Wisata Unik! Pengunjung Bisa Berburu Harta Karun di Pulau Ini
Benda-benda peninggalan bekas Perang Dunia ke II (PD II) masih banyak tersebar di wilayah Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara. Sebagian besar benda-b
TRIBUNNEWS.COM - Benda-benda peninggalan bekas Perang Dunia ke II (PD II) masih banyak tersebar di wilayah Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara. Sebagian besar benda-benda tersebut dalam keadaan tertimbun tanah.
Masyarakat di Pulau Morotai memercayai jika benda-benda peninggalan PD II ini jumlahnya tidak sedikit. Banyak warga bahkan turis yang datang ke Pulau Morotai untuk ikut berburu "Harta Karun" bersama masyarakat.
Benda-benda yang telah ditemukan oleh masyarakat terutama Kelompok Pemerhati PD II Morotai kemudian dikumpulkan. Benda-benda tersebut sebagian disimpan di Museum PD II Morotai yang berada di Desa Juanga, Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai.
Benda-benda tersebut diantaranya beberapa perlengkapan logistik bekas tentara Sekutu dan Jepang, seperti panci, wajan, dan sebagainya. Ada juga beberapa senjata seperti senjata mesin laras panjang jenis SMB 12.7, rudal, bazoka, berikut amunisinya.
Beberapa granat pun juga disimpan di tempat tersebut. Ada juga Dog Tag (Tag berbentuk lempengan besi yang diberi nama sebagai tanda pengenal dan menjadi gantungan kalung) dari beberapa tentara dan uang koin Amerika Serikat, Australia serta Jepang yang terpajang dengan display terbuat dari kaca.
Sayang, museum tersebut kondisinya sangat memprihatinkan. Tampak luar, tepatnya di halaman, banyak sampah bekas rontokan dedaunan yang membuat kotor.
Di dalam museum pun kondisinya juga menyedihkan. Atap-atap museum sudah banyak yang bocor, sehingga tak sedikit air hujan menggenangi lantai museum. Aromanya pun tak layak untuk dikunjungi para wisatawan.
"Ini sebagian (benda-benda bekas peninggalan PD II) ada disini. Museumnya memang tidak terawat jadi harap maklum," kata Muhlis Eso salah seorang Pemerhati PD II Morotai kepada Tim Ekspedisi Terios 7-Wonders Wonderful Moluccas saat berkunjung ke museum pada hari ke lima petualangan menngeksplor keindahan Maluku Utara, Rabu (19/7/2017).
Tak berlama-lama disana, Muhlis kemudian mengajak tim ke Museum Mini PD II Morotai yang dibangung oleh Komunitas Pemerhati PD II Morotai secara swadaya di Desa Daruba, Kecamatan Morotai Selatan.
Museum mini tersebut adalah museum pertama yang menyimpan benda-benda bekas peninggalan PD II sebelum Museum PD II Morotai dibangun.
Museum ini terlihat sangat sederhana. Ukurannya sekitr 4x4 meter dan dindingnya terbuat dari bambu berbalut seng serta atapnya juga menggunakan seng. Meski begitu, banyak sekali benda-benda peninggalan PD II yang masih tersimpan disana.
"Ya memang kami masih simpan disini. Tapi bukan dijadikan koleksi pribadi. Ini kami kumpulkan agar masyarakat tahu jika di Morotai ada sebuah sejarah PD II. Kalau di Museum PD II saya khawatir ada yang mencuri. Dulu saja pada 2013 beberapa Dog Tag juga dicuri," kata dia.
Tim pun kemudian melihat-lihat dan mengabadikan benda-benda yang ada di museum mini itu. Beberapa orang dari tim juga sempat bertanya-tanya mengenai cara pencarian benda-benda tersebut.
Untuk semakin memperjelas jawaban, tim pun diajak untuk mencari benda-benda peninggalan PD II Morotai yang masih banyak tersebar di berbagai wilayah dan masih tertimbun tanah.
Muhlis pun membawa beberapa peralatan untuk mendukung pencarian. Diantaranya dua buah besi sepanjang 1 meter yang dikaitkan di sebuah kayu persegi untuk pegangannya.
Satu lagi yang di bawa Muhlis yakni sebuah linggis yang cukup berat. Linggis ini nantinya digunakan untuk menggali tanah jika ia atau pun tim menemukan sesuatu di dalam tanah.
Tim akhirnya bertolak ke salah satu hutan yang biasa masyarakat setempat menyebut Hutan Amerika, di Desa Jobela, Kecamatan Morotai Selatan. Tak jauh dari kediaman Muhlis.
Bukan tanpa sebab masyarakat menyebut nya Hutan Amerika. Di hutan ini banyak terdapat beberapa logistik milik tentara Amerika.
Tim pun kemudian langsung mencari harta karun sisa PD II karena sudah mulai petang.
"Kalau saat menusuk tanah ada bunyi aneh seperti besi atau kaca berarti ada sesuatu disana. Besinya angkat saja. Terus ujungnya dicium dan dilihat. Kalau warnanya keperakan berarti ada benda jenis perak. Kalau kuning bisa jadi kuningan atau tembaga," ujar Muhlis.
Tak disangka, hanya beberapa menit setelah pencarian harta karun dimulai, tim pun ada yang menemukan benda-benda tersebut.
Salah satu yang tim temukan yakni sebuah sendok teh kecil dan uang koin Amerika 2 1/2 dolar serta beberapa bekas botol minuman beralkohol milik tentara Amerika buatan antara tahun 1942 hingga 1944.
Benda-benda yang tim temukan itu kemudian di kumpulkan untuk dipresentasikan dan dipajang saat akhir petualangan dengan menggelar pers conference di D'Aloha Resort dan setelah itu dikembalikan untuk disimpan di museum.
Jika traveler atau pecinta sejarah dunia datang ke Pulau Morotai, maka sempatkanlah untuk mencoba berburu harta karun di pulau ini.
Traveler atau pecinta sejarah dunia yang memang bisa mendapatkan benda-benda sisa PD II Morotai pada saat berburu harta karun di wilayah Morotai dan nantinya bisa dibawa pulang sebagai cindera mata. Tentunya, barang tersebut akan didata terlebih dahulu.