemantik spirit Menpar Arief Yahya dalam membangun destinasi pariwisata nasional. Publik diam-diam, sangat mengapresiasi kinerja Kemenpar dengan lebih banyak berwisata ke negeri sendiri.
"Itulah yang membedakan Indonesia dengan yang lain, domestic market kita luar biasa besar, 255 juta perjalanan di tahun 2016," paparnya.
Menpar juga menegaskan, soal wisata bahari, tidak ada yang mengalahkan Indonesia. Dive site Indonesia, menguasai hampir dua per tiga coral di dunia.
"Mumpung coral kita masih bagus, pertahankan dan jaga kelestariannya! Semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan," tutur Arief Yahya.