Kompleks Candi Pulau Sawah Jadi Destinasi Wisata, Arkeolog: Butuh Penggalian Lebih Dalam
Candi Pulau Sawah diperkirakan dibangun oleh kakek atau ayah dari Adityawarman, penguasa dari kerajaan Melayu.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia memiliki begitu banyak jejak sejarah yang layak untuk digali keberadaannya untuk menjadi bukti adanya 'kisah masa lampau'.
Selain itu, bukti sejarah berupa bangunan peninggalan masa lalu tersebut sebenarnya bisa difungsikan kembali menjadi lokasi wisata sejarah.
Para arkeolog saat ini masih terus menggali keberadaan situs-situs sejarah, termasuk peninggalan kerajaan di masa lalu.
Satu diantaranya yang kini tengah diupayakan penggaliannya adalah candi yang menjadi jejak kebesaran yang ditinggalkan Kerajaan Melayu Dharmasraya di Sumatra.
Perlu diketahui, kerajaan itu memiliki dua kompleks candi yang paling terkenal, yakni Candi Pulau Sawah dan Pulau Roco.
'Kisah' dua kompleks candi ini pun dikaitkan dengan seorang bangsawan Majapahit keturunan Dharmasraya yang bernama Adityawarman.
Ia merupakan sepupu dari Raja Majapahit kedua yakni Sri Jayanegara.
Baca juga: Candi Borobudur dan Pelajaran dari China
Dr. Wahyu Listiani Fani dari Kelompok Riset Epigrafi, Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan bahwa Candi Pulau Sawah diperkirakan dibangun oleh kakek atau ayah dari Adityawarman, penguasa dari kerajaan Melayu yang merupakan anak dari Dara Jingga.
"Bangunan-bangunan candi ini mungkin didirikan oleh kakeknya atau bapaknya dari Adityawarman," kata Dr. Fani, dalam keterangannya, Kamis (25/8/2022).
Ia kemudian menjelaskan, selain digunakan untuk kegiatan keagamaan, kompleks Candi Pulau Sawah ini turut digunakan pula sebagai tempat tinggal masyarakat Kerajaan Melayu.
Menurut catatan para arkeolog, saat ini masih sangat banyak candi yang terdapat di sekitar kompleks Candi Pulau Sawah.
Namun karena terkendala keterbatasan dana dan Sumber Daya Manusia (SDM) seperti tenaga ahli, maka candi tersebut saat ini masih tersimpan di dalam tanah.
Lalu bagaimana cara mengunjungi Candi Pulau Sawah ini?
Nah, bagi kamu yang hobi berwisata sejarah dan ingin mengunjungi Candi Pulau Sawah ini, maka harus masuk ke persimpangan di daerah Sikabau kemudian menuju ke Nagari Siguntur.
Kemudian kamu bisa melanjutkan perjalanan dengan menelusuri jalan lurus hingga menemukan daerah bernama Pulau Tongah.
Selanjutnya, para pengunjung dapat memanfaatkan perahu yang ada di daerah itu untuk bisa melanjutkan perjalanan menuju Kompleks Candi Pulau Sawah.
Menariknya, kamu juga akan disuguhkan pemandangan alam yang sangat indah saat melintasi sepanjang aliran Sungai Batanghari hingga tiba ke lokasi Candi tersebut.
Tentunya hal ini dapat membuat perjalananmu menjadi semakin menarik.
Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan mengungkapkan bahwa hingga saat ini, proses pemeliharaan terhadap kompleks candi di Dharmasraya masih terus berjalan.
Termasuk pembangunan museum di kompleks Candi Pulau Sawah.
Namun terkait proses pemugaran museum, saat ini pihaknya masih menunggu arahan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya.
"Kita menunggu proses pemugaran museum dari Kementerian PU (Pekerjaan Umum) Ditjen Cipta Karya. Karena masih terkendala pandemi (virus corona-Covid-19), tapi insya Allah tahun 2023 nanti," kata Sutan Riska.
Ia pun menekankan, digelarnya Festival Pamalayu Kenduri Swarnabhumi di Dharmasraya, Sumatra Barat memiliki misi penting untuk meluruskan sejarah yang ia anggap sebagai bagian dari sila ketiga Pancasila yakni 'Persatuan Indonesia'.
"Ketika memasuki dunia global dan era digital, maka budaya peradaban adat kita tidak boleh hilang. Maka dari itu, semangat Pamalayu menjadi kekuatan untuk destinasi wisata baru di Jambi dan Sumbar (Sumatra Barat)," pungkas Sutan Riska.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.