Hasil Seminar PPRA ke-54 Lemhanas Soal Pariwisata Akan Dilaporkan ke Presiden
Diharapkan presiden dapat membuat kebijakan tentang kepariwisataan budaya yang sangat melimpah di Indonesia.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) ke-54 Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) menggelar seminar soal pariwisata budaya guna meningkatkan masyarakat demi ketahanan nasional di Gedung Lemhanas Jakarta, Senin (26/9/2016) kemarin.
Tema itu diambil lantaran pariwisata menjadi priorotas utama bagi pemerintah yang terus dikembangkan.
Diharapkan, lewat seminar ini PPRA ke-54 bisa memberi masukan ke pemerintah demi kemajuan pariwisata Indonesia.
“Setiap program pendidikan reguler Lemhanas selalu menentukan tema yang berbeda. PPRA ke-54 mengambil tema soal pariwisata. Lemhanas mendukung program pemerintah yang mendepankan pariwisata sebagai prioritas. Sehingga, memberi masukan buat pemerintah,” kata Gubernur Lemhanas Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Selasa (27/9/2016).
Lemhanas, kata dia, menyadari pariwisata merupakan satu di antara program prioritas pemerintah dan ke depannya akan menjadi sektor penghasil devisa utama bagi perekonomian Indonesia, menambah lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
Untuk itu, ujar Agus Widjojo, para siswa angkatan 54 mencari informasi dari berbagai sumber, termasuk mendatangkan para pakar pariwisata, melakukan diskusi, studi di dalam dan luar negeri dan puncaknya menggelar seminar nasional untuk mendapatkan rumusan yang tepat bagi kemajuan pariwisata sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat yang berujung pada bagusnya ketahanan nasional.
“Jadi tema soal pariwisata, terutama budaya sudah menjadi tema dari kelas ke-54 ini, program pendidikan ini. Sehingga, para siswa dapat menjiwai dari program pendidikan selama 7,5 bulan diantaranya para peserta ini melakukan research, mencari informasi, mencari data, menggelar Fokus Group Disccusion (FGD). Mereka juga dilengkapi dengan pelengkapan yang dikatakan sebagai studi statistik baik dalam negeri maupun luar negeri,” katanya.
Agus menyebut hasil seminar ini akan dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo.
Diharapkan presiden dapat membuat kebijakan tentang kepariwisataan budaya yang sangat melimpah di Indonesia.
“Indonesia itu kaya akan budayanya bahkan beraneka ragam wisata budaya yang tidak akan dimiliki negara lain. Sehingga wisata budaya ini menjadi daya tarik wisata yang harus terus dikembangkan sehingga wisatawan mancanegara lebih banyak datang ke Indonesia, itu harapannya,” lontar Gubenur Lemhanas.
Adapun Ketua Senat (PPRA) ke-54 Kombes Pol Mohammad Iqbal menyebut seminar kali ini merupakan tahapan terkahir sebelum dirumuskan sebagai makalah kebijakan yang akan disampaikan kepada pemerintah untuk masukan dan bahan pertimbangan dalam perumusan kebijakan pembangunan bidang kepariwisataan.
Soal hasil seminar, Laksda TNI DR Amarullah Octavian, selaku ketua panitia seminar, menyebut pemerintah disarankan agar membentuk satu panitia nasional yang beranggotakan seluruh stakeholder baik dari unsur DPR, pemerintah pusat dan daerah, para akademisi, asosiasi pengusaha dan UMKM pariwisata serta tokoh seni-budaya
Panitia nasional itu nantinya bertugas merumuskan sebuah kebijakan nasional berbasis sub-index TTCI yang terintegral, holistik dan komprehensif mengakselerasi pengembangan pariwisata budaya guna meningkatkan daya saing global pariwisata Indonesia.
Pemerintah juga disarankan membentuk Pusat Pengendalian Badan Otorita Pariwisata di bawah Kemenko Perekonomian untuk memantau dan mengendalikan seluruh Badan Otorita Pariwisata Indonesia yang akan dibentuk di seluruh provinsi dan di luar negeri, utamanya di negara-negara asal Wisman terbanyak yang datang ke Indonesia.