Kreatif! Inovasi Kerajinan Perak dari Bara Silver Bawa Budaya Bali Mendunia
Bali banyak melahirkan seniman berbakat, salah satunya adalah sosok Putu Sudiadnyani atau Mami Bara yang mengembangkan kerajinan perak khas Bali.
Penulis: Muhammad Fitrah Habibullah
TRIBUNNEWS.COM - Pulau Bali merupakan destinasi pariwisata di Indonesia yang menjadi primadona di kalangan wisatawan lokal dan mancanegara. Tak heran, pasalnya Bali dibekali dengan keindahan alam serta kebudayaan yang begitu melimpah, seperti karya seni, tari-tarian, hingga upacara adatnya.
Berbicara tentang karya seni, Bali tak pernah kehabisan seniman yang melahirkan berbagai karya. Salah satunya adalah sosok Putu Sudiadnyani atau Mami Bara yang mengembangkan kerajinan perak khas Bali.
Lewat Bara Silver, Mami Bara berhasil membawa karya seni perak khas Bali ke level yang lebih tinggi dan dapat dinikmati keindahannya oleh banyak orang. Desain yang unik serta berbeda dari produk lain memang merupakan ciri khas dari karya-karya Mami Bara.
Sebut saja subeng atau anting-anting khas Bali berbentuk kipas sebesar kuping orang dewasa, kalung, bros, gelang, dan lainnya. Kerajinan yang kreatif dan inovatif ini sukses menarik wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Pulau Dewata dan membeli berbagai produk tersebut.
Inovasi jadi kunci bisnis berkelanjutan
Berdiri sejak 2003, Bara Silver kini menjelma menjadi sebuah galeri untuk mengembangkan dan melestarikan warisan budaya turun-temurun dalam bentuk produk dan aksesoris. Kekayaan desain pada produknya terinspirasi dari alam, mulai dari flora, fauna dan motif khas Bali.
Menariknya, saat baru memulai, Mami Bara membuat produknya sendiri dengan dibantu oleh sang suami yang merupakan pengrajin perak.
Bermodalkan pinjaman dari BRI sebesar Rp20 juta pada 2003, Mami Bara kemudian memberanikan diri merintis kerajinan perak di Desa Celuk yang dikenal sebagai sentra kerajinan perak di Bali.
“Awalnya modal sendiri jadinya pada waktu itu memberanikan diri pinjam sama BRI,” ujar Mami Bara.
Kegigihan dan semangat untuk terus berkreativitas membuat Mami Bara selalu percaya diri untuk mengembangkan produknya. Berkat itulah, ia berhasil mengembangkan berbagai inovasi, seperti karya seni perak yang dipadukan dengan tanduk kerbau, bahan daur ulang, hingga batok kelapa.
Di tangan para pengrajin lokal yang bekerja sama dengan Bara Silver, berbagai bahan baku ini berhasil disulap menjadi karya seni perak bernilai tinggi.
“Produk - produk ini tercipta selain karena mami semangat berinovasi, mami juga semangat kolaborasi dengan UMKM lainnya, misalnya dengan tas rotan dan kolaborasi dengan motif Bali,” ujarnya.
Tetap melangkah di tengah tantangan yang ada
Meski dengan semangat yang tak pernah redup, bukan berarti Mami Bara dan Bara Silver tidak pernah melalui tantangan. Pandemi yang menghantam dunia pada 2020 silam juga diakui Mami Bara mengganggu proses bisnis dari Bara Silver.
Namun, ia mengungkapkan bahwa berkat kolaborasi dengan BRI, bisnisnya justru bisa lebih adaptif dan berkembang sampai sekarang. Salah satu dukungan yang dihadirkan BRI adalah membantu usaha ini untuk tetap bisa menjangkau pembeli di masa sulit di tengah disrupsi teknologi lewat kegiatan pameran online.
“Pada saat pandemi, kita dikasih pembelajaran digital marketing, bahkan sekarang bisa melakukan aktivitas lain sambil berjualan. Selain diberikan pinjaman modal, kita juga dikasih kegiatan lain. Keren banget!” ujarnya.
“Saat itu kami juga diajak mencoba berjualan dengan mengikuti pameran online di BRIianpreneur, jadi meskipun kami tidak langsung datang ke tempat pameran seperti biasa pembeli tetap bisa melihat produk kami secara virtual,” ujar Mami Bara.
Tak patah arang, selain bekerja sama dengan BRI, Mami Bara juga berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk dapat meningkatkan skala bisnisnya hingga lebih luas lagi sambil tetap mempertahankan keunikan dari desain khas Bali pada setiap produknya.
Hasilnya, desain Bara Silver saat ini sudah melanglang buana. Bahkan, Mami Bara pernah menerima pesanan dari istana negara untuk kegiatan kenegaraan hingga dijadikan cenderamata untuk gelaran konferensi G20.
“Sudah 20 usaha kami berjalan dan kami tetap setia bersama BRI. Meskipun usaha sudah berjalan lama, mami tetap harus berinovasi agar tidak kalah dengan pengusaha perhiasan lainnya,” ungkap Mami Bara.
Penasaran bagaimana usaha yang sudah 20 tahun berdiri ini tetap bisa berkembang dan bahkan mendunia di tengah berbagai tantangan yang menerpa?
Saksikan kisah lengkapnya bersama Dion Wiyoko dan Andien yang mengunjungi Galeri Bara Silver lewat Petualangan BRILiaN The Series 3 Episode 4 di kanal YouTube Kompas TV pada link berikut ini.
Jangan lewatkan juga kisah inspiratif lainnya di Petualangan BRILiaN The Series 3 yang akan menghadirkan beragam cerita dari berbagai penjuru di Indonesia.
Ditemani Dion berkeliling ke berbagai tempat di Indonesia, kamu bisa menyaksikan keindahan alam, budaya lokal, dan hal menarik lainnya hanya di Petualangan BRIlian The Series!