Bangkitkan Pariwisata, Perjalanan Wisata Pengenalan kembali Digelar di Lombok
Sektor pariwisata perlu dibangkitkan kembali yang lesu akibat pandemi. Perjalanan wisata pengenalan digelar di Lombok dengan memperhatikan kesehatan.
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) kembali mengadakan kegiatan "Perjalanan Wisata Pengenalan Bekerjasama Dengan PT AirAsia Indonesia” mengunjungi beberapa destinasi di Lombok pada November 2020 lalu.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka membantu industri pariwisata yang terpuruk akibat pandemic Covid-19, serta membantu pariwisata Indonesia agar bangkit.
Kegiatan ini juga bertujuan mempromosikan dan mempublikasikan destinasi pariwisata dengan penerapan protokol Kesehatan bebasis CHSE di destinasi-destinasi wisata yang ada di Indonesia.
Dalam kegiatan tersebut Kemenparekraf bersama AirAsia mengundang beberapa pembuat opini (Media dan KOL) untuk menjelajah destinasi wisata.
Antara lain menjelajah Kawasan Mandalika, berfoto dengan ratusan Kepiting Pantai yang merambat di karang-karang Pantai Makam Ketapak di Selong Belanak, Lombok Tengah, snorkeling di Gili Trawangan melihat keindahan Meno Wall dan Penyu Raksasa, Instagram moment di Pantai Pink dan Gili Pasir, serta menikmati sensasi spa di Katamaran Resort dan di Purimas Boutique Resort & Spa.
Yang cukup menarik adalah ketika rombongan mengunjungi Desa Wisata Ende, dimana mereka disuguhi minuman tradisional ‘Jamu Kuat’ yang diracik dari kuning telur, jeruk nipis dan rempah-rempah khas Ende.
Disana para peserta juga mencoba Sirih, menikmati pertunjukan Tari Paresean (Tari Perang suku Sasak) dimana di akhir pertunjukan para pembuat opini juga ikut menari Bersama.
Protokol CHSE
Pada kegiatan ini seluruh peserta dipastikan menjalankan dan telah memenuhi syarat protokol kesehatan berbasis berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability).
Bahkan mulai dari peserta berangkat juga dilakukan prosedur Swap PCR test.
Protokol CHSE juga dipastikan dijalankan oleh seluruh industri pariwisata yang terlibat, mulai dari pengaturan jarak untuk penumpang pesawat AirAsia yang hanya diisi sejumlah maksimal 70% dari kapasitas kursi - hingga restoran, destinasi wisata, hotel.
Pemandu wisata juga menjalankan protokol Kesehatan berbasis CHSE, yaitu mengenakan masker, mencuci tangan, pengukuran suhu badan sebelum memasuki suatu tempat, dan menjaga jarak.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio, dalam keterangannya, Sabtu (28/11/2020) mengatakan prioritas kesehatan menjadi hal yang paling utama saat ini, maka pelaksanaan sertifikasi CHSE ini menjadi sangat penting untuk sektor pariwisata khususnya bagi pelaku usaha hotel dan restoran untuk memulihkan kepercayaan wisatawan.
Ia menjelaskan sertifikasi CHSE ini bertujuan untuk memberikan jaminan bahwa produk dan pelayanan yang diberikan sudah memenuhi protokol kesehatan.
Koordinator Pemasaran Pariwisata Regional I Area III Kemenparekraf Bulqis Chairina mengatakan, saat ini kepemilikan sertifikasi CHSE sangat penting untuk pelaku usaha hotel dan restoran untuk meningkatkan kepercayaan wisatawan dalam mengakselerasi pemulihan industri pariwisata domestik.
Kita punya program yaitu Sosialisasi dan Sertifikasi CHSE karena memang jadi satu kegiatan Kemenparekraf. Kita tetap harus mematuhi protokol kesehatan dan harus menyadari bahwa ini (Covid-19) masih belum bisa hilang” tuturnya
dalam acara Jamuan Makan Malam "Perjalanan Wisata Pengenalan Kerjasama Dengan PT AirAsia Indonesia," di Lombok.