Harus Ada Regular Flight Denpasar-Wakatobi, Alirkan Wisman ke Wakatobi
Spirit besar Indonesia Incorporated yang terus digaungkan Menpar Arief Yahya terus bergulir di lapangan.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, WAKATOBI – Spirit besar Indonesia Incorporated yang terus digaungkan Menpar Arief Yahya terus bergulir di lapangan.
Menhub Budi Karya Sumadi tergolong yang sangat getol berkolaborasi dengan Kemenpar untuk mendorong pencapaian target 20 juta wisman di 2019, melalui air connectivity. Kedua menteri ini saling menyadari, seats capacity penerbangan menuju tanah air, kurang 4 juta tempat duduk di tahun 2017 ini.
"Saat ini konektivitas di Wakatobi masih minimalis. Saya ajak Direktur Garuda Indonesia dan ASDP ke Wang Wangi, mendarat ke Matahora Airport untuk langsung berdiskusi dengan pemerintah daerah. Supaya ditemukan solusi yang tepat dan cepat, membangun konektivitas di sector Pariwisata," papar Menhub Budi Karya.
Janji direct flight Bali-Denpasar ke Matahora-Wakatobi itu sudah disampaikan saat Menpar Arief Yahya bersama Menhub Ignatius Jonan –waktu itu, peresmian bandara itu--. Juga sudah diulangi berkali-kali setiap ada kesempatan Menpar Arief Yahya bertemu Garuda Indonesia.
“Sekarang sudah ada chartered flight dari Denpasar dengan pesawat kecil ke Pulau Tomia. Tapi belum regular. Maka, harus ada regular flight Denpasar-Wakatobi, untuk mengalirkan wisman ke Wakatobi,” kata Arief Yahya.
Di berbagai momentum, Menpar Arief Yahya selalu menyebut, pengembangan destinasi pariwisata itu rumusnya ada 3 hal yang kritis. Atraksi, Akses, Amenitas.
“Atraksi saya tidak pernah meragukan Wakatobi. Hanya Akses dan Amenitas yang harus didorong, karena itu terima kasih Pak Menhub Budi Karya, supportnya untuk pariwisata luar biasa,” ungkap Mantan Dirut PT Telkom ini.
Langkah Menhub Budi Karya ini, konkret dan akan memperkuat dan mempercepat implementasi connectivity Wakatobi, satu dari 10 destinasi prioritas yang sering disebut 10 Bali Baru itu.
“Kapasitas transportasi ke Wakatobi untuk mendukung peningkatan jumlah wisatawan ke Wakatobi akan terus diperbesar, karena itu atraksi wisata di Wakatobi juga harus diperkuat,” ujar Menhub Budi saat kunjungan kerja ke Wakatobi, Sabtu 18 Februari 2017.
Menhub Budi tidak sendiri terbang ke WangiWangi. Dia mengajak top manajemen operator sektor transportasi yaitu Direktur Komersial Garuda Indonesia, Agus Toni Soetirto, dan Direktur Utama PT ASDP Faik Fahmi untuk bertemu dengan Bupati Wakatobi Arhawi, dan langsung membahas rencana pengembangan bandara dan pelabuhan untuk mendukung peningkatan jumlah wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Wakatobi.
Menhub bersama rombongan melakukan tinjauan ke bandara Matahora dan pelabuhan Wanci. Pertemuan itu menghasilkan beberapa kesepakatan. Menhub Budi mengatakan, sudah ada beberapa kesepakatan antara Kemenhub, operator transportasi, dan pemerintah daerah untuk mensupport transportasi dan memajukan potensi pariwisata di Wakatobi.
Menhub menegaskan akan merealisasi rute penerbangan dari Bali menuju Wakatobi. Menjadikan Bali sebagai tourism hub, yang kemudian didistribusikan ke berbagai destinasi penting di tanah air. Wisatawan yang ke Bali sudah banyak, dan itu bisa dengan cepat menarik wisatawan ke Wakatobi.
"Konsepnya crowd attrach crowd. Di mana ada keramaian (Bali) yang dihubungkan, nanti keramaian lainnya akan datang (Wakatobi). Atas dasar itu kita buat konektivitas dari Bali ke Wakatobi," ujar Budi Karya.
"Sudah ada kesepakatan antara pemkab Wakatobi dan Garuda, bahwa nanti pemkab berniat memberi subsidi, dan Garuda memastikan akan terbang ke sini. Sekitar bulan April mudah-mudahan Garuda sudah mulai beroperasi, bisa 2x seminggu atau 3x seminggu tergantung kebutuhan," jelasnya.
Untuk mendukung tersebut, Kemenhub akan membantu mengoptimalisasi sisi udara bandara, diantaranya, menambah ketebalan (pcn) landasan, dan memperpanjang runway bila diperlukan.
"Pcn nya sekarang masih dibawah 25. Perlu dioverlay menjadi 35 sampai 38. Lalu antisipasi Boeing 737 yang hendak mendarat di sini, kita akan tambah runwaynya menjadi 2400 meter," tuturnya.
Saat ini Bandara Matahora memiliki fasilitas runway 2000x30 m2 yang bisa didarati pesawat jenis ATR 72-500. Ke depan, Menhub Budi akan menyambungkan penerbangan dari Bali, Wakatobi, dan Toraja.
Ketiganya merupakan destinasi pariwisata andalan Indonesia.
"Nanti kita akan selesaikan bandara Pontiku di Toraja kurang lebih 6 bulan dengan kapasitas ATR. Nantinya akan terjadi suatu kombinasi penerbangan yang menarik. Dari Bali dengan culture, Wakatobi unggul di nature dan wisata bahari, dan Toraja yang magis dan mengkombinasi antara alam dan budaya," harapnya.
Selain penerbangan, Menhub Budi juga mengungkapkan akan mengoptimalkan angkutan penyeberangan di Wakatobi.
"Wakatobi kan terdiri dari 4 pulau, Wangi-wangi Kaledupa Tomia dan Binongko. Tidak boleh ada yang tidak terkoneksikan dari 4 pulau besar itu. Makanya saya ajak Dirut ASDP untuk membahas bagaimana konektivitas ini bisa terjadi menggunakan angkutan penyeberangan," ujarnya.
Menhub meminta ASDP untuk melakukan studi terkait kemungkinan ASDP untuk beroperasi melayani angkutan penyeberangan di beberapa pelabuhan di Wakatobi, termasuk di pelabuhan Wanci.
"Saya minta ASDP melakukan studi. Pertama studi trafiknya, dan seterusnya studi mengenai pelabuhan-pelabuhan yang ada (di Wakatobi). Kalau trafik belum banyak, kita cari alternatif lainnya. Ya studinya paling cepat 1 bulan sampai 6 bulan," tuturnya.