Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wisata alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) merupakan satu dari lima Taman Nasional tertua di Indonesia yang hingga saat ini masih eksis untuk para pecinta alam melakukan penjelajahan atau bahkan pendakian.

Kawasan yang luasannya mencapai 24.270,80 hektar ini memiliki banyak potensi, baik pada ekosistem flora maupun faunanya.

Baca juga: Pandemi, Satwa Langka di Gunung Gede Pangrango Bertambah dan Lebih Berani Keluar dari Habitat

Berdasarkan data site monitoring Balai Besar TNGGP, terdapat sekitar tiga jenis satwa dilindungi yang tersebar di kawasan wisata Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Tiga jenis satwa dilindungi itu yakni owa jawa yang jumlahnya terdapat 39 ekor, macan tutul sebanyak 3 ekor dan elang jawa sebanyak 7 ekor.

Baca juga: Pendakian ke Gunung Gede Pangrango Sudah Dibuka, Pengelola Batasi Pengunjung 300 Orang Per Hari

Secara administratif, TNGGP ini mencakup tiga wilayah besar di Jawa Barat yaitu Cianjur, Sukabumi, dan Bogor.

Dalam pengelolaannya sendiri TNGGP dibagi menjadi 15 resort, dengan masing-masing resort mempunyai segmentasi pengembangan berbeda.

Tidak hanya itu, TNGGP juga merupakan hulu dari empat Daerah Aliran Sungai (DAS) utama di Jabodetabek, yakni Cimandiri, Citarum, Ciliwung, dan Cisadane.

Posisinya yang strategis, menjadikan kawasan TNGGP memiliki fungsi penting dalam pemenuhan kebutuhan air bagi masyarakat sekitarnya.

Tingkat curah hujan tahunan di TNGGP juga mencapai 3.000-4.000 mm, menjadikan kawasan yang merupakan hutan hujan tropis ini sebagai sumber air tawar dengan kapasitas 594 milyar liter per-tahun.

Perlu diketahui, jalur pendakian Gunung Gede Pangrango sudah kembali dibuka sejak 5 Maret 2021 lalu, setelah sebelumnya ditutup karena pandemi Covid-19 melanda Indonesia.

Untuk melakukan pendakian, para calon pendaki diwajibkan memesan tiket secara online melalui website resmi booking.gedepangrango.org tiga hari sebelum keberangkatan.

Nantinya, setelah tiket didapat, maka calon pendaki diminta untuk melakukan tes kesehatan sebelum pendakian, di area TNGGP.

Adapun tes kesehatan yang harus dijalankan yakni pengecekan suhu tubuh, tekanan darah, serta pemeriksaan penyakit bawaan.

Selama masa pandemi Covid-19, pihak TNGGP hanya mengizinkan kepada para pendaki untuk melakukan pendakian pada pukul 06.00 WIB hingga 18.00 WIB, lebih dari waktu tersebut tidak diperbolehkan.

-Harga Tiket Masuk-

Untuk pendakian 2 hari 1 malam, biaya setiap orang pendaki adalah sebagai berikut:

WNI (weekday): Rp 29.000,-

WNI (weekend): Rp 34.000,-

Pelajar WNI (weekday): Rp 17.500,- dengan ketentuan harus 10 orang dan menyertakan identitas kartu pelajar/mahasiswa.

Pelajar WNI (weekend): Rp 20.500,- dengan ketentuan yang sama sebelumnya.

WNA (weekday): Rp 320.000,-

WNA (weekend): Rp 470.000.

Seluruh tarif tiket yang tertera di atas sudah termasuk asuransi yang diberikan oleh pihak TNGGP.

Para pendaki juga dibebaskan memilih untuk masuk ke area pendakian, yakni dari Jalur Cibodas atau dekat Kantor Balai Besar TNGGP.

Selanjutnya, jalur Gunung Putri atau dekat Kantor Resort Gunung Putri.

Terakhir, jalur Selabintana atau dekat Kantor Resort Selabintana.

Ketiga pintu masuk tersebut juga menjadi tempat untuk para calon pendaki melakukan penukaran SIMAKSI.

Caption:

Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) yang menyajikan suasana asri saat melakukan pendakian, Selasa (6/4/2021).