Melihat Peninggalan Majapahit di Museum Trowulan
Museum Trowulan terletak di Jl Pendopo Agung, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jatim.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Surya, Dodo Hawe
TRIBUNNEWS.COM, MOJOKERTO - Museum Trowulan terletak di Jl Pendopo Agung, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jatim.
Museum ini merupakan museum arkeologi yang dibangun untuk menyimpan berbagai artefak dan temuan arkeologi di sekitar Trowulan.
Sekaligus tempat Museum Trowulan ini juga berada di lokasi bersejarah terpenting di Indonesia yang berkaitan dengan sejarah kerajaan Majapahit.
Di Trowulan ini banyak terdapat peninggalan Kerajaan Majapahit yang sekarang menjadi situs dan tempat wisata sejarah yang menarik.
Kebanyakan dari koleksi museum ini berasal dari masa kerajaan Majapahit, akan tetapi koleksinya juga mencakup berbagai era sejarah di Jawa Timur, seperti masa kerajaan Kahuripan, Kediri, dan Singhasari.
Museum ini terletak di tepi barat kolam Segaran. Museum Trowulan adalah museum yang memiliki koleksi relik yang berasal dari masa Majapahit terlengkap di Indonesia.
Awalnya lokasi ini merupakan kebutuhan mendesak untuk mencegah penjarahan dan pencurian artefak dari situs Trowulan.
Itu sebabnya di lokasi ini dibangun semacam gudang penyimpanan sederhana yang akhirnya berkembang menjadi Museum Trowulan.
Museum ini didirikan oleh Henri Maclaine Pont, seorang arsitek Belanda sekaligus seorang arkeolog, serta berkat peran Bupati Mojokerto, Kanjeng Adipati Ario Kromodjojo Adinegoro museum ini didirikan dan kini menjadi lokasi wisata bersejarah di Indonesia.
Museum ini secara resmi dibuka pada tahun 1987. Bangunan museum ini mencakup lahan seluas 57.625 meter persegi, bangunan ini menampung koleksi Museum Trowulan lama serta berbagai arca batu yang sebelumnya disimpan di Museum Mojokerto.
Kini museum tidak hanya menyimpan dan memamerkan peninggalan arkeologi dari masa Majapahit, tetapi juga menampilkan berbagai temuan arkeologi yang ditemukan di seluruh Jawa Timur.
Mulai dari era raja Airlangga, Kediri, hingga era Singhasari dan Majapahit.
Di antara koleksi museum ini terdapat salah satu koleksi terkenal, yakni arca raja Airlangga yang digambarkan sebagai dewa Wishnu tengah mengendarai Garuda, dari Candi Belahan.
Sebuah arca bersayap yang dianggap sebagai perwujudan raja Blambangan legendaris, Menak Jinggo.
Bagian dari bangunan candi yang ditemukan dari situs di Ampelgading Malang.
Sebuah patung yang menggambarkan kisah Samodramanthana, atau "Pengadukan Lautan Susu" yang terukir sangat indah.
Selain ada Museum di kawasan Kecamatan Trowulan juga banyak dijumpai berbagai lokasi wisata sejarah peninggalan Kerajaan Majapahit.
Selain terdapat peninggalan Majapahit, di kawasan itu juga terdapat wisata religi yakni Makam Troloyo tempat Kakek Sunan Ampel yang dikenal denga nama Sayyid Muhammad Jumadil Qubro, atau Syech Jumadil Kubro dimakamkan.
Makam Troloyo merupakan tempat pemakaman Islam kuno Syech Jumadil Kubro yang kalau ditilek dari yang tertulis di batunisan menunjukkan tahun 1350 sampai 1478 di masa pemerintahan Majapahit.
Dari keberadaan prasasti batunisan tersebut dapat diketahui tentang asal muasal pertama kali masuknya Islam di Pulau Jawa yang diperkirakan berada di pusat kota pemerintahan Majapahit.
Makam Troloyo itu juga jadi salah satu tempat yang paling banyak dikunjungi peziarah dari dalam maupun luar Jawa.
Makam Troloyo juga menjadi andalan Kabupaten Mojokerto sebagai wisata religius. (*)