Desa Pontak di Minahasa dan Misteri Pohon Langsat Berusia 400 Tahun yang Tak Bisa Ditebang
Pohon ini sudah ada sejak zaman pergolakkan. Sehingga pohon ini terus dilestarikan dan tidak pernah ditebang
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribun Manado, Fionalois Watania
TRIBUNNEWS.COM, AMURANG - Jika kamu melintasi Desa Pontak Induk, jaga II, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), ada sebuah tempat yang disebut Pusat Sejarah Desa.
Di situ terdapat monumen yang dibangun dengan informasi asal-usul desa yang tertera.
Tak hanya itu kuburan leluhur, satu di antara pendiri desa Pontak juga ada.
Dari berbagai monumen, menariknya ada satu pohon langsat yang berdiri kokoh.
Dilihat dari segi bentuk kayu, dapat disimpulkan bahwa pohon ini sudah lama ditanam.
Bukan hanya sebagai penghias, pohon ini adalah saksi dari terbentuknya desa Pontak.
Umurnya bahkan sama dengan umur Desa Pontak yakni sekitar 4 abad lebih atau 400 tahun lebih.
Bisa dikatakan, pohon ini menjadi saksi bisu kelahiran Desa Pontak.
Hingga sekarang pohon ini terus dilestarikan warga desa, ada pagar yang dibangun mengelilingi pohon serta situs sejarah desa lainnya.
Menurut Andries Sual, mantan Perangkat Desa, Desa Pontak terbentu sekitar tahun 1600-san.
"Desa Pontak terbentuk pada 17 Juli 1635. Pohon ini sudah ada sejak zaman pergolakkan. Sehingga pohon ini terus dilestarikan dan tidak pernah ditebang," kata pria yang berusia 76 tahun ini.
Lanjut Andries, dulunya pernah ada oknum yang mencoba memotong pohon tersebut namun berujung pada kematian.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Maximilian Sondakh, Sekretaris Badan Perwakilan Desa BPD Pontak.
"Karena kisah itu maka hingga sekarang tidak ada yang berani menebang pohon tersebut. Jika mematahkan ranting pohon, orang tersebut bisa menderita sakit," ungkapnya.
Meski begitu pohon langsat ini masih aktif memproduksi buah.
Jika sudah musimnya, ada banyak buah yang tumbuh.
"Rasanya manis. Dalam situasi tertentu, jika ada petunjuk salah satu Tonaas untuk memakan buah Langsat maka bisa mendatangkan manfaat lain misalnya kesembuhan bagi yang sakit," ujarnya.
Lebih jauh dia mengisahkan, pohon tersebut ditanam langsung oleh Tonaas Indo'ong sebagai pendiri desa sekaligus yang mengukuhkan Desa Pontak.
Kuburannya pun tak jauh dari lokasi pohon langsat.
Sejak dahulu hingga sekarang, pohon tersebut tak pernah tumbang.
Namun terkadang ranting pohon patah, yang menurut kepercayaan warga sebagai pertanda ada orangtua yang akan meninggal.