Kedahsyatan Pulau Nikoi di Bintan Hingga Jadi The Best Private Island 2016
Ada sejumlah alasan mengapa Conde Nast Traveller menobatkan Pulau Nikoi sebagai pulau private terbaik dunia.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Pulau Nikoi. Pernah mendengar nama itu? Mungkin, tak banyak orang mengetahui pulau yang terletak di di sebelah Utara Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau tersebut.
Tapi nyatanya, meski jarang didengar, pulau ini dinobatkan menjadi The Best Private Island 2016. Penghargaan itu diberikan majalah Conde Nast Traveller, media pariwisata global yang terkemuka.
BACA: Pulau di Indonesia Jadi The Best Private Island 2016
Ada sejumlah alasan mengapa Conde Nast Traveller menobatkan Pulau Nikoi sebagai pulau private terbaik dunia.
Kedahsyatan panorama dan keindahan alam, fasilitas, dan pelayanannya, dianggap sukses mengalahkan Pulau Amanpulo di Filipina, Turtle Island Fiji, hingga Pulau di Danau Malaren Swedia.
Pulau ini juga terjaga dari pencemaran. Jumlah vila yang ada -sebanyak 48 buah-, tak ditambah lagi jumlahnya. Tujuannya adalah untuk mempertahankan keasrian lingkungan yang bebas dari limbah rumah tangga.
Strategi ini, kelestarian alam di sekitar Pulau Nikoi sangat terjaga. Panoramanya wow-nya tetap bisa dinikmati sampai sekarang.
Pulau berpasir putih ini terasa nyaman karena dikelilingi pantai yang bersih. Laut luas membentang di segala sisinya. Airnya biru. Belum lagi hiasan batu-batu besar berwarna putih tinggi menjulang.
Tidak ada kebisingan. Tidak ada suara kendaraan. Tidak ada juga dentuman musik keras. Suasananya benar-benar tenang dan nyaman dan alami.
Wisatawan yang datang ke pulau ini, dijamin menikmati suasana tenang dan alam yang indah. Di Pulau Nikoi, tidak ada penduduk yang tinggal di dalamnya. Maklum, pulau ini memang hanya diperuntukkan untuk wisatawan.
Pengelola menyediakan kamar berbentuk vila panggung terbuat dari kayu beratap rumbia. Bisa untuk keluarga, kelompok atau perorangan. Meski dibuka untuk umum, tapi tidak mudah masuk ke pulau ini.
Pengelola hanya memberikan kesempatan kepada 42 wisatawan dalam sehari. Itu pun jika tidak ada booking-an khusus dari wisatawan lain. Jika pulau ini sudah di-booking, maka tidak ada orang lain yang bisa masuk.
“Biasanya sih harus bersabar. Waiting list untuk reservasi rata-rata mencapai tiga bulan. Pulau ini bukan saja menjadi destinasi wisatawan domestik atau Asia saja, tetapi keindahan Nikoi sudah terdengar hingga penjuru Eropa,” terang Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Kepualauan Riau, Andika Lim, Selasa (12/7/2016).
Conde Nast Traveller, sampai tak ragu menyebut Pulau Nikoi berada di urutan teratas pulau private terbaik dunia. Dari mulai resor, kenyamanan, fasilitas, panorama, hingga harga, Pulau Nikoi lah pemenangnya.
“Wisata pulau ini dibuat dengan konsep alami, back to nature. Benar-benar alami. Meski konsep alam dan sederhana, tapi fasilitas dalam vila dibuat sangat modern. Menu yang disediakan dan pelayanannya berkelas dunia,” tulis Conde Nast Traveller.
Yang membuat Conde Nast Traveller takjub, konsumsi energi di Pulau Nikoi sangat irit. Semuanya ramah lingkungan.
“Tidak ada televisi dan AC di dalam kamar. Listrik pun hanya menggunakan genset. Penerangan untuk jalan-jalan lampu colok. Bahan makanan hampir seluruhnya merupakan lokal, dengan tujuan mengurangi jejak karbon. Nikoi juga memaksimalkan desain ramah lingkungan, yaitu dengan ventilasi alam, penggunaan kayu apung sebagai material konstruksi, dan beratap alang-alang,” tulis Conde Nast Traveller.
Dengan semua hal tadi, tak mengherankan bila Nikoi Island sering menyabet penghargaan-penghargaan bergengsi.
Dari mulai Treehugger –Best Resort Award 2013 (2012), Condé Nast – World's Best Private Island Resorts (2013), dan Travel + Leisure – Global Vision Award Sustainability (2013), semua sudah pernah disambar Pulau Nikoi.
Bagaimana dengan harga sewanya? Dengan segudang pelayanan kelas dunia dan gelar bergengsi tadi, apakah juga ikut selangit? Soal ini, Conde Nast Traveller kembali merekomendasikan Pulau Nikoi.
“Sekarang memang sudah ada sejumlah pulau private di Filipina yang tergolong bagus seperti Ariara dan Amanpulo. Tetapi, harga resor di sana cukup selangit. Sebuah kamar di Amanpulo menawarkan biaya USD 1.375 (atau sekira Rp 17,9 Juta) per malam, sedangkan Ariara biayanya USD 715 (sekitar Rp 9,3 Juta per orang, per malam. Semakin kecil kelompok Anda, semakin mahal,” ulas Conde Nast Traveller.
Bila dibandingkan dengan Pulau Nikoi yang punya standar kelas dunia di segala hal, harga sewa di Ariara dan Amanpulo langsung terlihat seperti langit dan bumi.
Sekadar gambaran, untuk satu kamar tidur vila di Pulau Nikoi untuk dua orang di hari kerja, hanya dikenakan biaya 375 dolar Amerika atau sekitar Rp 5 Juta . Sementara untuk akhir pekan, charge harganya hanya 500 dolar Amerika atau sekitar Rp 6,5 Juta.
Ulasan Conde Nast Traveller tadi langsung direspon Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Bintan, Luki Zaiman Prawira.
Tulisan majalah pariwisata ternama itu, dinilai akan berdampak besar bagi perkembangan pariwisata di Bintan.
“Pulau Nikoi memang sangat menawan. Dikemas dengan bagus. Konsep pengelolaannya jelas dan unik. Kami mengucapkan terimakasih kepada pengembang yang sudah mengelola dengan baik. Tahun lalu, Pulau Nikoi juga berhasil menyambar gelar runner up dari national geographic untuk kategori lingkungan. Saya yakin penilaian ini akan membuat Bintan makin dikenal dunia,” terang Kadispar Bintan, Luki Zaiman Prawira.