Pantai Tarimbang Sajikan Sejuta Keindahan, Rasakan Kelembutan Pasirnya Hingga Tebingnya
Nama Tarimbang merujuk pada nama desa tempat pantai itu berada. Desa Tarimbang yang dipagari bebukitan ada di Sumba Timur.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Pos Kupang, Alfons Nedabang
TRIBUNNEWS.COM, SUMBA TIMUR - Pasir putih dengan tekstur nyaris menyerupai tepung. Halus ! Menapakinya, kaki tidak tertanam karena pasirnya padat.
Pantai dengan pasir putih sepanjang 2 kilometer, terbingkai daratan membentuk leter U.
Pada sisi timur dan barat, tebing batu dengan dinding beraksen putih. Cantik kan?
Menatap laut, pandangan berbenturan dengan gelombang yang saling berkejaran lalu pecah di bibir pantai. Deburannya merupakan nyanyian alam yang pantas untuk dinikmati juga.
Pada daratannya, aneka tanaman tumbuh subur, di antaranya cemara dan ketapang. Pepohonan yang menghijau membentang sepanjang pesisir pantai.
Saat sore menjelang malam, langit berubah warna. Bersamaan dengan matahari merangkak menuju peraduannya, terjadi gradasi warna orange langit yang sangat vibrant. Sunset yang luar biasa indah. Sungguh sangat eksotis.
Satu hal yang perlu diingat jika Anda ingin menikmati sunset di pantai ini.
Tidak semua garis pantai, bisa dijadikan spot. Di tempat ini, hanya satu lokasi yang merupakan spot terbaik untuk pengunjung menikmati indahnya sunset.
Lokasinya agak ke timur, dekat tebing bagian timur. Spot sunset ini ditandai dengan sebatang pohon ketapang yang rindang. "Kalau disini kita bisa menikmati sunset," ujar Erwin Pah memperkenalkan spot sunset.
Erwin Pah yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil di Kantor Bupati Sumba Timur merupakan seorang traveler yang tidak bosan-bosannya menikmati keindahan pantai ini.
Dari timur, coba Anda bergeser ke tengah atau agak ke barat. Dipastikan pandangan Anda akan terhalang tebing batu yang ada di bagian barat. Anda tidak bisa melihat sunset.
Selain panorama alam, di pantai ini Anda juga bisa mejajal sepeda motor di atas pasir. Tidak perlu kwatir ban sepeda motor tertanam karena pasirnya padat nian.
Keindahan lainnya, tebing batu dengan aksen putih. Dari kejauhan tebing terlihat rendah. Tapi coba mendekat, ternyata sangat tinggi. Anda hanya bisa menyusuri pantai sambil menikmati indahnya tebing saat air laut surut. Sebaliknya, saat air laut pasang, jalur ke lokasi tebing tidak bisa diakses.
Berada di dekat tebing harus ekstra hati-hati. Batu-batuan yang membentuk tebing rawan longsor. Oleh karena itu, pengunjung disarankan untuk tidak dekat-dekat tebing.
Bagi Anda yang punya hobi berselancar dan snorkeling (menyelam), bisa melakukannya saat berada di pantai yang masih sepi pengunjung ini. Ombaknya besar dan cocok untuk berselancar. Kabarnya, alam bawah lautnya juga tidak kalah indah dengan yang dimiliki daerah lain di Indonesia.
Anda penasaran? Segeralah berkunjung.
***
Batu Asah
MASYARAKAT setempat menyebutnya pantai Pamili Kaba. Namun nama tersebut kurang familiar. Pantai yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan negara - warga kampung menyebutnya hutan Wailala - tersohor dengan nama Pantai Tarimbang.
Nama Tarimbang merujuk pada nama desa tempat pantai itu berada. Desa Tarimbang yang dipagari bebukitan, terdapat di Kecamatan Tabundung, Kabupaten Sumba Timur.
Tarimbang berasal dari kata rimbang, yang artinya batu asah.
Menurut cerita warga setempat, di kampung asli (lama) warga Tarimbang, yaitu Ratitanoma, ada banyak batu asah.
Dahulu kala, sebelum pergi berperang, warga mengasah parang dan lembing yang dijadikan senjata. Sampai sekarang batu asah masih ada di kampung Ratitanoma.
Menggapai Tarimbang tidaklah sulit. Mudah diakses karena jalan raya sampai ke bibir pantai. Kondisi jalan baik, meski belum semua diaspal. Dari Waingapu, ibu kota Kabupaten Sumba Timur, jaraknya 124 kilometer. Butuh waktu sekitar 3 jam perjalanan.
Anda bisa menggunakan mobil atau sepeda motor. Perlu ekstra hati-hati karena selepas desa Praipaha, Kecamatan Nggaha Ori Angu, jalannya sempit, banyak tanjakan dan menurun disertai dengan beberapa tikungan tajam. Sepanjang perjalanan Anda disuguhkan hamparan padang savana dan bukit yang berjejeran.
Apabila Anda ingin mendapatkan sensasi yang berbeda, bisa menumpang truk kayu yang disulap menjadi bus. Bus kayu adalah satu-satunya jenis angkutan umum Waingapu - Tarimbang. Ongkosnya Rp 30.000 per penumpang.
Bepergian dengan menumpang bus kayu akan menyulitkan Anda untuk bisa langsung pulang ke Waingapu. Selain angkutan terbatas, karena bus truk beroperasi dari Tarimbang sekali sehari.
Jika pilihannya menginap, tidak usa kwatir. Di Tarimbang sudah ada penginapan. Anda bisa memilih Marthen Home Stay atau The Sumba Paradise Hotel yang sebelumnya bernama Peters Magic Paradise Hotel. Keduanya cukup representatif.
Marthen Home Stay letaknya di tengah permukiman warga. Tarifnya Rp 500.000 per orang per malam. Dari Marthen Home Stay, Anda bisa berjalan kaki ke pantai.
Sedangkan The Sumba Paradise Hotel, letaknya sekitar 1 kilometer sebelum pemukiman penduduk. Harganya Rp 800.000 per orang per malam. Berada di atas bukit menjadikan The Sumba Paradise Hotel sebagai lokasi terbaik untuk menikmati view pantai Tarimbang yang indah.
Penginapan lain? Pilihan bisa jatuh pada rumah-rumah warga. Untuk urusan yang satu ini, harus diawali komunikasi yang baik agar warga pemilik rumah bersedia. Soal harga, tergantung negosiasi.*