Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jika Mudik ke Semarang, Jangan Lupa Cicipi 10 Kuliner Khas Ini

Ia merekomendasikan 10 jenis makanan asli Semarang pilihan yang layak dinikmati di sana.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Jika Mudik ke Semarang, Jangan Lupa Cicipi 10 Kuliner Khas Ini
Kompas.com/ Nazar Nurdin
Lumpia Semarang. 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Ketua Akademi Gastronomi Indonesia (AGI) Vita Datau Mesakh mengajak publik untuk menikmati kuliner di "kota lumpia" Semarang sambil mudik Lebaran dan liburan sekolah.

"Semarang merupakan salah satu gudang kekayaan kuliner negeri ini," katanya di Jakarta, Selasa (28/6/2016), seperti dikutip dari Antara.

Ia mengatakan kuliner asli Semarang memiliki karakter kuat dan unik, terutama dalam hal citarasa. Bahan yang dipakai dalam pengolahan kuliner Semarang, katanya, rata-rata menggunakan resep tradisional.

Selain rasanya nikmat, menurut Vita, harganya juga sangat familiar, tidak terlalu menggerus kantung.

"Karena itu, mampir ke Semarang, dan silakan bereksplorasi dengan objek wisata kuliner," katanya.

Ia merekomendasikan 10 jenis makanan asli Semarang pilihan yang layak dinikmati di sana.

Menteri Pariwisata Arief Yahya pun sependapat dengan 10 kuliner Semarang versi AGI yang sudah direkomendasikan oleh Vita, yakni:

BERITA REKOMENDASI

1. Lumpia


Tribun Bali/ Ayu Dessy Wulansari

Tidak banyak yang tahu, jika sejatinya lumpia adalah makanan asal China. Jika Anda melintas ke Jalan MT Haryono Semarang, maka banyak toko lumpia yang cara menulis di billboard-nya "Leonpia" atau "Lionpia".

Rebung sebagai bahan dasar utama isinya, telur, udang atau ayam sebagai pelengkap yang mengimbangi aroma kuat rebung, dibalut tepung terigu.

Ada empat lokasi lumpiah terkenal di Semarang antara lain di Jl. Lombok, Jl. Pemuda, Jl. Mataram (MT Haryono) dan Jl Pandanaran.


Masing-masing mempunyai ciri khas, namun yang tertua adalah yang di Jl Lombok 11 dekat klenteng Tay Kak Sie; di mana saat ini sudah generasi ketiga yang mengelolanya.

Lumpia ini bisa dimakan kering yaitu digoreng atau basah tidak digoreng. Jadi bagi yang sedang diet lumpia basah bisa menjadi pilihan.

2. Soto Bangkong


M Alfi/Tribun Jateng

Soto Bangkong Pak Sholeh di Jalan Brigjen Katamso Nomor 1 menjadi pilihan penting jika berada di Semarang.

Belum lengkap rasanya jika belum mencicipi soto dari mangkuk yang khas itu. Kuah beningnya menggoda selera.

Isi soto ini adalah daging ayam disuwir, toge, tomat daun bawang. Makanan sampingannya yang perlu diwaspadai jika punya kolesterol tinggi yaitu sate kerang dan telur puyuh, selain perkedel, tahu dan tempe.

3. Nasi Gandul

Asal usul makanan ini sebetulnya dari Kabupaten Pati, kira-kira 70 kilometer dari Kota Semarang. Tetapi, nasi gandul yang satu ini sudah sangat tersohor di Semarang sebagai salah satu makanan yang selalu ditemui di acara-acara hajatan.

Makanannya dilengkapi dengan gorengan tempe, sambal, dan jeruk nipis.

Asal kata Gandul didapatkan dari kebiasaan penjual nasi yang menjajakan dagangannya dengan menggantung (gandul) kualinya saat berkeliling.

Lengkap sudah pengalaman kita berkuliner tradisional, karena disajikan di pincuk dan sendok daun pisang. Kalau mau coba silahkan mampir ke Jl. Dr. Tjipto 12A

4. Tahu Pong

Tahu pong tidak dimakan sendiri melainkan dengan gimbal udang atau semacam bakwan dengan tepung tebal dan telur rebus yang digoreng. Lokasinys di Jalan Gajahmada dekat gereja Bethel.

5. Tahu Gimbal

Mirip seperti tahu pong, bedanya tahu gimbal ini disiram dengan saus kacang dan petis. Dinamakan gimbal karena memang isi makanan ini adalah gimbal udang, toge, ceplok telur, irisan kol dan lontong.

Tahu gimbal yang terkenal enaknya di Jalan Plampitan, dapat juga ditemui di sekitar Simpang Lima atau Jalan Taman Menteri Supeno Nomor 1.

6. Nasi Kucing Pak Gik

Bagi yang masuk Semarang tengah malam nasi kucing ini menjadi tujuan yang tepat karena bukanya pukul 23.00 sampai jam 03.00 WIB. Warung nasi ini ada di Jalan Wotgandul.

7. Gulai Kambing Bustaman Pak Sabar

Uniknya gulai kambing ini tidak terlihat kental karena tidak menggunakan santan, tetap menggunakan kelapa parut yang di sangria, kemudian ditumbuk bersama dengan bumbu rempah terutama cengkeh dan kayu manis.

Silakan mampir ke warung di belakang Gereja Blenduk. Di tempat ini sudah ada sejak tahun 1969.

8. Bebek Goreng dan Bakar Pak Thori

Bebek Pak Thori ini sangat lembut tekstur dagingnya. Terus, bumbunya juga sangat dalam meresap. Dihidangkan dengan dua macam sambal serta lalapan

Lokasinya di Jalan Raya Manyaran Gunung Pati KM 15, tepatnya disebelah SMA Semesta.

9. Bandeng Presto

Bandeng tanpa duri yang dimasak dengan panci tekanan tinggi ini, sangat cocok dipasangkan dengan nasi putih panas.

Yang direkomendasi adalah Bandeng Juwana pastinya namun secara umum yang dijual di pusat oleh-oleh rasanya tetap enak, hanya perhatikan tanggal kadaluarsanya agar tetap aman untuk disantap saat tiba di kampung halaman. Lokasinya ada di Jalan Pandanaran.

10. Wingko Babad

Berbahan dasar tepung ketan dan kelapa bakar menciptakan aroma khas penganan ini. Pilihannya adalah Cap Kereta Api atau Lokomotif di Jalan Cenderawasih yang sudah ada sejak tahun 1946.

AGI yang dibentuk pada 2013 merupakan organisasi yang mengembangkan ilmu dan seni kuliner Nusantara sebagai bagian dari budaya dan warisan leluhur bangsa.

AGI juga mempromosikan kekayaan kuliner bangsa ke luar negeri sebagai bagian dari upaya menjaring wisatawan mancanegara ke Indonesia. (Antara/Budi Setiawanto)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas