Arief Yahya: Australia Merupakan fokus Pasar Wisatawan Mancanegara ke Indonesia
Berbagai cara dilakukan Kementerian Pariwisata untuk mempromosikan Wonderful Indonesia. Salah satunya dengan mengikuti pameran Routes Asia 2018
Editor: Toni Bramantoro
Kemenpar menetapkan target wisman asal Australia sebesar 1.350.000 untuk 2018. Untuk mencapai target kunjungan wisman tersebut, Kementerian Pariwisata melakukan strategi kerja sama airlines. Salah satunya dengan mengikuti pameran Routes Asia 2018 di Brisbane, Australia.
Selain keikutsertaan dalam ajang itu, Indonesia juga terus meningkatkan daya saing pariwisata secara internal. Tujuannya agar mampu menjaring lebih banyak wisatawan berkualitas ke Tanah Air.
Tahun ini, pariwisata Indonesia mengusung tema pengembangan "Digital Destination & Nomadic Tourism" yang diharapkan bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan khususnya Australia.
Menurut Menpar tema Digital Destination & Nomadic Tourism sangat relevan untuk diterapkan. Sebab, zaman telah memasuki era digital. Untuk itu, pihaknya fokus mengembangkan destinasi digital. Yakni, destinasi yang menarik perhatian di dunia maya, viral di media sosial, dan mendatangkan hits tinggi di Instagram.
Berdasarkan survei sebanyak 63% dari seluruh perjalanan dicari, dipesan, dibeli, dan dijual secara online, sedangkan 50% dari seluruh penjualan perjalanan secara online melibatkan lebih dari 1 perangkat.
Oleh karena itu Tourism Digital menjadi salah satu program prioritas utama Kemenpar pada 2018 untuk mewujudkan 17 juta wisman pada tahun ini dan 20 juta wisman pada 2019.
Kemenpar juga mendukung lahirnya sejumlah destinasi digital yang diciptakan oleh para anak muda generasi milenial yang kreatif yang tergabung dalam GenPI (Generasi Pesona Indonesia).
Adapun destinasi digital tersebut yakni, Pasar Pancingan Lombok, Pasar Mangrove Batam, Pasar Karetan Kendal, Pasar Siti Nurbaya Padang, Pasar Tahura Lampung, Pasar Kaki Langit Yogyakarta, dan Pasar Baba Boen Tjit Palembang.
Menpar juga mengembangkan Nomadic Tourism sebagai solusi sementara pengembangan destinasi wisata yang meliputi 3A yaitu atraksi, aksesibilitas, dan amenitas. Untuk melengkapi tiga komponen ini di sebuah destinasi, bukanlah pekerjaan yang gampang. Karena, perlu proses dan waktu yang lama.
Berbagai hal yang dilakukan tersebut diharapkan mampu mendatangkan lebih banyak wisatawan berkualitas ke Indonesia khususnya dari Australia sebagai salah satu negara fokus pasar yang potensial.