Sambutlah Festival Seni dan Budaya Melanesia Nusantara 2018
Festival Seni dan Budaya Melanesia Nusantara 2018 rencananya dilaksanakan bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional.
Penulis: Y Gustaman
“Usai prosesi ini dilanjutkan dengan membentangkan spanduk yang bertuliskan “Dari Melanesia Untuk Indonesia Raya” sebagai tanda peluncuran Festival Melanesia Nusantara 2018,” terang Matias dalam keterangannya kepada redaksi.
Matias mengatakan Festival Seni dan Budaya Melanesia ini bertujuan mengangkat seni dan budaya lokal untuk memperkuat kebhinnekaan serta semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
“Wilayah Indonesia Timur itu tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga memiliki budaya lokal (local wisdomnya) yang sangat potensial. Dan ini harus diberdayakan agar memberi warna perekat serta kecitaan bagi bangsa ini,” ujar dia.
Sementara itu, musikus senior asal Manggarai, Flores NTT, Ivan Nestorman mengatakan acara festival ini akan diisi dengan parade kolosal seniman dan budayawa Indonesia yang berasal dari Papua, Maluku dan NTT.
Momen tersebut sekaligus menunjukkan eksistensi seni dan budaya melanesia di tiga wilayah timur Indonesia di pentas nasional.
“Ini ajang etalase seniman dan budayawan Indonesia Timur. Semua pengisi acara nanti adalah putra-putri daerah dari kawasan Melanesia di Indonesia Timur,” tandas Ivan penuh semangat.
Di tempat yang sama, musisi asal Maluku, Glenn Fredly menekankan perlunya mengangkat seni dan budaya ini sebagai bagian dari pergaulan anak-anak melaneal sehingga tetap terjaga nilai-nilai seni dan budaya Indonesia dalam berbagai tantangan perubahan zaman.
"Packaging konsep event festival ini akan mengikuti gaya anak jaman now dan perilaku anak muda melaneal sehingga tidak saja akan melibatkan diaspora Tiga Batu Tungku di Jakarta dan sekitarnya tetapi menjadi bagian dari hajatan anak muda melaneal di Jakarta saat ini,” tutur Glenn.
Tokoh-tokoh senior seperti Komarudin Watubun dan Gabriel Mahal sepakat Festival Melanesia ini harus menjadi sarana komunikasi yang membangkitkan rasa cinta akan budaya lokal sekaligus memupuk kebanggaan sebagai satu bangsa yaitu bangsa Indonesia.
“Saya kira, Festival Melanesia ini sangat penting untuk digelar. Dan sebagai senior, saya memiliki kewajiban moril untuk mensukseskan acara ini demi lahirnya generasi-generasi baru yang tetap mencintai seni dan budaya bangsanya,” ucap Komarudin.
Sementara pemerhati Budaya, Gabriel Mahal menekankan pentingnya mengangkat seni dan budaya lokal sebagai bentuk diplomasi generasi melaneal dalam merajut semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
“Karnaval Tiga Batu Tungku dan Festival Melanesia ini harus menjadi sarana komunikasi budaya yang merekatkan rasa memiliki dan cinta akan budaya yang tersebar diseluruh nusantara,” tandasnya.
Selaku koordinator Komunitas Tiga Batu Tungku, Matias Mboi yang sudah melalang buana sebagai event organizer berbagai event nasional maupun internasional menyatakan kesiapannya untuk melakukan koordinasi dengan berbagai elemen demi suksesnya kegiatan ini.
“Sebagai putra daerah dari kawasan Tiga Batu Tungku ini, saya siap mengkawal proses kegiatan ini dari sisi manajemen event sehingga kegiatan ini bisa berjalan secara baik, terencana dan terukur,” pungkas Matias menutup kegiatan gala dinner tersebut.