Demi Raja Ampat, Perempuan Ini Rela Naik Kapal dari Surabaya ke Sorong
Lima hari perjalanan naik kapal laut bukan hal yang mudah. Itu yang diakui oleh Endah. Mental dan fisiknya diuji dalam perjalanan ini.
Editor: Malvyandie Haryadi
"Ada penumpang yang kepalanya kena kabin dan jatuh. Sampai ada yang teriak takbir di pesawat," tambah perempuan yang pernah bekerja sebagai perawat itu.
Sekarang, Endah rela kelelahan naik kapal laut dibandingkan mengalami tekanan dari trauma naik pesawat.
Saat menuju Sorong, ia harus menempuh lima hari perjalanan. Padahal, jika pergi ke Sorong menggunakan pesawat dari Jakarta hanya membutuhkan waktu paling cepat tujuh jam penerbangan.
Sebelum tiba di Sorong, KM Ciremai yang Endah tumpangi mesti sandar di Makassar, Sulawesi Selatan dan Bau-Bau, Sulawesi Tenggara. Pemandangan ragam penumpang, suasana kapal, dan lautan menemani hari-hari Endah.
KM Ciremai tiba di Makassar pada Rabu (26/10/2016) dan transit sekitar empat jam. Ia mesti mengikuti jadwal kapal tanpa pengecualian. Saat menunggu, Endah pergi berkeliling Makassar dan mampir ke Pantai Losari.
"Kemudian dari Makassar, sandar di Bau-Bau. Kalau tidak naik kapal, saya pikir untuk apa saya ke Bau-Bau. Tapi kan saya jadi tahu Kota Bau-Bau seperti apa. Walaupun hanya sekitar dua jam di Bau-Bau, saya menikmati apa yang ada di Bau-Bau seperti kulineran dan kenalan sama orang Bau-Bau," ungkapnya.
Kamis (27/10/2016) sore, kapal kembali membelah laut. Ia terlelap dan tiba keesokan harinya di Sorong. Ia kemudian menginap di Sorong sebelum bertemu dengan rombongan yang lain untuk naik ke KM Tatamailau.
Lima hari perjalanan naik kapal laut bukan hal yang mudah. Itu yang diakui oleh Endah. Mental dan fisiknya diuji dalam perjalanan ini. Rasa takut kerap menyelimuti Endah selama perjalanan.
"Takut sih pasti ada. Ngatasin rasa takutnya? Di kapal itu takutnya sama orang ya. Kalau naik pesawat, kan takut alam dari bawah sadar. Takutnya kejahatan tapi aman alhamdulillah. Saya percaya kalau orang baik pasti ketemu orang baik," jelas perempuan berjilbab tu.
Meski demikian, ia pun tetap mengalami pelecehan di atas kapal. Ia sempat dipandangi dan dimintai nomor telepon oleh laki-laki di kapal.
Padahal, ia sudah mengantisipasi dengan menggunakan mukena dan penutup wajah.
Selain ketakutan, kebosanan pun menyergap Endah saat menuju Sorong.
Ia pun menghabiskan waktu saat bosan dengan menonton film kesukaan yakni film drama Korea. Ia menyempatkan mengunggah lima buah film Korea sebelum berangkat dari Bandung.
Makanan yang tersedia pun tak selalu sesuai selera Endah. Secara fisik, ia sudah mengalami kelelahan dalam perjalanan. Ia sempat sakit.