Booming Batu Akik Meredup, Ini Dampaknya pada Gairah Pasar Batu Mulia Gladak di Solo
Pasar Batu Mulia Gladak ini terletak di Jl Pakubuwono No 1, Gladak, sebelah utara Keraton Kasunanan Surakarta.
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Eka Fitriani
TRIBUNSOLO.COM, SOLO – Pasar Batu Mulia Gladak merupakan salah satu tempat bertransaksi para penjual batu mulia di Kota Solo, Jateng.
Pasar Batu Mulia Gladak ini terletak di Jl Pakubuwono No 1, Gladak, sebelah utara Keraton Kasunanan Surakarta.
Setiap hari ini Pasar Batu Mulia Gladak buka sejak pukul 9.00 WIB-17.00 WIB.
Pantauan TribunSolo.com, Rabu (11/5/2016) ada sekitar 25 orang penjual batu mulia di pasar ini.
Namun, ada pula beberapa penjual yang menggelar lapak mereka di luar pasar.
Biasanya, mereka berjualan di bawah pohon beringin di Alun-alun Utara Keraton Surakarta.
Beberapa batu mulia yang dijual, antara lain, batu akik lokal seperti Fire Opal, Red Baron, Kalsidon Bengkulu, Bacan, Chalcedony, Kalimaya, Garut, Sungai Dare, Solar dan Bio Solar.
Sebagian besar pedagang berasal dari Kota Solo, sedangkan beberapa lainnya dari Kabupaten Wonogiri, Jateng, dan Kabupaten Pacitan, Jatim.
Pantauan TribunSolo.com pula, booming batu mulia yang terjadi pada tahun 2015 lalu, kini tak terasa lagi.
Salah satu buktinya, Pasar Batu Mulia Gladak relatif sepi.
Dahulu, saat booming batu mulia, terdapat sekitar 40 kios di pasar ini, namun sekarang hanya ada sekitar 25 orang penjual batu akik.
Anshori, seorang pemasok dagangan di Pasar Batu Mulia Gladak mengatakan bahwa pasar tidak seramai dahulu saat musim batu mulia booming.
“Dulu itu setiap hari selalu ramai, banyak pembeli dari luar kota,” ujarnya.
“Sekarang tidak seramai dulu,” ujar Anshori.
Beberapa lapak di dalam pasar terlihat kosong.
Sedangkan sejumlah penjual batu mulia berjualan di bawah pohon beringin.
Mereka biasanya menggelar lapak antara dua hari-tiga hari dengan tarif Rp 20.000 per hari. (*)